Bab 18

Pak Asep menghadap ke arah kakek dan berbicara tentang awal mereka bertemu.

"Terimakasih ya kek, sejak awal sudah mau membantu kita. Kalung sama perhiasan yang saat itu di temukan, kini sudah bisa untuk membelikan rumah anak saya, yang sekarang di tinggali Leon dan Dara. Andai saat itu saya tidak ketemu kakek, pasti kita masih serumah. Yang namanya rumah tangga kan pasti pengin punya rumah sendiri ya kan. "

Ucap pak Asep.

"Terimakasih yah pak, saya malah malu terkadang. Karena saya dan suami belum memiliki rumah, dan masih tinggal dengan kakek. "

Sambung ibu Claudia.

Namanya juga rezeki, pasti masing-masing gak ada yang sama. Ada yang beruntung, ada yang harus mandiri tanpa bantuan orangtua.

"Oh iya ini kan sudah malam. Gimana kalau kalian semua nginep disini. "

Ucap bu Yuli menawarkan untuk menginap di rumahnya.

"Emmm boleh kalo tidak merepotkan. "

Jawab bu Claudia.

"Tentu saja tidak. Mari aku tunjukkan kamar yang kosong. "

Bu Yuli mengantarkan ibu Claudia untuk melihat kamarnya, kebetulan ada tiga kamar kosong, satu untuk kakek, satu untuk Dara dan Leon, dan satu lagi untuk ayah dan ibu Dara.

*****

Pagi kemudian.

Mereka semua bangun, bu Yuli menyiapkan sarapan di meja makan untuk mereka semua yang ada di rumahnya.

"Ayo kita makan, ini yang masak menantu saya loh. "

Lirik bu Yuli menuju ke arah Dara.

"Ah ibu mah. Dimakan yah semua, maaf kalo gak enak. "

Ucap Dara.

Mereka semua mencicipi hidangan yang sudah di sediakan oleh bu Yuli.

Keluarga Dara dan Leon tak mau melewatkan waktu bersama nya, mereka pun pergi berlibur setelah makan.

Mereka mengunjungi salah satu tempat wisata yang banyak terdapat berbagai macam flora dan fauna. Bu Yuli dan bu Claudia sangat menyukai bunga warna-warni yang ada di situ, termasuk mawar putih, mawar fuchia, dan mawar kuning. Sangat indah pemandangan disitu.

Mereka juga berfoto-foto di tempat itu.

Disana juga terdapat banyak sekali binatang-binatang seperti merak, ular, ikan, aneka burung warna-warni dan yang lainnya.

Mereka semua menikmati waktu bersamanya sebelum kakek, ayah dan ibu Dara pulang ke kampung halaman.

Setelah seharian liburan, mereka bertiga pamit pulang. Dara dan Leon juga mengantarkan mereka ke stasiun untuk menaiki kereta.

********

Dua tahun kemudian.

Leon membuka social media di laptop mininya yang biasa dia bawa di tempat kerjanya.

Dara mengintip Leon dari belakang dan mengelus pundak Leon.

"Kamu liat apa sayang....? "

Tanya Dara dengan senyuman yang manis, tangannya menyentuh pundak Leon memberikan rasa nyaman.

Leon pun melirik ke arah Dara dan menjawab pertanyaannya.

"Ini sayang, temenku baru saja menjadi gelar seorang ayah, dia menimang anaknya dengan sangat lucu. Bayinya juga imut sekali. "

Ucap Leon.

"Maaf ya sayang, aku belum bisa kasih kamu buah hati yang lucu seperti itu. "

Jawab Dara sambil menunduk, diapun menurunkan tangannya dari pundak Leon.

"Gak papa sayang, yang penting kita sudah berusaha. Mungkin Tuhan meminta kita untuk bersabar lagi. Pasti Tuhan akan kasih kita anak, hanya saja ini belum waktunya. "

Kata Leon sambil menarik kembali tangan Dara untuk tetap merangkul pundaknya.

Dara merasa tidak sempurna menjadi wanita, dia sempat mengira dirinya mandul dan tidak bisa memberikan Leon anak, tapi Leon tak pernah mengeluh tentang hal itu, karena dia percaya takdir. Mungkin saat ini mereka belum di takdirkan untuk mempunyai anak.

Setiap mereka pergi berdua, mereka selalu menemui orang yang menggendong anaknya, bahkan mereka sering melihat sepasang anak muda yang sedang berbahagia mendorong anaknya dengan trolly. Terasa begitu lengkap jika di tengah mereka sudah hadir seorang anak.

Dara bertanya kepada salah satu temannya, untuk mengikuti program hamil. Kebetulan teman Dara adalah seorang bidan yang mengetahui tentang peranakan.

Dara mengajak Leon untuk mengikuti program hamil. Mereka mencoba mengikuti apa saja yang di sarankan oleh banyak orang, agar bisa menghasilkan sebuah keturunan.

Dara juga mengkonsumsi beberapa obat herbal yang di sarankan untuk menyuburkan kandungan Dara.

Ada salah satu teman Leon yang menyarankan untuk mengkonsumsi kurma muda. Dia bilang, temannya ada yang pernah makan kurma muda itu, dan dalam waktu satu bulan ternyata hasilnya juga positif hamil.

"Leon. Coba deh istri kamu disuruh makan kurma muda. Temenku ada yang sudah tiga tahun belum memiliki anak, dan setelah konsumsi itu, dia positif hamil. "

Ucap salah satu teman kantor Leon.

Leon mengerutkan keningnya.

"Kurma muda?? Yang masih mentah kan...? "

Ucap Leon.

"Iya Leon, seperti ini nih. "

Jawab teman Leon dengan menunjukkan sebuah gambar di HP nya.

"Ini kan mentah, pasti gak enak dong rasanya. Gimana cara makannya..? "

Tanya Leon.

"Biar gak begitu pahit dan asam, mending di blender, terus di kasih gula. "

Jawab teman Leon.

Leon berencana akan mampir ke tempat yang menjual kurma muda dan mencoba buah zuriat juga sepulang kerja.

Demi mendapatkan keturunan, Leon mau melakukan apa saja untuk istrinya.

********

Semenjak nikah, kerjaan Dara hanya berada di rumah. Dia hanya menjadi ibu rumah tangga. Mungkin jika sudah punya anak, Leon akan menyediakan pembantu rumah tangga, agar Dara tidak terlalu cape.

Sudah dua tahun menikah, tentunya ibu mertua juga menginginkan cucu dari menantunya. Apalagi Leon anak semata wayang, bu Yuli hanya berharap kepada Leon untuk mendapatkan cucu.

"Pah, anak kita menikah sudah dua tahun loh pah. Tapi kenapa Dara belum hamil juga yah. Apa jangan-jangan Dara mandul yah pah. "

Ucap bu Yuli kepada pak Asep yang sedang sama-sama duduk di ruang tamu.

"Hus jangan sembarangan ngomong begitu, sabar dulu lah, mungkin belum waktunya kita punya cucu. "

Jawab pak Asep mendinginkan suasana.

"Apa mereka berdua punya rencana untuk tidak memiliki momongan dulu..? Tapi gak mungkin deh, anak kita kan kaya, kalo repot juga bisa sewa baby sister, ya kan pah.?? "

Tanya bu Yuli lagi.

"Kita do'akan saja untuk mereka, supaya bisa cepat punya momongan. "

Jawaban pak Asep lagi-lagi mendinginkan.

Ibu Yuli berfikir bahwa Dara mandul dan tidak bisa memberikan anak untuk Leon, anak semata wayangnya. Jika selama tiga tahun bahkan lima tahun Dara belum juga mempunyai anak, bu Yuli berencana akan meminta Leon untuk menikah lagi, karena baginya anak adalah penerus. Tanpa kehadiran sang buah hati, dimasa tua mereka tidak ada yang merawat, bahkan ketika sakit tak ada yang peduli. Harta keluarga mereka banyak, tentunya mereka akan mewariskan hartanya untuk anak-anaknya.

Dara juga terkadang khawatir dengan dirinya yang tak kunjung hamil, padahal dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa hamil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!