Bab 4

Dari lima cucu kakek, Dara adalah cucu yang paling di sayang oleh kakek, sehingga terkadang membuat iri cucu yang lain.

Tia adalah cucu pertama kakek, terkadang dia syirik dengan Dara. Apa yang dimiliki Dara selalu Tia ambil dari kecil, sampai dewasa pun sifat itu masih ada di dalam diri Tia.

Kakek diam-diam membelikan baju untuk Dara, tanpa orang lain ketahui.

Tapi hal itu ternyata diketahui oleh Tia yang tiba-tiba muncul saat kakek membelikan baju untuk Dara.

"Liat saja nanti, pasti bakal aku sobek bajunya. Salah siapa beli baju cuma buat Dara."

Ucap batin Tia sambil menengok ke arah Dara.

Tia menunggu Dara keluar dari rumah dan berencana akan merusak baju Dara dari kakek.

"Heran aku tuh, padahal lebih cantik aku tapi kenapa yang di sayang cuma dia sih."

Ucap batin Tia lagi.

Sepertinya kakek tau rencana yang ada pada otak Tia. Kakek meminta Dara untuk menyimpan baju itu di tempat yang orang lain tidak tau.

Kakek membelikan baju itu karena dia sudah sangat dekat dengan Dara, dia membelinya di sebuah toko mewah dengan uang tabungan sendiri.

Kakek ingin Dara memakai baju itu saat bertemu dengan Leon, anak Pak Asep. Karena kemaren pak Asep memberi kabar kakek bahwa dia akan datang lagi bersama Leon dan istrinya 3 hari lagi.

Semakin hari rumah Kakek semakin ramai saja. Banyak orang yang minta berobat kepada kakek, tetapi kakek tak pernah mau menerima pembayaran dari orang-orang yang datang. Tak heran jika banyak yang menyukai pribadi kakek, dan menjadikan kakek sebagai saudaranya, karena kakek sudah menolong orang-orang yang membutuhkan kesembuhan.

Hari ini dia kedatangan tamu dari Tasikmalaya, jauh-jauh dari sana hanya untuk mengobati anaknya yang tiba-tiba tidak bisa berbicara.

Kakek bilang anak itu terkena guna-guna pacarnya, karena kata-kata anak itu suka menyakiti hati pacarnya, sehingga pacar dia membalasnya dengan membawakan fotonya ke dukun yang jahat, dan membuat si wanita itu tidak bisa bicara lagi.

"Kek, apa anak saya masih bisa di sembuhkan...? Sebelumnya anak saya bisa bicara pak, tetapi semalaman dia di kamar merasa kesakitan pada bagian lehernya, dan paginya dia tidak bisa berbicara. Kakek tau apa penyebabnya...,?"

Tanya Johan, orang dari Tasikmalaya.

"Dari mana anda tau tempat ini...?"

Tanya kakek Irwan.

"Saya mengetahuinya lewat orang yang pernah di sembuhkan penyakitnya oleh kakek Irwan."

Jawab pak Johan.

"Bukan saya yang menyembuhkan, tetapi allah yang menyembuhkan lewat saya."

Ucap kakek.

Kakek memandangi wanita yang tidak bisa berbicara itu dengan doa. Di mata kakek, dia melihat ada seseorang yang sengaja menjahati anak itu, yaitu pacarnya sendiri.

"Pak Johan, anak bapa masih bisa sembuh."

Ucap kakek Irwan.

"Serius kek. Lalu apa penyebabnya."

Tanya Pak Johan penasaran.

"Kalau sudah sembuh saya minta anak bapa agar tidak berbicara sembarangan, terutama yang membuat orang lain merasa sakit hati."

Pinta kakek Irwan.

Mendengar kata-kata pak Irwan, wanita yang tidak bisa berbicara itu menganggukkan kepalanya.

Yang selalu ditanyakan pasien ketika berobat kepada kakek Irwan pasti siapa orangnya yang membuat penyakit.

Kakek memegang leher wanita itu dengan doa.

Kakek berharap wanita itu bisa sembuh dengan pertolongan yang dia berikan. Kakek juga meniupkan doa di gelas yang berisi air putih.

Setelah menyentuh leher wanita itu dengan doa. Kakek meminta wanita itu agar meminum air yang sudah di tiupkan sebuah doa.

"Ayo di minum. Setelah minum air ini kamu tidur selama setengah jam. Mau dikamar cucu saya...?"

Tanya kakek.

"Boleh deh pak. Emang boleh anak saya tidur di kamar cucu bapak."

Tanya Pak Johan.

"Boleh saja, tapi kamar cucu saya barangkali berantakan saya minta maaf yang sebesar-besarnya."

Jawab kakek Irwan.

"Yasudah gak papa kek."

Jawab pak Johan.

Kakek Irwan mengantarkan anak Pak Johan ke kamar Dara, yang kebetulan sudah dibereskan dengan rapi, jadi kakek tidak merasa malu.

*****

"Ayah, kapan kita akan ke rumah Kakek lagi...?"

Tanya Leon kepada pak Asep.

"Kamu kenapa nanya gitu. Kamu kangen ya sama Dara."

Tanya Pak Asep mengejek.

"Kayaknya iya deh pak, dari kemarin pengin ketemu terus. Kenapa sih pak dia itu cantik banget. Padahal cucu yang lainnya itu jelek. Udah jelek, sombong lagi. Gak kaya Dara. "

Ucap Leon.

"Kamu serius sama Dara..?"

Tanya Pak Asep.

"Yang penting deket dulu yah, kalo udah deket terus nyaman ya lanjut."

Jawab Leon.

Jika Leon merasa cocok dengan Dara, maka ayah dan ibunya berniat akan melamar Dara secepat mungkin, karena mereka takut, jika Dara ada peminatnya lagi. Apalagi dia cantik dan baik, sudah pasti banyak yang tertarik dengan Dara.

*****

Setelah setengah jam beristirahat di dalam kamar Dara, wanita itu bangun dan bisa berbicara lagi.

"Papah.... aku sudah bisa ngomong lagi pah....."

Ucap wanita itu dari dalam kamar Dara.

Ayahnya yang sedang duduk sambil menikmati secangkir teh yang di sediakan oleh Dara kaget mendengar ucapan anaknya itu. Dia langsung berdiri dan segera menghampiri anaknya itu. Lalu memeluknya.

"Anakku... syukurlah kamu sudah bisa bicara lagi ya nak. Ya allah terimakasih banyak atas pertolonganmu lewat kakek Irwan."

Ucap Pak Johan.

Pak Johan memberikan amplop kepada pak Irwan atas kesembuhan anaknya itu, namun kakek menolaknya karena dia menolong tampa pamrih.

"Maaf pak Johan, bukannya saya menolak rejeki. Tapi saya menolong bapak tanpa mengharapkan imbalan apapun."

Ucap kakek menolak pemberian amplop yang berisi banyak uang.

"Yasudah kalo bapak gak mau, saya kasih cincin batu akik ini sebagai kenang-kenangan. Tolong diterima kek."

Paksa pak Johan.

Setelah lama berbincang, akhirnya pak Johan pamit pulang. Karena perjalanan dia ke rumah juga cukup jauh.

*****

3 hari kemudian.

Tampak dari depan ruang tamu saat tia sedang duduk di depan memegang Hpnya.

Tiga orang keluar dari sebuah mobil mewah yang berwarna biru.

"Waah, siapa itu, kayaknya mereka keluarga kaya deh. Ya ampun anak cowonya ganteng banget."

Ucap batin Tia.

Kemarin saat Leon ke rumah kakek Irwan, dia tidak ada dirumah, jadi ini pertama kalinya Tia melihat Leon dan keluarganya datang ke rumah Kakek Irwan.

Sepertinya Tia mengagumi Leon, anak semata wayang pak Asep dan Bu Yuli. Dia tidak tau bahwa Leon menyukai Dara.

Pak Asep melangkahkan kakinya dan mengetuk pintu rumah Kakek Irwan.

"Permisi, assalamualaikum."

Ucap Pak Asep.

Tia dengan senang hati membukakan pintu.

"Walikumsallam, silahkan masuk."

Sambut Tia dengan senyum.

Bu Yuli dan Leon mengikuti Pak Asep di belakangnya.

"Ya ampun, dia mirip kaya artis korea banget. Udah mancung, sipit, putih lagi, aku sih mau banget jadi pacar dia."

Batin Tia dengan halusinasi.

Kakek rupanya sudah menanti mereka di ruang tengah, sementara Dara sedang menyisir rambutnya dan menjepit dengan jepitan kupu-kupu di rambut bagian belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!