Bab 12

"Kita beli baju couple yukk...! Kamu yang pilih. "

Ucap Leon mengajak Dara untuk memilih baju kembar.

Mereka keluar dari tempat karaoke dan pergi ke butik untuk mencari dan membeli baju couple yang Leon inginkan. Leon ingin Dara mengenakan baju yang sama saat pergi dengan Leon.

"Ini pertama kalinya aku di suruh milih baju sama cowo, sebelumnya gak pernah. Waktu sama Ali juga pernah tuh di beliin baju. Tapi Ali gak pernah ngelakuin kesalahan sedikit apapun dalam hubungan kita. "

Ucap batin Dara kembali mengingat Ali saat masih bersama.

"Emmm... Ini kayanya bagus deh mas. "

Ucap Dara sambil menunjuk baju couple yang berwarna maroon.

Leon mengambil baju itu yang masih tergantung dengan hanger.

"Iya nih, yang ini bagus, udah ambil aja. Kita pilih lagi yah. "

Leon menaruh baju itu di keranjang belanja, lalu meminta Dara untuk memilih baju couple lagi.

"Kan udah milih ini, nanti uang kamu habis gimana. "

Jawaban Dara.

Dia khawatir dengan isi dompet Leon. Karena satu baju couple saja harganya sudah lumayan mahal, apalagi semua baju di situ branded, bermerek dan terkenal bagus.

"Kamu gak usah mikirin isi dompetku sayang, pokoknya kalau kamu suka, aku bahagia. Yaudah kita cari lagi yah baju yang lain. "

Ucap Leon dengan senyum, lalu berjalan lagi dan kembali menggandeng Dara.

Mereka lanjut memilih baju lagi, dan mendapatkan baju couple lagi warna army.

"Awww. "

Kaki Dara tersandung, higheels yang dia pakai rusak di bagian hak.

"Aduh... Kok patah sih. Padahal baru beli sebulan loh ini. "

Ucap Dara sambil menahan rasa malu.

"Udah buang aja. Kita beli lagi yang baru. "

Leon meminta Dara untung membuang higheels yang rusak itu.

"Terus aku jalan gak pake alas kaki gitu...? "

Tanya Dara sedikit bete.

"Kamu tunggu disini yah, biar aku carikan higheels buat kamu. "

Leon meminta Dara untuk menyebutkan nomor higheels nya agar muat dengan kaki Dara.

Leon memilih higheels yang paling bagus dan cocok untuk kaki Dara, harganya juga lumayan bagus.

"Sepertinya ini cocok buat Dara. Aku pilih yang ini aja deh. "

Ucap batin Leon sambil mengambil higheels itu dan segera mengantri di kasir.

Dara menunggu Leon di bawah, dekat dengan eskalator. Dia merasa malu karena setiap orang yang melewati Dara selalu memandangi Dara.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Leon datang juga. Leon memberikan higheels itu kepada Dara beserta goodie bag yang dia dapat dari toko. Leon lupa mencabut harga yang masih menempel pada higheels itu.

"Ya ampun. Kenapa kamu belikan aku higheels semahal ini mas. Kalo aku yang beli, ini sih bisa dapet lima pasang tau. "

Ucap Dara yang syok melihat harga higheels.

"Berapapun harganya, akan aku belikan, asal itu untuk kamu. "

Ucap gombal sang Leon.

Dara mencoba higheels itu. Sangat cocok untuk kakinya, Dara juga suka dan langsung memakainya.

Mereka berdua lanjut berjalan ke tempat berbelanja. Leon memilih beberapa jajanan untuk Dara dan keluarga Dara di rumah.

Dara ketar-ketir dengan kelakuan Leon. Dia takut semua uang yang Leon punya habis, karena dia tau cari uang itu sangat susah.

"Mas, udah yuk kita pulang aja. Udah sore banget nih, takut kakek nyariin. Aku kan keluar rumah gak ijin kakek tadi. "

Pinta Dara untuk pulang.

"Kakek kamu kan pintar, pasti dia tau dong kita lagi dimana. "

Pikir Leon.

"Gak gitu juga kali. Gak semuanya dia bisa menebak sesuatu. Yang namanya manusia tu gak ada yang sempurna. "

Jawab Dara.

Sebenarnya, Leon masih ingin menikmati waktunya bersama Dara, mumpung dia ada waktu banyak hari ini. Tapi karena waktu main mereka sudah cukup lama, terpaksa Leon harus menuruti permintaan Dara untuk pulang.

"Yaudahlah aku turuti saja apa mau kamu, tuan putri kesayangan aku. "

Ucap Leon sambil merangkul pundak Dara dari belakang.

Leon mengabulkan permintaan Dara untuk pulang.

Mereka berdua berjalan menuju ke tempat parkir.

"Sebelum pulang, kita makan dulu yah. "

Tawaran Leon.

"Kalo mas mau makan, aku temenin. Aku gak ikut makan ah, ini aja kamu bawain aku banyak makanan, mau buat apa coba. "

Ucap Dara sambil memegang kantong plastik ditangan kanan dan kirinya, sementara Leon membawa satu kantong yang isinya lebih berat dari bawaan Dara.

"Yaudalah gak usah, daripada harus makan sendirian. "

Jawab Leon.

Mobil yang Leon cari telah di temukan. Dia membuka mobilnya dengan kunci mobil yang ada di tangannya.

Leon meletakkan barang yang dia beli untuk Dara di bagasi mobil.

Di tengah-tengah jalan, tiba-tiba mobil Leon macet. Leon sampe lupa mengisi bensin, saking asyiknya ngobrol dengan Dara selama berada di dalam mobil.

"Waduh, ya ampun sayang, aku lupa isi bensin. "

Ucap Leon sambil menepuk jidatnya perlahan.

"Terus gimana dong mas, mana jauh lagi dari penjual bensin. "

Jawab Dara.

"Aku coba hubungi temenku dulu yah, kamu tenang. Barangkali dia bisa bantu kita. "

Ucap Leon membuat Dara tenang.

Kakek khawatir dengan Dara, karena sampai saat ini mereka belum juga pulang ke rumah. Meskipun kakek bisa menyembuhkan orang sakit, tapi tak sepenuhnya dia bisa mengetahui semua peristiwa yang terjadi di hari ini.

"Kemana sih Dara. Jam segini belum juga pulang. "

Ucap kakek yang sedang menunggu kepulangan cucu kesayangan.

Teman Leon yang dihubungi semuanya sedang tidak ada di rumah, ada yang keluar kota, ke luar negri, dan ada juga yang di rumah tapi tidak ada kendaraan untuk pergi menolong Leon di jalan.

"Duh, gimana yah ini. Mana temen-temenku gak ada yang bisa dihubungi lagi. "

Posisi mereka sekarang berada di jalan dekat pemakaman besar.

"Kamu ngapain lewat sini sih mas. Emang sih ini jalan besar, tapi kamu liat dong, jarang ada orang yang lewat sini. Aku denger di tempat ini tuh rawan orang kecelakaan tau. "

Ucap Dara sedikit ketakutan.

"Mending kita jalan kaki dulu aja, nanti setiba di jalan raya kita naik ojek terus ke pom bensin. Gimana...? "

Ucap Dara lagi.

"Bener juga apa kata kamu. Kenapa gak mikir kaya gitu dari tadi yah. Yaudah yuk, kita gandengan. "

Jawab Leon. Mereka berdua meninggalkan mobil Leon di dekat pemakaman itu, dan berjalan kaki dengan Dara.

*****

Ali meminum alkohol sebanyak 5 botol, hingga akhirnya dia mabuk dan halu. Di bayangan Ali, teman yang ada di sampingnya itu terlihat seorang Dara, diapun memeluk teman laki-laki yang ada di sampingnya itu dan menciumnya.

"Eneng... Abang kangen banget sama eneng Dara.. Kamu putusin dia dan nikah sama aku yuk, kalo keluarga kamu tak merestui cinta kita, lebih baik kita nikah lari. Kamu mau kan sayang. "

Ucapan Ali dalam kondisi mabuk.

Teman laki-laki yang jadi korban itu merasa ilfil dengan pelukan Ali. Hingga mendorong Ali untuk melepaskan pelukannya.

"Gila luh ya, ehh sadar bro sadar. "

Teman Ali menepuk-nepuk pipi Ali.

Tak lama kemudian Ali tidak sadarkan diri, dia pingsan. Farel dan teman yang lain membawa Ali ke dalam kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!