Bab 20

Sambil mendengarkan cerita, Dara mengambilkan secangkir teh manis untuk Leon yang baru saja pulang dari kantornya.

Suasana bete menjadi menyenangkan hanya karena secangkir teh manis yang dituangkan oleh Dara.

"Makasih ya sayang. "

Ucap Leon lalu mengusap rambut Dara.

Hanya Dara wanita satu-satunya yang bisa membuat Leon nyaman. Jika teringat kata-kata Toni, yang menyarankan untuk mencari istri baru agar mendapatkan momongan, rasanya Leon tidak sanggup.

"Sayang.. Kamu gak usah dengerin apa kata orang. Percaya saja sama Tuhan, dia maha adil dan maha memberi. Yang penting kita sudah berdoa dan berusaha. "

Ucap Dara sambil memijat pundak suaminya yang baru saja menikmati teh manis hangat.

Pikiran Leon yang tadinya negatif menjadi positif. Orang-orang hanya mengira bahwa hanya wanita yang bisa mandul, meskipun sebenarnya laki-laki juga bisa mandul dan tidak bisa mempunyai anak, tetapi yang paling sering di salahkan hanya perempuannya saja.

*******

Malam itu kakek bermimpi bahwa Dara akan kembali ke pelukan Ali, seketika kakek langsung terbangun dari mimpinya.

"Apa maksud mimpiku tadi. Ini pasti ada sesuatu. Saya juga bermimpi Ali menyentuh perut cucu saya. Apa yah kira-kira maksud dari semua ini. "

Ucap batin kakek yang masih terbaring di kamar tidur.

Kakek sendiri bingung dengan mimpinya itu. Karena ini baru pertama kalinya bermimpi seperti itu.

Tiba-tiba saja kakek ingin bertemu dengan Dara. Tetapi apalah daya, tak ada yang mau mengantarnya kesana. Kecuali jika ayah dan ibu Dara pulang.

Kakek yakin ada sebuah pertanda untuk semua dibalik mimpinya.

*******

5 Tahun kemudian.

Waktu pernikahan mereka semakin bertambah dan semakin menjadi perbincangan oleh teman-teman dan saudara, bahkan keluarganya.

Setiap mereka berdua pergi kondangan, mereka selalu ditanya kapan punya momongan. Ada juga yang bilang berdua mulu kapan bertiga nya. Dan kata lain yang membuat mereka berdua sedikit tersinggung.

Bahkan mertua Dara pun curiga dengan keadaan Dara yang tak kunjung hamil. Saat itu bu Yuli datang ke rumah Dara, kebetulan Leon juga sedang libur kerja. Bu Yuli datang dan menanyakan tentang momongan.

"Leon, kalian kan sudah menikah lima tahun, kenapa belum juga mendapat momongan. Kalian berdua baik-baik saja kan..? Hubungan rumah tangganya. .? "

Tanya Bu Yuli sambil duduk di ruang tamu.

"Maksud mamah apa nanya kaya gitu...? "

Tanya balik Leon meminta kejelasan.

"Biasanya pengaruh belum punya anak itu salah satunya kecapean, stress, terus konflik rumah tangga sehingga kalian itu jarang bercampur. Tau kan maksud mama...? "

Jelas Bu Yuli.

"Alhamdulilah kita selalu baik-baik saja mah, kita gak pernah bertengkar. Bahkan kita juga sudah sering promil, tanya saja sama temenku yang sudah jadi bidan. "

Jawab Leon.

"Lalu kenapa kalian masih juga belum mempunyai anak, mamah kan pengin kaya yang lain. Pengin nimang cucu.. Jalan-jalan sama cucu, ajak cucu berenang. "

Ucap Bu Yuli dengan lantang.

"Maaf ya Bu, saya belum bisa kasih ibu cucu. "

Sambung Dara dengan rasa bersalah, padahal semua ini adalah kehendak Tuhan.

"Apa jangan-jangan kamu mandul..? "

Tanya Bu Yuli dengan ucapan yang menurut Dara mencekik.

"Mah, jangan gitu dong. Kapan waktunya nanti juga di kasih sama Tuhan. Lagian kita juga sudah berusaha apa saja. Tapi ya hasilnya memang begini. "

Ucap Leon menengahi ucapan ibunya yang tak sabaran itu.

"Kalau Dara mandul. Lebih baik kamu menikah lagi. "

Ucapan ibu mertua Dara benar-benar sangat menyakiti Dara.

Mendengar ucapan itu Dara langsung pergi meninggalkan mereka berdua diruang tamu, dan masuk ke kamar sambil menangis meresapi kata-kata yang di ucapkan oleh ibu mertua.

"Mah. Ko mamah ngomong begitu sih...? Harusnya tuh mamah ngomongnya pake pikiran. Liat kan..? Dara nangis dan pergi ke kamar. "

Ucap Leon membela Dara dan memarahi ibunya sendiri karena perlakuannya kepada istrinya.

Leon pergi ke kamar mencoba mendamaikan perasaan Dara.

"Sayang.... Maafin mamah aku sayang, udah dong kamu jangan nangis. "

Ucap Leon sambil memeluk Dara.

"Mas, jika kamu ingin menikah lagi, silahkan. Tinggalin aku dan menikahlah dengan wanita lain. "

Kata Dara sambil menangis.

"Sayang... Aku gak mau kehilangan kamu. Sampai kapanpun aku janji akan selalu menemani kamu, apapun keadaannya. "

Jawab Leon sambil mengusap rambut Dara.

"Meskipun aku mandul dan tak bisa punya anak..?? "

Ucap Dara.

"Iya aku janji. Apapun keadaan kita. "

Jawab Leon dengan penuh keyakinan.

Dara mengusap air matanya, tetapi dia tak mau lagi menemui ibu mertuanya saat ini. Dia masih terpukul dengan kata-kata nya tadi. Bahkan Dara sempat membencinya karena kata-kata yang menyakitkan itu.

"Sayang. Aku mau balik temui mamah aku yah. Dia masih di depan. "

Ucap Leon.

Dara menganggukkan kepalanya. Leon melepaskan pelukan dari Dara dan keluar dari kamarnya untuk menemui ibunya di ruang tamu.

"Masih nangis istri idaman kamu..?? Dasar cengeng. "

Ucap Bu Yuli di depan Leon.

Kini semakin lama watak orangtua Leon semakin terlihat oleh Dara. Ternyata tak selamanya mertua itu baik, yang harus Dara lakukan hanyalah bersabar dan terus bersabar. Jika dia tak bisa menahan sabarnya, rumah tangga mereka tidak akan bisa utuh.

"Mah, aku mohon, minta maaflah kepada istriku. Agar luka yang ibu berikan tadi semakin membaik. "

Pinta Leon.

"Apa kamu bilang...?? Kamu menyuruh orangtua kamu minta maaf sama menantunya....? Ko kamu semakin gak sopan. Jangan-jangan ini semua pengaruh istri kamu yah. "

Jawab Bu Yuli dengan keras kepala.

"Lebih baik mamah pergi daripada aku semakin gak sopan sama mamah. "

Ucap Leon mengusir Bu Yuli.

Perlakuan Leon berubah juga karena ulah Bu Yuli sendiri yang sembarangan berbicara.

Kata pepatah, ada sebab ada akibat. Gak akan ada asap jika sebelumnya tidak ada api yang menyala.

Bu Yuli akhirnya menuruti kata-kata anak semata wayangnya itu, dan pergi meninggalkan rumah yang sudah di wariskan untuk Leon dan istrinya, Dara. Bu Yuli pulang dengan perasaan kesal, hal ini tidak di ketahui oleh pak Asep, suami Bu Yuli.

Leon mengunci pintu rumahnya dan kembali ke kamar untuk menemui Dara. Leon melihat Dara sedang mengusap air matanya dengan tissu yang tersedia di meja kamar.

"Mas. Kita pergi yuk dari rumah ini. Kita tinggal ke rumah kakek aja. "

Ucap Dara dengan suara manja.

"Jangan gitu dong sayang. Nanti aku kerjanya kan makin jauh, jarak rumahku ke rumah kakek kamu kan tiga jam. Kalo bolak-balik berarti enam jam. Kamu tega sama aku..? "

Jawab Leon lalu bertanya.

"Yaudah kita LDR dulu kan gak papa. "

Ucap Dara.

"Udahlah kamu gak usah macem-macem. "

Jawab Leon sambil menggelitik Dara, dia pun tertawa dan melupakan tangisnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!