Bab 16

Pak RT mengetuk pintu rumah kakek dari luar.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum."

Ucapan salam pak RT.

Kakek membuka pintu itu.

"Walaikumsalam... Mari masuk pak RT. "

Jawab kakek.

Kakek mempersilahkan pak RT masuk, dan bergabung bersama orangtua Leon di ruang tamu.

"Akad sebentar lagi akan dimulai pak, saya harap kakek, bapak, dan ibu bisa langsung ke pos untuk mengantar anak-anaknya ke masjid. "

Ucap Pak RT.

"Baik pak, kami akan segera kesana. "

Ucap Pak Asep menjawab pertanyaan pak RT.

Setelah mendengar jawaban mereka, pak RT akhirnya kembali lagi ke pos. Hanya menunggu beberapa menit lagi untuk melangsungkan pernikahan Leon dan Dara.

"Kita bareng-bareng pake mobil saja yah kek. "

Pak Asep meminta kakek agar sama-sama menaiki mobilnya menuju ke pos.

******

Kebetulan saat itu Ali sedang bersandar di darat, sinyal penuh dan bisa di hubungi. Tia memberitahukan kabar tentang berita pernikahan Dara dan Leon hari ini.

"Leon kamu tau gak. Kalau Dara dan Leon akan menikah hari ini juga. "

Isi chat yang di kirimkan Tia untuk Ali.

Saat itu Ali menaruh HPnya di saku celana, dia menghidupkan mode hening, sehingga tidak tau jika dia sedang menerima pesan dari Tia, karena tidak ada bunyi atau getar.

"Hiiii, ko gak dibaca sih, padahal disini juga sudah jelas kalau dia sedang online, atau jangan-jangan dia juga sibuk. Ah yasudah tunggu saja dulu. Aku padahal penasaran sama reaksi Ali mendengar hal ini."

Tia mencoba memanggil Ali beberapa kali, agar pesan yang dia kirim ke Ali mendapatkan respon.

Tapi sama saja, tidak ada bunyi karena HP Ali dalam mode hening.

Ali berkumpul bersama teman-teman di warung kopi.

"Bro, pinjem HP lu sini buat muter lagu, jenuh banget ngopi gak ada lagu apa-apa. "

Kata Farel dengan memegang secangkir kopi hitam.

Ali mengambilkan HP miliknya di saku celananya. Ternyata saat hendak memutar musik, Ali melihat ada banyak telfon yang tidak terjawab dari Tia, dia juga menerima pesan dari Tia.

Ali penasaran dan membuka pesan itu terlebih dahulu sebelum memutarkan sebuah lagu untuk teman ngopinya.

"Bentar yah, ini banyak chat masuk ternyata. "

Ucap Ali.

Isi dari pesan yang Tia kirimkan kepada Ali itu tentang Dara. Mata Ali yang tadinya mengantuk menjadi bugar seketika saat melihat berita tentang Dara yang akan menikah hari ini juga.

"Apah..!!! Dara akan menikah..! Aku disini berusaha kerja keras untuk dapatin kamu, tapi kenapa begitu cepat kamu menikah dengan orang lain. "

Kata Ali ketika melihat pesan yang di sampaikan dari Tia.

Mendengar ucapan Ali itu Farel langsung ikut berkata-kata.

"Bukannya mereka baru sebulan tunangan yah, ko cepet amat nikah. Jangan-jangan mereka ngelakuin hal yang tidak pantas bro. "

Ucap Farel.

Wajah Ali terlihat sangat lesu dan kehilangan saat mendengar berita tentang Dara itu.

"Bro. Kamu itu laki-laki. Masa iya kamu cengeng begitu gara-gara seorang cewe. Lemah banget si lu bro ah. Cemen banget jadi orang. "

Farel mengejek Ali yang sedang terpuruk karena mendengar kabar buruk.

"Kamu itu gak tau gimana perasaan gue mendengar kabar ini. Gue cinta mati banget sama Dara. Sudah 3 tahun lamanya aku menjalani hubungan ini. Tapi apa balasan dari Dara. Hanya luka yang dia berikan kepadaku. Sakit tau Farel, ini sakit banget. "

Masalah cinta bisa membuat laki-laki kuat menjadi lemah dan cengeng.

*****

Semua keluarga Dara datang ke pos untuk menjadi saksi pernikahan mereka di Masjid Al-Ikhlas.

Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00, penghulu sudah siap semua keluarga juga sudah berkumpul di pos, kini saatnya mereka pindah ke Masjid Al-Ikhlas untuk melangsungkan akad nikah.

Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai di masjid dan langsung melakukan pernikahan.

"Saya nikahkan Dara binti Rosyidi dengan mas kawin seperangkat alat solat di bayar tunai. "

Ucap Leon mengikuti kata-kata bapak penghulu.

"Bagaimana saksi..?? Sah..? "

Tanya pak penghulu kepada semua keluarga yang hadir di Masjid.

"Sah.. "

Jawaban yang serentak dari semua yang ada di situ.

Tia merekam acara akad Dara dan Leon, dan mengirimkan kepada Ali.

"Aku seneng banget deh, akhirnya Ali baca semua pesan dari aku. "

Ucap batin Tia.

Sekarang Dara dan Leon resmi menikah dan menjadi suami istri. Keluarga Dara memberi saran kepada Dara agar setelah ini hidupnya ikut dengan suaminya. Ini adalah hal yang paling berat untuk kakek, karena cucu kesayangnya akan ikut dengan orang lain.

"Kakek, kita ijin membawa Dara pulang yah kek, disana kita sudah menyediakan tempat tinggal untuk Dara dan Leon. Kami akan berusaha menjamin hidup Dara dengan anak semata wayang kami.

Ucap Pak Asep.

"Ya mau gimana lagi, sebenarnya saya sangat kehilangan Dara, tapi itu memang sudah semestinya. Seorang istri harus mau ikut dengan suaminya yang akan memberi tanggungjawab. "

Jawaban kakek ketika cucu kesayangan akan dibawa pergi oleh pasangan hidupnya.

"Kakek."

Dara menghampiri kakek dan memeluknya.

"Dara, jadi istri yang soleha yah untuk suamimu. Dan jadi anak berguna untuk mertua kamu. "

Nasehat kakek untuk cucu kesayangan.

Orangtua Leon sudah menyediakan satu buah rumah untuk anak semata wayangnya, dengan semua fasilitas yang dibutuhkan untuk hidup mereka berdua.

Orangtua Leon akan mengadakan pesta pernikahan yang meriah untuk Leon dan Dara. Mereka perlu waktu sebulan untuk menyiapkan acaranya agar berjalan sesuai keinginan.

Mulai hari ini. Dara akan hidup untuk Leon.

Detik ini juga Dara ikut bersama mereka dan meninggalkan kakek.

*****

Satu tahun kemudian.

Orangtua Dara pulang ke rumah kakek. Dia memanggil nama Dara, anak semata wayangnya.

"Dara... Dara.... Mama pulang nih.... "

Ucap Ibu Claudia sambil mencari anak kesayangan.

Tia datang dan menemui orangtua Dara.

"Kalian nyari Dara disini gak bakal ketemu deh. "

Ucap Tia, saudara kurangajar.

"Apa maksud kamu berbicara seperti itu. "

Jawab Ibu Claudia, tante Tia.

"Dia kan udah ikut suaminya selama setahun ini. "

Ucap Tia dengan bertele-tele.

"Suami...? Kapan dia menikah...? Kenapa kamu gak ngabarin saya. Kenapa orang-orang disini gak ada yang memberitahu saya. "

Tanya Ibu Claudia penasaran.

"Karena tante susah di kabarin. "

Jawaban Tia dengan singkat.

"Mana kakek..!!! "

Ibu Claudia mencari kakek untuk menjelaskan semua ini.

Ibu Claudia dan suaminya mencari kakek di belakang, dan ternyata memang kakek sedang merebus air di belakang.

"Kakek. Kenapa tidak ada yang memberitahu saya kalau Dara, anak saya, menikah. Saya ini orang tuanya. Saya berhak tau. "

Ucap Ibu Claudia merasa kecewa dengan keadaan ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!