Acara tunangan telah selesai. Semua keluarga Leon pulang ke rumahnya masing-masing.
"Widih, udah sold out niih. Seneng banget yah di pakein perhiasan sama calon mertua. "
Ucap tante Viola memuji Dara.
"Semoga lancar sampai nikah yah, ponakan aku yang tercantik. "
Tambah tante Viola.
"Aamiin tante, makasih yah sudah bantu Dara. "
Jawab Dara dengan raut wajah yang berseri-seri.
Waktu sudah semakin malam. Dara masuk ke kamarnya.
Sebelum berbaring di tempat tidur, dia berdiri di depan cermin, memandangi penampilannya yang ditonton oleh banyak orang saat acara tunangan.
"Cantik banget riasan make up nya. "
Ucap batin Dara, kemudian melepas accecoris kerudungnya satu persatu.
Dia mengambil milk cleanser dan kapas untuk menghapus riasan yang masih menempel di wajahnya, setelah itu dilanjutkan dengan toner untuk membersihkan total sekaligus menyegarkan kulit wajah.
"Aku rasa ini sudah bersih dan kembali natural. Saatnya tidur. "
Ucap batin Dara sambil berbaring di ranjang dan menarik selimut.
Tiba-tiba saja Dara teringat dengan Ali.
"Ali ngapain ya tadi, apa dia ingin melihat siapa laki-laki yang melamar aku..? Mungkin saja begitu. "
"Aku masih cinta sih sama Ali. Tapi cinta bukan segalanya. Aku gak mau hatiku dibutakan oleh perasaan cinta. "
Ucap batin Dara, dia memiringkan badannya ke kiri sambil memeluk guling.
Sementara di sana, Ali juga memikirkan Dara. Dia fikir, dengan kesuksesan dia nanti, Dara bakal mau balik lagi dengan Ali.
"Rupanya seperti itu selera Dara. Akan ku buktikan nanti. Aku akan bekerja keras, dan mengumpulkan uang yang banyak. "
Batin Ali ingin merubah hidupnya.
*****
Keluarga Leon berkumpul di ruang tengah, malam itu mereka semua masih duduk sambil menonton TV.
"Leon, menurutku kalian itu harus segera menikah deh. Gak usah nunggu lama-lama, biaya kan sudah ada, usia kamu juga sudah pantas untuk menikah. "
Ucap Bu Yuli sambil menikmati cemilan yang ada di meja.
"Menurut ayah, ibu kamu itu benar. Dara itu cantik banget loh, takutnya ada yang rebut dia dari kamu loh. "
Sambung Pak Asep.
Menurut Leon, lebih baik jalani saja dulu, jangan terlalu terburu-buru, menikah itu harus di fikirkan secara matang, karena pernikahan bukan untuk sehari saja, tetapi selamanya, sampai ajal memisahkan. Secantik apapun wanita, kalau dia setia pasti gak akan tergoda laki-laki lain. Dara juga berwibawa, Leon fikir, pasti dia punya attitude yang baik.
Jawaban anaknya tak bisa membuat kedua orangtua Leon memaksa.
"Yasudah, jika itu mau kamu, itu sih pendapat kita sebagai orangtua. "
Jawab Bu Yuli, juga mewakilkan ucapan Pak Asep.
"Sudah malam, ayo mah tidur. "
Ajak Pak Asep kepada istrinya.
Leon masih di ruang tengah menonton TV di temani cemilan yang ada di meja, dan secangkir teh manis.
"Sepertinya tadi ada yang melihatku dengan Dara. Jangan-jangan itu mantan kekasih Dara. Bener juga apa yang orangtuaku katakan tadi. Ya Tuhan, ko aku jadi kepikiran begini yah. Dara itu sangat manis, rasanya tidak siap jika aku harus kehilangan dia. "
Ucap batin Leon.
*****
Seminggu kemudian.
Hari ini Ali akan pergi merantau bersama Farel, dia akan berlayar untuk mewujudkan sebuah keinginan.
"Biasanya Dara lewat ke sini kalo pagi, aku harus menunggu dia disini sampai dia lewat. "
Ucap batin Ali sambil duduk menunggu Dara di dekat warung Ibu Lastri.
Tak lama kemudian apa yang ditunggu oleh Ali akhirnya datang juga. Dara datang ke warung untuk membeli beberapa keperluan.
"Aku akan memberhentikan langkah Dara, jika dia selesai berbelanja. "
Ucapnya sambil memperhatikan Dara.
"Dara...! "
"Tunggu sebentar. "
Pinta Ali sambil memberhentikan langkah Dara.
Ali meminta Dara untuk menepi dan duduk bersamanya, karena ada yang mau Ali bicarakan dengan Dara.
Dara melihat ke kanan dan ke kiri, dia takut seseorang melihatnya saat sedang bersama Ali. Yang Dara lihat disekitar lingkungan itu tidak ada siapapun, Dara akhirnya mau menepi dengan Ali di tempat yang sedikit sepi tersedia teras kecil.
"Ada apa kamu memanggilku..? "
Tanya Dara.
Kini panggilan mereka bukan lagi abang dan eneng, karena Dara sudah bertunangan dengan pria lain.
"Jujur aku masih cinta banget sama kamu Dara, aku belum bisa lupain kamu."
"Hari ini aku akan pergi merantau, aku janji, aku akan pulang jika aku sudah jadi orang sukses. Dan aku akan menikahi kamu kalau aku sudah sukses dan memiliki segalanya. "
Ucap Ali sambil memegangi tangan Dara.
Dara pelan-pelan melepaskan tangan Ali.
"Apa maksud kamu...? "
Tanya Dara pura-pura tidak mengerti dengan apa yang di katakan Ali.
"Kamu masih cinta kan sama aku...? Aku juga sama. Dan aku ingin jadi orang sukses agar kakek dan keluarga kamu merestui hubungan kita. "
Jawab Ali sambil mengusap rambut Dara.
Lagi-lagi Dara menyingkirkan tangan Ali.
"Ali, bukankah kamu sudah tau kalau aku ini sudah tunangan...? Kenapa kamu bicara seperti itu. Apa kamu ingin memisahkan aku dengan tunangan aku. "
Jawab Dara dengan tegas.
"Aku ingin memilikimu sepenuhnya Dara. "
Kata Ali.
Tak mau mendengar kata-kata Ali lagi, Dara pun pergi meninggalkan Ali.
"Dara...!!! Tunggu, aku mohon jangan lupakan aku. "
Ali menarik tangan Dara, melarang Dara untuk pergi.
"Cukup Ali. Aku harus pergi. "
Dara melepaskan tangannya dan tetap pergi menjauhi Ali.
Di saat Dara sudah mencoba melupakan Ali, dia datang dan berkata bahwa Ali ingin memiliki Dara sepenuhnya. Dara kembali teringat lagi dengan Ali, apalagi hubungan mereka sudah tiga tahun terlewati. Waktu tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar, banyak kenangan dan cerita yang dilalui bersama.
Dara teringat saat musim hujan. Disaat Ali melepaskan jaketnya untuk Dara agar tidak kedinginan, Ali juga selalu menggosokkan kedua telapak tangannya agar menghantarkan rasa hangat dan menempelkan telapak tangan nya ke pipi Dara.
Memang tidak ada kemewahan dalam hubungan Ali dan Dara tetapi tindakan Ali selalu membuat Dara nyaman saat berada di sampingnya.
*****
Waktu berganti menjadi sore.
Farrell datang ke rumah Ali untuk menjemputnya.
Dibukakan pintu rumah Ali oleh ibunya.
"Nak Farell, tolong jaga Ali yah, emak titip Ali. "
Ucap Ibu Ali.
Ali keluar dari kamar dan membawa tas ransel yang berisi pakaian, serta barang pribadi yang lain.
"Nak, jangan lupa kirim uang tiap bulan yah buat makan ibu dan adik kamu disini. "
Pinta ibu Ali sebelum Ali pergi meninggalkan kampung halaman.
Ali pamit dan mencium tangan kanan ibu.
"Aku berangkat dulu yah bu. "
Ucap Ali.
"Iya hati-hati. "
Jawab sang ibu.
Mereka berdua pergi dengan motor Farel, dan kembali lagi ke rumah Farel untuk meninggalkan motornya dirumah, lalu pergi ke pelabuhan naik ojek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments