Claudia merasa tidak dianggap, padahal dia adalah orangtua Dara.
"Saya sudah mencoba hubungi kamu tapi gak bisa. "
Jawab kakek.
"Mengapa secepat itu mereka menikah.. Apa kakek tidak bisa menjaga cucu kakek. "
Ucap Claudia dengan rasa kecewa.
Kini rasa percaya yang Claudia tanam kepada kakek mulai memudar karena hal ini.
"Sekarang. Tolong antar saya untuk menemui anak saya. "
Ucap Ibu Claudia.
Belum sempat duduk atau beristirahat di rumah kakek, Claudia dan suami yang baru saja pulang dari luar kota kini harus pergi lagi, karena mereka ingin melihat anak semata wayangnya yang kini sudah di ambil orang lain.
Karena mereka tidak punya mobil, akhirnya Ayah Dara menelfon GrabCar untuk menjemput mereka di depan gang.
Lima menit kemudian Grabcar itu datang menjemput mereka yang sudah berdiri di depan gang.
"Maafkan saya, tidak bisa menjaga anakmu dengan baik. Tapi mereka menikah karena terjebak, bukan karena hal yang tidak-tidak. "
Ucap kakek yang duduk di bagian tengah mobil GrabCar.
"Terjebak gimana..? Nikah kok terjebak. "
Jawab Ibu Claudia tak yakin.
Setiap bulan Claudia selalu kirim uang untuk kakek, untuk kebutuhan kakek dan anaknya.
"Semua ini terjadi karena mereka pulang malam melebihi jam sebelas malam. Kamu tau kan bagaimana peraturan di kampung kita ini? "
Jelas kakek dengan perasaan sabar menghadapi emosi anaknya, Claudia.
"Ko bisa mereka pulang semalam itu, kenapa gak dikasih nasehat jangan pulang malam. "
Tegas Ibu Claudia.
"Saat itu saya lagi gak di rumah, dan Leon datang kemudian mengajak Dara pergi. Saya kira gak akan terjadi apa-apa. "
Jawab kakek masih dengan sabar.
Orangtua Dara tak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka hanya menepuk jidatnya sendiri.
"Anak kita sudah hamil belum ya pah. Pengin gendong cucunya deh. "
Ucap Ibu Claudia.
"Sepertinya belum, karena tidak ada kabar itu dari Dara. "
Sambung kakek irwan.
Sebenarnya orangtua Dara masih kecewa, tetapi mau bagaimanapun dia adalah orangtua Claudia satu-satunya, karena istri kakek Irwan sudah lama meninggal dunia, sejak Dara masih duduk di Sekolah Dasar.
Beberapa jam kemudian.
Mereka sampai di rumah pak Asep.
"Ini rumahnya...? "
Tanya Ibu Claudia kepada kakek Irwan.
Dia tampak terkagum dengan rumah pak Asep yang megah dan memiliki model kekinian. Selain itu halamannya juga cukup luas, terdapat kursi dan tempat duduk seperti di cafe. Biasanya teman pak Asep berkumpul sambil ngopi di tempat itu.
"Dara sih betah kayaknya tinggal di rumah semegah dan sebagus ini ya pah. "
Ucap ibunya Dara, Claudia.
"Iya bener mah, andai kita punya rumah semewah ini, pasti betah banget tinggal di sini, anak kita beruntung ya mah. "
Jawab suami Claudia.
Tak hentinya mereka mengagumi rumah pak Asep. Wajar saja mereka seperti itu, karena mereka berdua belum memiliki rumah, dan punya keinginan untuk memiliki sebuah rumah.
Mereka bertiga melangkahkan kakinya menuju pintu rumah pak Asep yang akan dia ketuk. Di depan rumahnya terdapat jalan yang lurus dengan pintu. Jalan itu berada di tengah, dan di kelilingi banyak bunga di tepian jalan kecil itu, sangat indah.
Ibu Claudia merasa tidak enak menginjak rumah mewah besan, sedangkan dia hanya terlahir dari keluarga yang sederhana.
Setelah melewati beberapa langkah, kakek mengetuk pintu.
"Assalamu'alaikum..... Pak Asep. "
Ucap kakek Irwan sambil mengetuk pintu yang berwarna kuning keemasan.
"Siapa sih pah, malam-malam begini ketuk pintu. "
Ucap bu Yuli istri pak Asep.
"Coba aku lihat dulu dari jendela. "
Jawab pak Asep penasaran.
Pak Asep melangkah ke ruang tamu dan mengintip dari luar, dia ingin tahu siapa yang datang malam-malam begini, setelah tau itu adalah keluarga Dara, pak Asep langsung membuka pintunya.
"Kalian....? Ya ampun silakan masuk. Mari duduk. "
Ucap pak Asep mempersilahkan duduk.
"Maaahh... Ini loh mah, orangtua Dara, besan kita datang. "
Teriak Pak Asep yang nampak senang melihat kedatangan besannya.
Bu yuli segera mematikan televisi yang sedang dia tonton, kemudian berpindah ke ruang tamu menemui besan dan kakek Dara.
"Hayy kalian apa kabar. "
Bu Yuli cipika-cipiki dengan ibu Claudia sesama besan.
"Maafin saya, saya sama sekali tidak tau kalau anak saya ternyata sudah menikah. Kita gak dapat kabar jadi kita gak tau, kalaupun kita tau, pasti kita akan pulang. Ya kan pah. "
Ucap Ibu Claudia melirik ke suaminya.
"Iya saat itu saya sudah meminta Tia untuk menghubungi, tapi katanya tidak bisa. "
Terang kakek.
"Yasudahlah, yang penting orangtua Dara sekarang sudah tau kalau anaknya yang cantik itu sudah menikah. "
Jawab pak Asep.
"Saya akan menelfon Dara dan Leon untuk datang ke sini. "
Ucap Bu Yuli yang sedang memegang telefon.
*****
Dara yang baru saja hendak menarik selimut untuk tidur tiba-tiba mendengar suara telefon.
"Siapa yang telfon malam-malam begini sayang. Jangan-jangan mantan kamu. "
Ucap Leon sambil bercanda.
"Apaan sih, aku aja baru punya HP sejak menikah sama kamu, lagian apa hubungannya sama mantan. Emmm coba deh aku lihat dulu. "
Jawab Dara. Dia turun dari ranjang dan mengambil HP yang sedang di charger.
Setelah melihat HP Dara. Ternyata yang menelfon adalah ibu Leon.
"Dara, orangtua kamu ada disini, kamu secepatnya kesini yah sama Leon. "
Ucap bu Yuli.
Leon sudah salah sangka ternyata itu adalah telfon dari ibunya sendiri. Bu Yuli meminta Dara dan Leon untuk segera datang menemui orangtua Dara dan kakeknya yang sudah jauh-jauh ke rumahnya.
Setelah menerima telefon dari ibunya Leon, Dara dan Leon langsung bersiap ke rumah bu Yuli dan pak Asep mengenakan baju tidur.
"Sudah lama banget mas aku gak ketemu sama orangtuaku, mereka juga gak tau kita sudah nikah. "
Ucap Dara di dalam mobil.
"Yaudah bentar lagi kan kita bakal ketemu mereka. "
Jawab Leon.
Rumah Leon dan orangtuanya tidak jauh, hanya perlu waktu 15 menit saja.
Tak lama kemudian mereka sampai di depan.
"Loh, kok gak ada mobil..? "
Tanya Leon.
"Orangtuaku kan gak punya mobil, mungkin dia pake GrabCar untuk datang kesini. "
Jawab Dara agak tersinggung.
"Oh iya maafin aku. "
Jawab Leon.
Mereka berdua keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah orangtua Leon.
"Assalamu'alaikum.. Pah, mah, ini aku Leon sama Dara. "
Ucap Leon.
Mendengar suara itu orangtua Dara langsung tersenyum bahagia. Dia sangat merindukan anak semata wayangnya yang sudah menikah itu.
"Dara...!!! Anak mama...!"
Ucap bu Claudia.
Dara langsung menghampiri dan memeluk ibunya.
"Aku kangen banget sama ibu. Sekarang aku tinggal sama mas Leon. "
Ucap Dara.
Bu Claudia mengelus-elus rambut Dara dan memberi nasehat.
"Semoga kamu bisa berbakti kepada suami kamu yah nak. Jangan sampai menyakiti hati suami kamu. "
Ucap bu Claudia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments