"Kenapa dia membutuhkan mu?"
Sgaire lah yang menyuarakan pertanyaan itu. Jacelyn sempat terkejut karena lelaki itu bersedia berbicara dengan nya, sehingga gadis itu berbalik lalu tersenyum padanya.
"Dia sudah memiliki Ramsey." Sebelum Jacelyn sempat menjawab lelaki itu sudah lebih dulu menambahkan perkataannya.
"Dan kami semua," timpal Azril. "Kami adalah keluarganya."
Jacelyn berputar untuk melihat Azril. "Aku yakin Ainsley Callista merasa nyaman dengan kesetiaan kalian. Tapi, bagaimanapun, kalian adalah lelaki."
Ailean mengangkat salah satu alisnya menanggapi perkataan Jacelyn. Pria itu jelas tidak mengerti apa yang sedang di katakan oleh Jacelyn. Bukan hanya Ailean yang merasa bingung. Garfie dan Azril pun terlihat sama bingungnya.
"Ainsley Callista juga mempunyai keluarga wanita," kata Garfie.
"Aku yakin begitu," Jacelyn menyetujui.
"Lalu, kenapa dia membutuhkan mu?" tanya Garfie sambil mengulurkan tangan untuk mengambil lembaran daging babi di depannya, tapi tatapan matanya tetap terarah pada Jacelyn, untuk menunggu jawaban.
"Untuk masa melahirkan," Tebak Ailean dengan suara keras.
"Kalau begitu dia pikir dia akan mendapat masalah?" Garfie bertanya pada Pemimpin nya.
Ailean mengangguk. "Tampaknya begitu."
Azril mendengus, Jacelyn menanggapi respon itu. "Ainsley Callista mempunyai alasan untuk merasa khawatir. Dia bukan seorang pengecut, jika itu yang kau pikirkan. Dia adalah satu dari wanita yang paling berani yang pernah ku kenal. Dia kuat dan..."
"Kau tak perlu repot-repot menjelaskan," sela Azril dengan seringai lebar. "Kami semua mengetahui kelebihan Ainsley Callista dengan baik. Dan kau tak perlu membelanya di hadapan kami."
"Apa dia pikir dia akan mati?" tanya Garfie yang nampak terkejut dengan pemikirannya itu.
Sebelum Jacelyn bisa menjawab, Sgaire sudah lebih dulu menyuarakan suaranya dengan keras. "Jika istri Ramsey berpikir kalau dia akan mati, kenapa dia harus memanggilmu, Northumbria?"
Jacelyn berbalik untuk melihat kearah gundukan jubah di bawah batang pohon itu. Kemudian, wanita itu berbalik lagi. Jacelyn memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan lelaki kasar itu. Pria itu bisa menyerukan ribuan pertanyaan padanya, tapi dia tidak akan menjawab satu pertanyaan pun dari nya.
Semua orang menunggu jawaban Jacelyn. Namun, wanita yang mereka tunggu justru lebih mementingkan untuk menyibukkan diri dengan sesekali menyimpan tempat makan kembali kedalam tasnya.
Rasa penasaran Sgaire ternyata jauh lebih besar dari pada rasa tidak sukanya pada Jacelyn. Terbukti lelaki kasar itu memutuskan untuk bergabung dengan mereka. Tidak, lelaki itu bahkan menyikut temannya agar bisa mendapatkan tempat di samping Jacelyn, dia mendorong Azril agar memberi tepat padanya.
Jacelyn bergeser untuk memberikan ruang pada lelaki bertubuh besar itu, tapi tetap saja lengan lelaki itu masih menempel dengan lengannya saat Sgaire akhirnya duduk. Lelaki itu tidak mundur. Jacelyn melihat kearah Ailean untuk melihat reaksinya. Namun, ekspresi wajah Ailean tidak menunjukkan apa-apa.
Ailean mengambil apel untuk di lemparkan pada Sgaire. Sementara Jacelyn masih menolak untuk melihat kearah lelaki yang ada di sebelahnya itu dan menduga kalau Sgaire masih cemberut. Tapi, Jacelyn mendengar saat lelaki itu menggigit apel tersebut.
Kemudian, Ailean mengedipkan mata padanya. Jacelyn membalasnya dengan senyuman.
"Apa kau bermaksud membuat ku bertanya lagi, Northumbria?" Sgaire berkata dengan mulut penuh apel.
Dan benar Jacelyn memutuskan untuk membuat Sgaire bertanya kembali padanya. "Menanyakan padaku tentang apa, Sgaire?" tanya Jacelyn, berusaha terdengar polos.
Sgaire menghela nafas kasar. Helaan nafas itu cukup keras sehingga mampu untuk memecahkan tempat makan yang ada di hadapan lelaki itu pikir Jacelyn. Jacelyn menggigit bibir bawahnya untuk menahan tawa akan pemikirannya sendiri.
"Apa kau sengaja memancing emosiku?" tanya Sgaire.
Jacelyn mengangguk.
Azril dan Garfie tertawa. Sgaire melotot tajam. "Jawab saja pertanyaan ku," perintahnya. "Jika Ainsley Callista berpikir kalau dia akan mati, kenapa juga dia harus memanggilmu?"
"Kau tidak akan mengerti." jawab Jacelyn pada akhirnya.
"Karena aku orang Stewart?" ujar Sgaire.
Jacelyn membiarkan Sgaire melihat kekesalannya atas apa yang baru saja pria itu katakan. "Apa kau tahu, aku selalu di beri tahu kalau orang Stewart itu bisa menjadi sangat keras kepala. tentu saja aku tidak pernah mempercayai omong kosong semacam itu. Tapi, setelah sekarang aku bertemu dengan mu, aku yakin kalau aku harus memikirkan kembali tentang hal itu."
"Jangan membuat Sgaire gusar," Azril memperingati Jacelyn.
"Ya, Sgaire bisa menjadi sangat kasar kalau suasana hatinya sedang tidak baik," Garfie memberitahu Jacelyn.
Mata Jacelyn membelalak. "Apa kau hendak mengatakan kalau dia sedang merasa senang sekarang?" Kata Jacelyn dengan enggan.
Garfie dan Azril mengangguk bersamaan. Jacelyn tertawa terbahak-bahak. Gadis itu merasa yakin jika para kesatria itu sedang bergurau dengannya.
sementara para kesatria itu merasa yakin jika Jacelyn telah kehilangan akal sehatnya.
"Kami semua merasa penasaran kenapa Ainsley Callista memanggilmu," kata Azril begitu Jacelyn berhasil mengendalikan dirinya.
Jacelyn mengangguk untuk menjawab. "Karena kalian belum mengenal ku dengan baik, aku harus mengakui beberapa keburukan dalam diriku sehingga kalian dapat mengerti. Aku sangat keras kepala, dan juga sombong, meskipun sebenarnya tidak ada apapun yang pantas untuk di sombong kan dalam diriku. Aku sangat posesif... apa aku sudah menyebutkan keburukan itu?"
Semua orang kecuali Ailean menggelengkan kepalanya kearah Jacelyn. Namun, Jacelyn menatap kearah sang pemimpin itu. Mata lelaki itu bersinar hangat. Rasanya cukup menegangkan untuk bisa mendapatkan perhatian penuh dari lelaki setampan itu. Jacelyn harus memaksa dirinya untuk bisa mengalihkan pandangannya sehingga ia bisa lebih berkonsentrasi dalam penjelasannya.
Jacelyn mengangguk. "Yah, aku sangat posesif," bisik Jacelyn. "Ainsley Callista juga menyadari semua keburukan ini. Sebenarnya, dia justru mengandalkan keburukan keburukan itu."
"Kenapa?" Tanya Sgaire.
"Karena dia berpikir kalau dia akan meninggal," Jacelyn menjelaskan. Gadis itu menghela nafas sebelum menambahkan.
"Dan aku terlalu keras kepala untuk tidak membiarkan hal itu sampai terjadi."
Para lelaki itu tidak menertawakannya. Ailean tersenyum, tapi tidak ada satupun dari yang lain yang menunjukkan reaksi pada bualan nya. Jacelyn bisa merasakan jika pipinya merona. Gadis itu berusaha untuk menyembunyikannya, Jacelyn mengalihkan pertunjukan memalukan itu dengan menata kembali tempat makan agar bisa mengendalikan rasa malu dalam dirinya.
Tidak banyak makanan yang tersisa untuk di simpan. Begitu Sgaire mulai makan, maka lelaki itu tidak akan berhenti hingga potongan terakhir.
Jacelyn mengundurkan diri untuk pergi kebelakang, untuk mencuci sari apel yang terasa lengket di jarinya. Gadis itu duduk di gundukan berumput di dekat air sungai dan membasuh rambutnya hingga kulit kepalanya merinding. Wanita itu kelelahan, namun ia juga sangat menikmati keindahan dan kesunyian yang menenangkan di sekitarnya sehingga dia malas untuk bergerak.
Saat matahari hampir menghilang dari langit, dan hanya menyisakan garis-garis bayangan oranye keemasan, Ailean datang untuk menghampirinya.
Senyum Jacelyn yang menyambut nya membuat Ailean terkejut. Lelaki itu bereaksi dengan mejadi lebih kasar dari biasanya. "Kau harus tidur, Jacelyn. Besok akan menjadi hari yang berat untukmu."
"Apa besok juga akan menjadi hari yang berat untuk mu?" tanya Jacelyn.
Gadis itu berdiri, merapihkan kerutan di gaunnya, dan bergegas menuruni gundukan kecil itu. Karena bergegas, dia melupakan sisirnya. Benda itu menyandung kakinya, membuat nya terhuyung dan jatuh ketanah. Ailean bergerak degan kecepatan yang mengagumkan untuk seorang pria yang begitu besar. Lelaki itu berhasil mencengkram tubuh Jacelyn sebelum sempat terjatuh.
Jacelyn merasa ngeri dengan kecerobohannya sendiri. Dia mendongkrak untuk berterimakasih pada Ailean yang telah menolongnya. Tapi, kalimat itu tersangkut di tenggorokannya. Gadis itu hanya bisa menatap Ailean dengan bingung. Ketajaman mata lelaki itu membuat hati Jacelyn bergetar. Reaksi nya terhadap kesatria itu sangat tidak masuk akal, dan karena ia tidak bisa memikirkannya secara logis, maka ia tidak bisa mengendalikannya.
"Tidak."
...🍁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
harapan bersamamu
Aw, romantis sekali♥️♥️♥️
2023-10-10
5