Setelah Ramsey mengucapkan itu. Tubuh Ainsley Callista langsung terlihat lebih rileks. Sedangkan Ramsey hanya bisa menggelengkan kepala kala menghadapi kelakuan istrinya.Dirinya memutuskan, segera setelah istrinya merasa jauh lebih baik, dia akan mencari sebuah cara agar bisa menangani ketakutan istrinya yang tak beralasan itu. Tapi, Dia tidak akan menunggu untuk berbicara dengan Tavish. Tidak, dia akan langsung menarik sepupunya itu, agar tidak menceritakan hal-hal menakutkan pada para wanita.
Ailean merupakan subjek paling gampang untuk di ceritakan secara berlebihan. Kakaknya itu jarang sekali berbicara pada wanita, kecuali dalam acara acara khusus yang mengharuskan Kaisar untuk memberikan arahan spesifik. Dan kepribadian kerasnya sangat sering di salah artikan sebagai sebuah kemarahan. Tavish tahu bahwa sebagian wanita memiliki ketakutan mereka tersendiri kepada Ailean dan dia menemukan kegiatan menyenangkan untuk semakin membangkitkan rasa takut itu di setiap waktu.
Kakaknya tidak tahu kalau dia membuat Ainsley Callista ketakutan sekarang. Ailean berdiri di dekat perapian, menghadap kearah mereka dengan tangan yang melipat di depan dada bidang miliknya. Gaya berdiri lelaki itu terlihat santai, namun tatapan mata abu abu miliknya tetap terlihat tajam nan mematikan. Kerutan di wajahnya membuat api perapian di belakang nya terasa dingin.
Ainsley Callista baru saja berjalan menuju kearah para dewan, saat dia menatap ke sebrang ruangan dan melihat kerutan di wajah Ailean. Langkah wanita itu langsung goyah. Untunglah Ramsey langsung menangkap tubuh istrinya di saat yang tepat.
Kala itu terjadi. Ailean menyadari jika dirinya menjadi pusat ketakutan dalam diri Ainsley Callista. Ia berbalik kearah kiri, dimana para dewan duduk, dan memberi isyarat pada Merquess untuk segera memulai. Semakin cepat perdebatan ini selesai, maka semakin cepat pula adik iparnya itu bisa membuang rasa takutnya.
Semua tertua yang ada di sana menatap kearah Ainsley Callista. Tetua yang paling tua, Earl Graham, merupakan ketua yang paling pendek. Dia duduk di salah satu ujung deretan. Sementara di ujung yang satu lagi, duduklah Merquess, sang juru bicara. Viscount, Baron, dan Duke duduk di antara mereka. Rambut di setiap tetua itu di penuhi dengan helai helai uban, dan mereka mempunyai bekas luka yang sama seperti dinding dalam ruangan itu.
Ainsley Callista memusatkan perhatian nya pada Marquess. Pemimpin dari para tetua itu mempunyai garis wajah yang dalam di sekitar ujung matanya, dan Ainsley Callista menyimpulkan bahwa garis-garis itu tercipta akibat dari tawa yang sering di keluarkan oleh lelaki tua itu selama bertahun-tahun. Pikiran itu mempermudah bayangan Ainsley Callista kalau lelaki itu cukup mengerti mengenai masalah yang sedang di alami oleh Ainsley Callista.
"Suamimu baru saja berbagi cerita yang sangat mengherankan bagi kami, Ledy Ainsley Callista," Marquess memulai. "Sejujurnya, kami kesulitan untuk mempercayai apa yang dia katakan."
Marquess mengangguk saat perkataan terakhirnya untuk menekankan pernyataannya, kemudian dia berhenti berbicara. Sedangkan Ainsley Callista tidak yakin apakah dirinya harus mulai berbicara sekarang atau menunggu. Ia memutuskan untuk melihat kearah suaminya, dan saat menerima anggukan darinya, kemudian berkata, "Suamiku hanya akan mengatakan kebenaran."
Keempat anggota dewan yang lain langsung mengerutkan wajah secara bersamaan. Marquess tersenyum. Lelaki tua itu berkata dengan suara yang lembut, "Maukah kau memberi tahu kami alasanmu untuk menuntut janji itu agar di penuhi?"
Ainsley Callista bereaksi seolah Marquess telah berteriak kepadanya. Dia meyakini lelaki itu menggunakan kata "menuntut" untuk menghina dirinya secara tidak langsung. "Aku adalah seorang wanita dan aku tidak akan menuntut apapun dari suami ku. Aku hanya akan meminta, dan sekarang aku meminta agar Ramsey suami ku memenuhi janji yang telah dia ucapkan."
"Baiklah," Marquess menyetujuinya, suaranya masih tetap lembut. "Kau tidak menuntut, kau meminta. Sekarang, aku ingin kau menjelaskan kepada para dewan alasan mu yang meminta janji itu untuk di penuhi, sebab janji yang kau minta terdengar sangat aneh bagi kami."
Tubuh wanita itu langsung menegang. Perkataan Marquess benar-benar menyakiti hati. Ainsley Callista menarik nafas panjang untuk menenangkan diri. "Sebelum aku setuju menikah dengan Ramsey, aku memintanya untuk berjanji kalau dia akan membawa teman tercintaku, Ledy Jacelyn Elizabeth, ketika aku akan melahirkan. Masa kandunganku sudah hampir habis sekarang. Ramsey sudah menyetujui permintaan ini dan kami bermaksud mewujudkan nya secepat mungkin."
Raut wajah Marquess berubah saat Ainsley Callista mengatakan hal itu. Terlihat jelas jika lelaki tua itu tidak menyukai penjelasan dari Ainsley Callista. Lelaki itu berdehem lalu berkata, "Ledy Jacelyn Elizabeth adalah orang Northumbria, namun hal itu tidak menjadi masalah untukmu?"
"Tidak, My Lord, itu sama sekali bukan masalah."
"Apa kau percaya kalau memenuhi janji ini lebih penting di bandingkan kekacauan yang akan terjadi akibat ulah dari wanita Northumbria itu nantinya? Kau sengaja ingin mengacaukan hidup kami gadis muda?"
Ainsley Callista langsung menggelengkan kepalanya secepat mungkin untuk membantah perkataan itu. "Aku tidak akan sengaja melakukan hal semacam itu."
Marquess terlihat lebih lega setelah mendengar jawaban dari Ainsley Callista.
Ainsley Callista menduga jika lelaki itu percaya bisa memanipulasi dirinya agar mau melupakan masalah ini. Pernyataan Marquess selanjutnya membuktikan kecurigaan nya.
"Aku merasa lega mendengar hal itu, Ledy Ainsley Callista." Marquess berhenti sejenak, lalu mengangguk kepada keempat dewan. "Aku sama sekali tidak percaya kalau salah satu dari wanita kami akan menyebabkan keributan semacam ini. Sekarang, dia akan melupakan semua omong kosong ini..."
Ainsley Callista tidak membiarkan Marquess menyelesaikan kalimatnya. " Ledy Jacelyn Elizabeth tidak akan menimbulkan kekacauan apapun."
Perkataan itu sukses membuat bahu Marquess melorot. Mengubah jalan pikiran Ainsley Callista ternyata bukan lah tugas yang mudah. Lelaki itu mengerutkan wajah saat dirinya berbalik menatap Ainsley Callista. "Sekarang, Gadis muda, orang Northumbria tidak akan pernah bisa di terima di sini," katanya. "Wanita ini akan berbagi makanan dengan kita..."
Sebuah tinju menghantam keras di atas meja. Seorang kesatria bernama Duncan-lah (Duke) yang melakukannya. Duke menatap Marquess dan berkata dengan suara berat yang terdengar sangat kasar, "Istri Ramsey sudah membuat malu nama Kerajaan Stewart dengan meminta hal buruk semacam ini."
Pernyataan itu sontak langsung membuat air mata menggenangi mata Ainsley Callista. Dirinya bisa merasakan bahwa tubuhnya mulai merasa sangat panik. Dia tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pernyataan dari sang Duke.
Ramsey tak tinggal diam melihat tingkah Duke Duncan. Lelaki itu langsung berdiri tepat di depan sang istri. "Yang mulia Duke, kau boleh saja menyatakan ketidaksukaan mu terhadap pernyataan istriku, tapi kau tidak akan meninggikan suaramu saat mengatakan hal itu di depan istriku." Suara lelaki itu bergetar karena marah saat berbicara dengan Duke Duncan.
Ainsley Callista hanya bisa mengintip dari balik jubah suaminya saat ingin melihat reaksi lelaki tua itu terhadap perkataan suaminya. Orang tua itu hanya mengangguk. Kemudian, Marquess melambaikan tangannya untuk menyuruh semua orang diam.
Marquess Kembali mengalihkan perhatiannya pada Ainsley Callista. "Aku akan bertanya lagi, apa kau sengaja ingin mengacaukan hidup kami," ulang Marquess.
Sebelum memberikan jawaban Ainsley Callista beranjak untuk berdiri di samping suaminya, dan bukan di belakangnya. Dirinya tidak ingin terlihat seperti seorang pengecut. "Aku tidak tahu mengapa anda berpikir kalau Ledy Jacelyn Elizabeth akan menyebabkan kekacauan. Dia merupakan wanita baik yang sangat lembut."
Marquess memejamkan matanya. sesekali menarik nafas panjang, kemudian berbicara kembali. "Ainsley Callista, kami tidak menyukai orang Northumbria. Kau pasti menyadari akan hal itu selama bertahun-tahun kau tinggal bersama kami."
"Dia di besarkan di perbatasan," Duke Duncan mengingatkan pemimpinnya. Kesatria itu menggaruk rahangnya yang di penuhi oleh bulu. "Dia mungkin tidak mengerti hal itu dengan jelas."
Marquess mengangguk setuju, sedetik kemudian matanya terlihat berkilau. Lelaki itu membalik badan kearah para dewan yang lain, membungkukkan badannya, dan berbicara dengan suara pelan. Saat lelaki tua itu selesai berbicara, semua tetua mengangguk setuju dengan apa yang di katakan oleh nya.
Ainsley Callista merasa sangat muak dengan raut wajah penuh kemenangan yang di perlihatkan oleh Marquess. Dirinya menyimpulkan bahwa lelaki tua itu telah menemukan sebuah cara untuk menolak permintaan nya sebelum meminta saran dari sang Kaisar.
Ramsey juga melihat hal yang sama. Lelaki itu langsung maju beberapa langkah dari tempat nya dengan aura gelap yang telah memenuhi seluruh tubuhnya. Ainsley Callista sontak langsung menggenggam tangan suaminya. Dia tahu Ramsey bertekad kuat untuk memenuhi janji nya, tapi Ainsley Callista juga tidak ingin jika suaminya sampai di hukum oleh para tetua. Hukuman itu pasti akan sangat berat, bahkan bagi seorang kesatria seperti Ramsey.
Dan yang paling parahnya, rasa malu yang akan lelaki itu derita, akan di tanggung olehnya di sisa kehidupannya hingga masa yang akan datang.
Ainsley Callista meremas tangan suaminya. "Kau yang akan membuat keputusannya karena aku tidak begitu mengerti, maka tugasmu lah untuk menentukan apa yang terbaik untukku. Bukan begitu?" Tebak Ainsley Callista, yang sontak membuat Marquess terkejut dengan pemikiran wanita itu.
Dia baru saja ingin menjawab tantangan dari wanita itu saat Ramsey berkata terlebih dahulu. "Tidak. Marquess, dia tidak akan memutuskan apa yang terbaik untukmu. itu akan menjadi sebuah penghinaan untukku, istriku."
Para pemimpin dewan langsung menatap Ramsey dengan rasa tidak senang. Dengan suara keras, lelaki itu membuat pernyataan, "Kau akan mematuhi semua keputusan yang di buat oleh para dewan, Ramsey." Ujar Marquess dengan nada tinggi.
"Seorang kesatria Stewart telah memberikan janjinya. Dan itu harus dihormati."
...🍁...
terimakasih telah membaca hingga bab ini❤️ jangan lupa beri dukungan kalian yah😘 like, komen, dan jangan lupa di vote🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Farida imut
Semangat up nya thor ngga sabar nunggu nya nih
2023-09-28
5
Masa Depan mu
Kasian Ainsley Calista pasti sangat tertekan di dalam ruang rapat itu, apa lagi dia seorang wanita hamil yang mutnya sedang berubah rubah
2023-09-28
6
bersamamu kebahagiaan ku
lanjut thor
2023-09-28
7