CHAPTER 11

Rambut pirang Jacelyn ter kibas oleh angin saat wanita itu bergegas menghampiri mandor kandang kuda. Ailean tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengamati... Dan menikmati ayunan lembut pinggang wanita itu. Ada semacam keanggunan dalam gerakan Jacelyn. Ya, ia memang seorang wanita yang cantik. Mata Jacelyn berwarna violet tercantik yang pernah Ailean lihat. Tapi, suara tawanya yang merdu lah yang sangat mempengaruhi hati Ailean. Tawa itu begitu penuh dengan kebahagiaan.

Ailean awalnya sudah memutuskan untuk memaksa wanita itu untuk pergi bersama dengannya. Sebuah keputusan yang tidak di beritahukan oleh nya pada para anak buahnya. Saat waktunya tiba, mereka akan melakukan apa yang di perintahkan nya itu. Namun, Lady Jacelyn Elizabeth jelas sudah membuatnya terkejut. Ailean menggelengkan kepala memikirkan keadaan sekarang.

"Apa yang akan kau lakukan dengannya?"

Sepupu kedua Ailean, Garfie, menanyakan hal itu. Lelaki itu menatap si wanita Northumbria sambil mengusap janggut gelapnya dengan gerakan teratur, seolah gerakan itu bisa membuat keputusan penting. "Dia adalah wanita mungil yang cantik, bukan? Kurasa tubuh ku bereaksi karena wanita itu "

"Dan ku rasa kau terlalu banyak bicara," gumam Azril.

"Persetan, Garfie, kau akan selalu terangsang dengan apapun yang mengenakan rok."

Garfie tersenyum. Dia bahkan tidak merasa tersinggung dengan kalimat temannya itu. "Dia menepati janji nya pada Ainsley Callista," ujarnya. "Dan itulah satu-satunya alasan aku bisa terangsang pada seorang wanita Northumbria."

Sudah cukup bagi Ailean mendengar pembicaraan ringan itu. Dia buru-buru untuk segera pergi dari tanah Northumbria. "Ayo kita segera pergi dari sini," perintahnya. "Aku tidak bisa bernafas saat aku berada di Tanah musuh."

Kesatria lain setuju sepenuhnya dengan perkataan Ailean. Ailean berbalik keatas pelananya dan melihat ke arah Sgaire. "Dia akan berkuda dengan mu," ujarnya. "Ikat tasnya di atas belakangmu,"

Kesatria berambut pirang itu menggelengkan kepalanya. "Kau meminta terlalu banyak, Ailean."

"Aku tidak meminta," sanggah Ailean dengan suara sekeras baja. "Aku memberimu perintah. Apa kau berani menjawab tidak padaku?"

Sgaire mundur dengan ancaman itu. "Persetan," gumamnya, "Terserah kau sajalah,"

"Apa dia tidak bisa berkuda dengan ku saja," saran Garfie. "Aku tidak merasa keberatan."

Ailean berbalik menatap tajam Garfie. "Ya, kau tidak akan keberatan. Dan kau juga tidak akan menyentuhnya, Garfie. Tidak sekarang, atau kapanpun. Kau mengerti?"

Ailean tidak menunggu persetujuan Garfie. Ia segera memandang Sgaire. "Bergeraklah," perintahnya.

Jacelyn baru saja ingin menaiki kuda betinanya saat kesatria itu sampai di sampingnya. "Kau akan berkuda dengan ku," ujarnya. Sgaire berhenti saat ia melihat jumlah tas yang terikat di belakang kuda Jacelyn. Kemudian, lelaki itu menggelengkan kepalanya. "Kau harus meninggalkan..."

Sgaire tidak bisa menyelesaikan penjelasannya saat Jacelyn memotong perkataan nya terlebih dahulu. "Terimakasih banyak sudah menawarkannya, Sir. Tapi, aku benar-benar tidak perlu berkuda dengan mu. Kuda betinaku cukup kuat. Dia sangat sehat untuk menempuh perjalanan ini."

Sgaire tidak terbiasa di tolak oleh wanita. Ia tidak tahu harus bertindak apa lagi. Ia mulai mengulurkan tangan ke arah Jacelyn, tapi berhenti di tengah-tengah aksinya.

Ailean menyadari keraguan anak buahnya. Kemudian, Sgaire berbalik ke arahnya dan ia melihat kebingungan di dalam ekspresi lelaki itu.

"Dia mulai sulit di atur," gumam Azril.

"Ya, benar," sahut Garfie setuju sambil tergelak. "Aku salah, Azril. Dia tidak cantik. Dia sangat cantik."

Azril mengangguk. "Ya, benar," ia mengakui.

"Apa kau melihat Sgaire?" ujar Garfie kemudian. "Jika aku tidak sangat memahaminya, aku akan mengira kalau dia akan pingsan di sana."

Azril menganggap pertanyaan itu sangat lucu, Ailean menggelengkan kepala dan menghentakkan kakinya agar kuda tunggangannya maju. Jacelyn tidak menyadari ketidak nyamanan Sgaire. Dia sedang sibuk meluruskan rok di atas pergelangan kakinya. Dia menyesuaikan jubah berat di pundaknya, mengikat tali hitamnya, dan akhirnya mengulurkan tangannya mengambil tali kekang yang dengan sabar dipegang kan oleh Tord untuknya.

Ailean memberi isyarat agar Sgaire menyingkir dari jalannya dan menghentikan kudanya di sebelah Jacelyn. "Kau hanya boleh membawa satu tas, Madam,"

Suara Ailean membuat Jacelyn berfikir untuk tidak bertentangan dengan nya. "Aku akan membawa semuanya," tantangnya. "Kebanyakan dari tas itu berisi hadiah yang ku buat untuk Ainsley Callista dan bayinya. Dan aku tidak akan meninggalkan nya."

Jacelyn berfikir kalau dirinya bertindak sangat berani, jika dilihat dari fakta bahwa kesatria bertubuh besar itu melotot tajam kearahnya. Jelas terlihat bahwa lelaki itu terbiasa di penuhi segala perintahnya. Jacelyn menarik nafas cepat, kemudian menambahkan, "Aku juga tidak mau berkuda dengan lelaki muda itu. Kudaku bisa membawaku sama baiknya."

Ailean tidak mengatakan apapun selama sesaat. Jacelyn menandingi kerutan di wajah Ailean dengan kerutan juga, sampai lelaki itu menarik pedang dari sarung di samping tubuhnya. Jacelyn menarik nafas tersentak. Sebelum ia bisa bergerak dari depan Ailean, lelaki itu telah mengangkat pedangnya, menggeser tubuhnya di atas pelana, dan menggunakan pedang itu untuk memotong tali yang mengikat tas-tas Jacelyn yang berharga.

Jantung Jacelyn berdebar kencang. Dia mencoba untuk bisa menenangkan diri saat Ailean menyarungkan kembali pedangnya. Lelaki itu memberi isyarat pada teman-temannya untuk mendekat dan memerintahkan mereka untuk mengambil masing-masing satu tas Jacelyn. Jacelyn tidak mengucapkan sepatah katapun saat melihat para kesatria itu bertampang kesal saat mengikat tas nya di kuda mereka. Tapi, nafasnya kembali tersentak saat sang pemimpin itu berusaha menarik tubuhnya dari atas pelana. Jacelyn memukul tangan lelaki itu.

Namun, hal itu merupakan suatu pertahanan yang sia-sia saat melawan lelaki besar itu, dan terlihat dengan jelas bagi Jacelyn kalau Ailean juga merasa konyol dengan tindakannya. Kilatan di mata lelaki itu mengungkapkan semuanya. "Perjalanan mendaki gunung sangatlah berat, Madam. Dan akan lebih baik bagimu jika kau berkuda dengan salah satu di antara kami."

Segera Jacelyn menggelengkan kepalanya cepat. Gagasan berada begitu dekat dengan lelaki tampan itu sebenarnya bukan hal yang tidak menyenangkan. Tapi ia tidak ingin lelaki itu menganggap remeh dirinya. Ia sudah lelah dianggap remeh sepanjang hidupnya selama ini.

"Aku sangat sehat untuk menghadapi perjalanan ini." bual Jacelyn. "Kau tak perlu khawatir aku tidak bisa berkuda dengan kalian."

Ailean menahan rasa kesalnya. "Akan ada juga saat-saat di mana kita harus berkuda melewati daerah berbahaya," jelasnya dengan sabar. "Kuda-kuda kami di latih untuk berjalan dengan tentang..."

"Kuda ku juga bisa berjalan dengan tenang," sela Jacelyn.

Ailean tiba tiba tersenyum pada nya. "Apa dia akan setenang kau?"

Jacelyn segera mengangguk.

Ailean menghela nafas. "Aku sudah menduganya."

Jacelyn tidak menyadari jika Ailean sedang mengoloknya sampai lelaki itu meraih tubuh Jacelyn . Ailean juga tidak memberikan Jacelyn kesempatan untuk bisa mendorong tangannya. Tekad lelaki itu begitu kuat. Ia tidak begitu lembut saat mengangkat Jacelyn dari atas pelana dan menempatkan Jacelyn di atas pangkuannya. Lelaki itu bahkan tidak memikirkan kesopanan posisi Jacelyn.Kaki Jacelyn mengangkang di atas pelana seperti seorang laki-laki yang berkuda. Dan jika hal itu tidak memalukan, maka fakta bahwa bagian belakang paha Jacelyn menempel di atas paha Ailean tentulah sangat memalukan. Jacelyn bisa merasakan wajahnya berubah menjadi merah merona.

Ailean tidak membiarkan Jacelyn membenarkan posisi yang memalukan itu. Lengan kiri lelaki itu melingkar kuat di sekitar pinggang Jacelyn. Jacelyn sama sekali tidak bisa bergerak, tapi ia bisa bernafas. Dan menurutnya semua itu sudah cukup. Jacelyn melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan pada para pelayan yang sedang menonton.

Jacelyn merasa sangat kesal dengan kesatria itu karena telah menggunakan cara yang angkuh untuk mendapatkan keinginannya. Tapi, ia bisa menyadari bahwa ada rasa hangat dalam pelukan lelaki itu. Dirinya juga bisa mencium aroma lelaki itu, dan Jacelyn sangat menyukai aroma maskulin dari tubuh Ailean.

...🍁...

Terpopuler

Comments

Eldar Iben Malakian

Eldar Iben Malakian

Tercium aroma benih benih cinta

2023-10-07

5

harapan masadepanmu

harapan masadepanmu

Ailean. "Aku jatuh hati padanya, saat pertama kali melihatnya."
Jacelyn. "Sungguh lelaki tampan itu mampu menggoncang hati ku."

2023-10-07

7

harapan bersamamu

harapan bersamamu

Cie Ailean terpesona🤭

2023-10-07

6

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PROLOG II
3 PROLOG III
4 CHAPTER I
5 CHAPTER 2
6 CHAPTER 3
7 CHAPTER 4
8 CHAPTER 5
9 CHAPTER 6
10 CHAPTER 7
11 CHAPTER 8
12 CHAPTER 9
13 CHAPTER 10
14 CHAPTER 11
15 CHAPTER 12
16 CHAPTER 13
17 CHAPTER 14
18 CHAPTER 15
19 CHAPTER 16
20 CHAPTER 17
21 CHAPTER 18
22 CHAPTER 19
23 CHAPTER 20
24 CHAPTER 21
25 CHAPTER 22
26 CHAPTER 23
27 CHAPTER 24
28 CHAPTER 25
29 CHAPTER 26
30 CHAPTER 27
31 CHAPTER 28
32 CHAPTER 29
33 CHAPTER 30
34 CHAPTER 31
35 CHAPTER 32
36 CHAPTER 33
37 CHAPTER 34
38 CHAPTER 35
39 CHAPTER 36
40 CHAPTER 37
41 CHAPTER 38
42 CHAPTER 39
43 CHAPTER 40
44 CHAPTER 41
45 CHAPTER 42
46 CHAPTER 43
47 CHAPTER 44
48 CHAPTER 45
49 CHAPTER 46
50 CHAPTER 47
51 CHAPTER 48
52 CHAPTER 49
53 CHAPTER 50
54 CHAPTER 51
55 CHAPTER 52
56 CHAPTER 53
57 CHAPTER 54
58 CHAPTER 55
59 CHAPTER 56
60 CHAPTER 57
61 CHAPTER 58
62 CHAPTER 59
63 CHAPTER 60
64 CHAPTER 61
65 CHAPTER 62
66 CHAPTER 63
67 CHAPTER 64
68 CHAPTER 65
69 CHAPTER 66
70 CHAPTER 67
71 CHAPTER 68
72 CHAPTER 69
73 CHAPTER 70
74 CHAPTER 71
75 CHAPTER 72
76 CHAPTER 73
77 CHAPTER 74
78 CHAPTER 75
79 CHAPTER 76
80 CHAPTER 77
81 CHAPTER 78
82 CHAPTER 79
83 CHAPTER 80
84 CHAPTER 81
85 CHAPTER 82
86 CHAPTER 83
87 CHAPTER 84
Episodes

Updated 87 Episodes

1
PROLOG
2
PROLOG II
3
PROLOG III
4
CHAPTER I
5
CHAPTER 2
6
CHAPTER 3
7
CHAPTER 4
8
CHAPTER 5
9
CHAPTER 6
10
CHAPTER 7
11
CHAPTER 8
12
CHAPTER 9
13
CHAPTER 10
14
CHAPTER 11
15
CHAPTER 12
16
CHAPTER 13
17
CHAPTER 14
18
CHAPTER 15
19
CHAPTER 16
20
CHAPTER 17
21
CHAPTER 18
22
CHAPTER 19
23
CHAPTER 20
24
CHAPTER 21
25
CHAPTER 22
26
CHAPTER 23
27
CHAPTER 24
28
CHAPTER 25
29
CHAPTER 26
30
CHAPTER 27
31
CHAPTER 28
32
CHAPTER 29
33
CHAPTER 30
34
CHAPTER 31
35
CHAPTER 32
36
CHAPTER 33
37
CHAPTER 34
38
CHAPTER 35
39
CHAPTER 36
40
CHAPTER 37
41
CHAPTER 38
42
CHAPTER 39
43
CHAPTER 40
44
CHAPTER 41
45
CHAPTER 42
46
CHAPTER 43
47
CHAPTER 44
48
CHAPTER 45
49
CHAPTER 46
50
CHAPTER 47
51
CHAPTER 48
52
CHAPTER 49
53
CHAPTER 50
54
CHAPTER 51
55
CHAPTER 52
56
CHAPTER 53
57
CHAPTER 54
58
CHAPTER 55
59
CHAPTER 56
60
CHAPTER 57
61
CHAPTER 58
62
CHAPTER 59
63
CHAPTER 60
64
CHAPTER 61
65
CHAPTER 62
66
CHAPTER 63
67
CHAPTER 64
68
CHAPTER 65
69
CHAPTER 66
70
CHAPTER 67
71
CHAPTER 68
72
CHAPTER 69
73
CHAPTER 70
74
CHAPTER 71
75
CHAPTER 72
76
CHAPTER 73
77
CHAPTER 74
78
CHAPTER 75
79
CHAPTER 76
80
CHAPTER 77
81
CHAPTER 78
82
CHAPTER 79
83
CHAPTER 80
84
CHAPTER 81
85
CHAPTER 82
86
CHAPTER 83
87
CHAPTER 84

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!