Azril menatap pepohonan dimana Jacelyn menghilang, kemudian berbalik kepada Ailean. "Apa mungkin itu pikiran-pikiran bodoh mengenai seorang wanita Northumbria yang cantik?" Tebaknya.
Ailean mengangkat bahu. "Mungkin," ia memberi kesempatan.
Azril tahu jika dirinya lebih baik untuk tidak mendesak tentang hal ini. Pemimpin negaranya itu tidak terlihat begitu gembira atas pengakuannya barusan.
"Ini akan menjadi perjalanan pulang yang sangat panjang," ujar Azril sambil menghela nafas sebelum berbalik untuk mengurus kudanya sendiri.
Jacelyn berhasil menjaga agar jalannya tetap terlihat terhormat sampai ia bersembunyi dengan aman di balik pepohonan. Kemudian, ia segera tersungkur dan memegang punggung bawahnya. Tuhan, rasanya sakit sekali, Bokong dan pahanya terasa seperti habis di cambuk habis-habisan.
Gadis itu berjalan berputar sampai kakinya tidak lagi terasa kaku. Kemudian, Jacelyn mencuci muka dan tangannya dengan air dingin kolam. Jacelyn merasa jauh lebih baik setelah membersihkan diri, dan dia juga merasa lapar sekarang. Gadis itu bergegas kembali ke lapangan. Dapat dia dengar jika para lelaki itu sedang berdiskusi akan suatu hal. Tapi, begitu mereka melihatnya, mereka segera menutup mulut mereka rapat-rapat.
Ailean, Jacelyn segera menyadari jika lelaki itu tidak ada di sana. Wanita itu merasa sedikit panik dalam sesaat yang membuat perutnya terasa bergejolak. Kemudian, perasaan itu dengan cepat menguasai tubuh gadis itu. Tapi setelah Jacelyn melihat kuda hitam milik Ailean. Rasa takut itu segera sirna. Kesatria Stewart itu mungkin saja akan meninggalkan dirinya, tapi lelaki itu tidak akan meninggalkan kudanya yang setia, bukan? Pikir Jacelyn.
Jacelyn sendirian di dalam hutan bersama dengan empat orang kesatria yang sama sekali asing baginya. Jika berita mengenai keadaan seperti ini sampai ke telinga siapapun di Northumbria, dalam sekejap reputasinya akan hancur tanpa sisa. Ibunya mungkin akan membunuhnya juga. Aneh, tapi pikiran terakhir itu sama sekali tidak mengganggu hati Jacelyn. Wanita itu tidak bisa merasakan emosi apapun pada ibunya sendiri sekarang. Paman Oilbhries sudah menjelaskan tentang sikap dingin kakaknya terhadap putrinya sendiri dengan sebuah kebohongan bahwa Jacelyn mengingatkan ibunya akan lelaki yang di cintainya yang telah tiada.
Bohong, begitu banyak kebohongan.
"Kau sebaiknya beristirahat, Madam."
Jacelyn tersentak saat mendengar suara Azril di belakangnya, dan tangannya segera melayang ke dadanya. Wanita itu menarik nafas beberapa kali sebelum menjawab. "Kita harus makan malam sebelum beristirahat, Apa yang kau lakukan dengan tas-tas itu?"
Azril memberi isyarat ke sisi lain lapangan. Jacelyn bergegas menyebrangi lapangan itu untuk menata makanan. Pelayan setianya di kediaman telah memasukan sebuah kain putih yang indah di tas itu. Jacelyn terlebih dahulu membentangkan kain itu di atas tanah yang keras. Ada roti hitam yang tebal dan renyah, banyak keju merah dan kuning berbentuk segitiga, lembaran tebal daging babi asap, dan apel hijau besar yang segar.
Setelah semuanya siap, gadis itu mengundang para lelaki itu untuk bergabung dengan nya. Kemudian, ia menunggu. Setelah beberapa saat lamanya, ia menyadari kalau mereka tidak berniat untuk bergabung makan malam dengan nya. Jacelyn bisa merasakan jika wajahnya berubah menjadi merah karena malu. Dia duduk di atas tanah, kakinya melipat di bawah keliman roknya, tangannya melipat menjadi satu di atas pangkuannya. Ia terus menundukkan kepalanya sehingga tak ada satu orang pun di antara mereka yang bisa melihat betapa dirinya merasa di permalukan sekarang.
Ini merupakan sebuah kesalahan bodoh, menawarkan untuk berbagi makanan dengan mereka, Dirinya adalah orang Northumbria, dan mereka mungkin tidak akan menerima berbagi makanan dengannya.
Jacelyn memberitahu dirinya sendiri kalau ia tidak perlu merasa malu. Dia tidak perlu bersikap barbar yang kasar. Merekalah yang seperti itu.
Ailean berjalan kembali ke lapangan dan segera berhenti kearah Jacelyn yang sudah bisa memberitahu nya jika ada hal yang salah. Wajah wanita itu terlihat sangat merah. Ia berbalik untuk melihat para anak buahnya. Azril dan Garfie duduk di atas tanah di sisi lain lapangan dengan punggung bersandar di pepohonan. Azril tersadar penuh, sementara Garfie terlihat sudah hampir terlelap, Sgaire, se diam biasanya, sudah tertidur lelap. Lelaki itu terbungkus penuh dalam jubahnya, hanya puncak kepalanya yang berambut pirang saja yang terlihat.
Ailean menyadari gundukan makanan di depan Jacelyn dan langsung bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Ia menghela nafas, kemudian menautkan tangannya di balik punggung lalu berjalan untuk berdiri di samping Jacelyn. Wanita itu tak mau menatap dirinya sedikitpun. Begitu Jacelyn menyadari kalau Ailean berjalan kearahnya, wanita itu kembali memusatkan perhatiannya untuk menata kembali makanan itu kedalam tas miliknya.
Jacelyn sedang memasukan tempat-tempat makan itu kedalam tas saat Ailean duduk di depannya.
Ailean mengambil satu buah apel. Jacelyn langsung merenggutnya kembali dari tangan Ailean. Ailean merebutnya kembali, Jacelyn terkejut dengan kekerasan kepalaan Ailean dan menatap lelaki itu. Mata Ailean berkilat penuh tawa. Jacelyn tidak tahu apa yang di anggap lucu oleh pria itu. Ia terus menatap Ailean sementara pria itu menggigit apelnya. Ailean menyodorkan tubuhnya dan menawarkan apel itu pada Jacelyn. Ia menggigit sekali sebelum menyadari apa yang sudah di lakukannya.
Tiba-tiba, Azril muncul di sampingnya. Tanpa satu katapun, lelaki itu duduk dan meraih ke dalam tas. Ia mengeluarkan semua tempat makan yang sudah Jacelyn masukkan. Setelah itu melemparkan beberapa roti pada Ailean, Azril memasukan satu keju segitiga kedalam mulutnya.
Kemudian, Garfie bergabung dengan mereka. Jacelyn mengambil satu apel dengan malu-malu karena ia berniat menyimpan apel itu untuk kesatria yang sedang tidur, untuk di makan olehnya besok pagi.
"Sgaire pasti merasa lelah hingga tidak sempat makan malam," kata Jacelyn.
Azril mendengus senang mendengar perkataan Jacelyn. "Sgaire tidak lelah, dia hanya keras kepala. Dia tetap saja tidak akan memakan apel mu besok. Karena kau adalah orang Northumbria. Tidak, dia..."
Kerutan wajah Jacelyn menghentikan penjelasan Azril. Wanita itu berbalik menatap Sgaire, menilai jarak di antara mereka di dalam benaknya, kemudian mengambil apel dari pangkuannya. "Jika kau benar-benar yakin dia tidak akan memakan apel ini besok, maka dia harus mau memakannya sekarang."
Jacelyn berniat akan melemparkan apel itu ke orang Stewart yang tidak ramah itu. Tapi, saat menyadarkan punggungnya untuk membidik, Ailean mencengkeram tangannya.
"Kau tidak akan melakukan itu," kata Ailean sambil menatap Jacelyn.
Ailean tidak mau melepaskan tangannya, meski Jacelyn sudah berusaha melepaskan diri sebisa mungkin hingga akhirnya wanita itu menyerah akan kekuatan tangan Ailean yang jauh lebih besar dari dirinya.
"Kau benar," kata Jacelyn. "Aku hanya akan menyia-nyiakan sebuah apel, apel Northumbria berkualitas super, kalau boleh ku tambahkan, untuk seorang Stewart berperangai buruk." Jacelyn berhenti sejenak lalu menggeleng kepalanya. "Aku tidak bisa percaya kalau dia punya hubungan dengan Ainsley Callista. Kau bisa melepaskan tangan ku sekarang Ailean."
Ailean jelas tidak mempercayai Jacelyn. Lelaki itu melepaskan tangan Jacelyn, tapi ia mengambil apelnya. Jacelyn begitu terkejut dengan senyuman Ailean yang tiba-tiba, hingga tidak bisa berdebat dengan lelaki itu samasekali.
"Kau tidak menginginkan Sgaire menjadi musuhmu, Jacelyn." Kata Azril.
"Tapi, dia sudah menjadi musuhku," jawab Jacelyn. wanita itu merasa kesulitan untuk mengalihkan pandangan pada Ailean saat dirinya menjawab teman lelaki itu. "Sgaire sudah memutuskan untuk tidak menyukai ku bahkan sebelum kita bertemu bukan?"
Tidak ada satu orang pun yang menjawabnya. Kemudian Garfie mengubah topik pembicaraan. "Jika kau merasa kesal tiap kali kau berfikir seseorang tidak menyukai mu, maka kau akan melemparkan apel di sepanjang hari segitu kau sampai di Dataran Tinggi nanti."
"Apel Stewart kualitas super," Azril mengejek.
Jacelyn berbalik mengerutkan wajahnya ke arah kesatria itu. "Aku tidak perduli apakah aku di sukai ataupun tidak," kata Jacelyn. "Ainsley Callista membutuhkan ku itulah yang paling penting bagiku. Perasaan ku jelas tidak begitu penting."
...🍁...
Hai terimakasih yang sudah mau mampir🥰 jangan lupa beri dukungan kalian yah😘 Like, komen, dan vote karya ini🥰 terimakasih ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Husna
karter arzil kayanya menyenangkan deh, bikin suasana semakin hidup
2023-10-11
4