Jacelyn merasa dirinya akan memiliki sebuah pengalaman seru dari petualangan nya kali ini.Namun, saat Jacelyn menyadari pemikiran nya itu, semuanya terlihat sangat tidak masuk akal.
Jacelyn tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi, semua itu tidaklah penting. Dirinya hanya tahu jika dia telah bebas dari semua rasa khawatiran pada tubuhnya. Ia merasa aman. Raut wajah lelaki itu menunjukkan jika dia tidak terlalu suka dengan tugas yang sedang dia emban, tapi Jacelyn yakin kalau lelaki itu akan melindungi dirinya selama perjalanan ini.
Jacelyn bahkan sudah tidak lagi perduli jika hanya dia satu-satunya wanita di antara mereka. Jacelyn sudah sangat tidak sabar untuk segera memulai perjalanan baru kali ini. Ia akan meninggalkan segala kebohongan dalam hidupnya, rasa sakit, penolakan, dan semua pengkhianatan yang telah terjadi semasa hidupnya.
Jacelyn berjanji pada dirinya sendiri. Dia tidak akan pernah kembali ke tempat ini. Tidak akan pernah. Dirinya bahkan tidak akan pernah mau berkunjung, tak perduli betapa singkatnya, Dia akan tinggal dengan Bibi Olivia dan Paman Noriie. Dan Demi Tuhan, jika dia mau, ia juga akan memanggil mereka dengan sebutan Ibu dan Ayah, dan tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya.
Jacelyn merasakan dorongan yang besar untuk berteriak dan tertawa, hanya untuk menunjukkan kegembiraan yang saat di rasakannya. Namun ia menahan hasrat itu, mengetahui dengan sadar jika orang-orang Stewart itu tidak akan bisa memahami nya. Bagaimana bisa mereka mengerti? Jacelyn sendiri saja hampir tidak bisa memahami dirinya sendiri.
Keheningan itu tampaknya berlangsung berjam-jam, namun Jacelyn tahu kalau beru beberapa menit yang lalu suasana itu tercipta. Suara derit engsel yang sudah lama tidak diminyaki terdengar nyaring dan menarik perhatian para kesatria itu. Semuanya, kecuali sang pemimpin menoleh kearah itu. Dua orang menarik pedang mereka. Jacelyn segera menyadari jika para kesatria itu sedang berada di wilayah musuh dan pasti akan bersiaga terhadap sebuah serangan.
Tidak heran kalau mereka semua terlihat begitu kesal. Kerutan di wajah mereka sekarang tampak masuk akal bagi Jacelyn. Dia mengembalikan perhatiannya pada sang pemimpin. "Apa kau suami Ainsley Callista?"
Lelaki itu tidak menjawab. Jacelyn baru saja hendak mengulangi perkataannya menggunakan bahasa tradisional orang Stewart ketika kesatria yang berada tepat di belakang pemimpinya menyahut. "Ramsey ada bersama istrinya. Kami adalah keluarganya."
Bahasa lelaki itu terlalu kental dengan aksen sehingga Jacelyn kesulitan untuk mengerti. Kesatria itu mengarah kudanya ke depan. Saat ia sampai di samping memimpinnya, ia kembali bicara. "Apa kau Lady Jacelyn Elizabeth?"
Jacelyn tersenyum. Tidak ada seorang pun kecuali Ainsley Callista yang akan menambah kata Elizabeth dalam namanya. Itu adalah sebuah pengingat yang manis dari hari-hari yang sudah berlalu. "Benar," jawabnya. "Tapi, kau bisa memanggilku Jacelyn. Tolong beri tahu aku, Sir, Bagaimana keadaan Ainsley Callista?"
"Gemuk'
Jacelyn tertawa mendengar jawaban singkat lelaki itu.
"Dia memang seharunya gemuk," sahut Jacelyn.
"Tapi, apa dia sehat?"
Lelaki itu mengangguk. "Madam, kami datang jauh-jauh kesini untuk mendengarkan kau mengatakan pada kami kalau kau tidak mau kembali bersama kami. Tolong beri kami penolakanmu sekarang dan kami akan segera pergi."
Mata Jacelyn membelalak karena terkejut. Lelaki itu menghinanya dengan sangat santai.
Jacelyn berbalik untuk melihat kearah yang lain. "Apa kalian semua percaya kalau aku tidak akan kembali bersama kalian?" Tanya Jacelyn dengan suara tidak percaya.
Semua kesatria itu mengangguk. Membuat Jacelyn terperanjat. "Kalian datang jauh-jauh kesini hanya ingin mendengar ku berkata tidak?"
Mereka kembali mengangguk dengan serempak. Jacelyn tidak percaya akan hal itu. dirinya berada geli lalu tertawa karena tidak bisa menahannya lagi.
"Apa kau menertawakan Ainsley Callista kami karena dia dengan polosnya percaya kalau kau akan menempati janjimu?" salah satu dari kesatria itu bertanya.
"Tidak, Sir," sergah Jacelyn. "Aku menertawakan kalian."
Jacelyn memutuskan kalau seharusnya dirinya tidak terlalu berterus terang pada orang Stewart. Para lelaki itu terlihat seolah ingin mencekiknya sekarang.
Jacelyn memaksakan dirinya untuk berhenti tersenyum. "Aku minta maaf jika aku sudah menyinggung mu, Sir," namun sepertinya, permintaan maaf Jacelyn tidak menentramkan hati laki laki itu.
Jacelyn menghembuskan nafas menyesali percakapan mereka dan memutuskan untuk mengulang kembali.
"Siapa namamu, Sir?"
"Azril."
"Senang bertemu dengan mu, Azril," ujar Jacelyn sambil membungkuk hormat dengan cepat
Azril memutar bola matanya menunjukan kekesalannya. "Madam, kau membuang waktu kami," balas Azril.
"Jika kau mau langsung memberikan penolakanmu pada kami, kami akan segera pergi. Kau tidak perlu repot-repot menjelaskan penolakan mu. Sebuah jawaban "tidak" saja sudah lebih dari cukup."
Mereka semua kembali menganggukkan kepala secara bersamaan. Jacelyn berpikir kalau dirinya mungkin bisa mati tercekik akibat tertawa.
"Aku khawatir, aku tidak akan bisa memberikan jawaban yang jelas kalian harapkan," Jacelyn memulai. "Aku berniat untuk memenuhi janjiku pada temanku. Aku bahkan sangat bersemangat untuk bertemu kembali dengan Ainsley Callista. Menurutku, semakin sepat kita pergi, semakin baik. Aku tentu saja bisa mengerti kalau kalian ingin menyegarkan diri kalian dulu sebelum kita berangkat."
Setelah mengatakan hal itu. Dapat Jacelyn lihat kalau dirinya telah berhasil membuat para kesatria itu terkejut dengan pengumuman singkatnya.
Azril terlihat terperangah. Yang lainnya, kecuali sang pemimpin, yang masih belum menunjukan ekspresi apapun, terlihat setengah tidak percaya. Jacelyn tidak tertawa, tapi tersenyum. Dia juga berbicara dengan bahasa Stewart untuk membuat mereka terkesan. Dan dari cara mereka menatapnya, ia yakin kalau usahanya itu berhasil.
Jacelyn memutuskan kalau dirinya harus mengingat dengan jelas ekspresi wajah setiap lelaki itu, sehingga bisa ia ceritakan pada Ainsley Callista. Temannya itu pasti akan menganggapnya lucu, sama seperti dirinya.
"Kau benar-benar ingin ikut bersama dengan kami, Madam?" Tanya Azril.
Bukankah ia baru saja menjawab pertanyaan itu? Jacelyn menyembunyikan perasaan kesalnya. "Ya, aku benar-benar berniat untuk ikut bersama kalian," Jacelyn menjawabnya kembali dengan nada suara yang tegas tanpa bertele-tele. Dirinya kembali mengarahkan pandanganya pada sang pemimpin.
"Kalian sebaiknya mengerti bahwa tidak masalah kalian mengharapkan kehadiran ku atau tidak. Tak ada yang bisa menghentikan ku untuk memenuhi janji ku. Jika aku harus berjalan kaki kerumah Ainsley Callista, maka demi Tuhan, aku akan melakukannya sekarang. Jadi sekarang," Jacelyn menambahkan dengan nada suara yang lembut. "Apa semuanya sudah jelas bagi kalian?"
Sang pemimpin para kesatria itu tidak mengangguk atau pun berbicara, tapi lelaki itu mengangkat satu alisnya. Jacelyn memutuskan untuk menganggap reaksi itu sebagai jawaban ya.
Tord menarik perhatian Jacelyn dengan siulan panjang. Jacelyn memberi isyarat pada lelaki itu agar membawa kudanya keluar. Lalu mengangkat lipatan gaun birunya dan bergegas menuruni tangga. Dia sedang melewati barisan para kesatria itu ketika ia mendengar salah satu dari mereka bergumam. "Aku sudah tahu kalau dia akan menjadi wanita yang sulit di atur, Ailean."
Jacelyn bahkan tidak berpura-pura kalau dirinya tidak mendengar ucapan itu. "Benar sekali yang kau katakan, aku mungkin akan menjadi wanita yang sulit di atur," teriak Jacelyn sambil terus berjalan kearah kandang. Kemudian tertawa.
Karena Jacelyn tidak memutar tubuhnya, ia tidak bisa melihat senyum para kesatria terhadap bualan nya itu.
Ailean tampak tidak bisa melepaskan pandangannya dari wanita itu. Dia jelas terlihat sangat kaget, tentunya karena wanita itu bermaksud memenuhi janjinya. Tapi, persetan, ia tidak menduga kalau dirinya akan tertarik pada wanita itu. Dan itu membuatnya terkejut, respons yang aneh, dan ia begitu yakin dengan apa yang akan di lakukannya.
...🍁...
jangan lupa like, komen dan beri vote kalian untuk karya ini🥰 dan terimakasih untuk yang sudah mau membacanya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Eldar Iben Malakian
Lanjut thor semangat
2023-10-07
4
Masa Depan mu
Ailean dingin banget. Tapi kayaknya sih tertarik sama Jacelyn. secara kan dia cantik
2023-10-07
5
harapan masadepanmu
kayanya bisa jadi petualangan yang seru deh, untuk rombongan ini. tapi kasian Jacelyn cewe sendirian
2023-10-07
6