Jacelyn menyandarkan punggungnya pada dada bidang milik Ailean. Puncak kepalanya berada di bawah dagu lelaki itu. Jacelyn tidak berusaha mendongkrak untuk menatap lelaki itu saat dia menanyakan nama nya.
"Ailean."
Kepala Jacelyn terbentur dagu Ailean saat lelaki itu mengangguk untuk memberitahu jika dia mendengar saat Jacelyn memanggil namanya.
"Apa hubungan mu dengan Ainsley Callista?"
"Suaminya adalah adikku."
Mereka telah melewati jembatan gantung sekarang dan sedang mendaki bukit di dekat perkuburan keluarga. "Dan nama adikmu adalah Ramsey?"
"Ya."
Sangat jelas terlihat kalau Ailean sedang tidak berkenan untuk berbicara. Jacelyn menarik diri dari tubuh Ailean untuk mendongkrak melihat lelaki itu. Ailean memandang lurus ke depan, mengabaikan dirinya. "Aku hanya punya satu pertanyaan lagi untuk mu, Ailean," katanya. "Setelah itu, aku berjanji akan membiarkan mu dengan pikiran mu sendiri."
Ailean akhirnya menunduk menatap Jacelyn. Nafas Jacelyn tertahan di tenggorokan saat menatap wajah Ailean. Demi Tuhan, mata Ailean sangat indah. Meminta lelaki itu untuk memberikan perhatian penuh pada dirinya merupakan sebuah kesalahan. Sebab tatapan tajam Ailean merampok semua konsentrasi dalam dirinya.
Cukup aman untuk menganggap lelaki itu menarik, putus Jacelyn. Tentu saja tidak akan ada yang terjadi di antara mereka. Jacelyn memang akan mendatangi rumah Ailean, ya, tapi dirinya hanya akan menjadi orang luar, seorang tamu. Begitu tiba di sana, Ailean tidak mungkin akan memiliki keperluan dengan nya di sana, atau bahkan sebaliknya.
Selain itu, Jacelyn sadar jika dirinya adalah orang Northumbria. Tidak, tidak akan ada yang terjadi seperti sebuah ketertarikan di antara mereka.
"Apa kau sudah menikah?" Jacelyn menyebutkan pertanyaan itu.
Terlihat cukup jelas jika Jacelyn lebih terkejut mendengar pertanyaannya sendiri di bandingkan dengan Ailean.
"Tidak, aku belum menikah."
Jacelyn tersenyum.
Ailean tidak tau apa yang harus dia lakukan. Jacelyn sudah menanyakan pertanyaannya dan sekarang dia akan mengabaikan wanita itu. Namun, masalah lain muncul dalam dirinya, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Jacelyn. Entah apa yang sedang terjadi,Ailean merasa cukup sulit untuk kembali melihat jalan setelah menatap mata Jacelyn.
"Aku punya satu pertanyaan lagi untukmu," bisik Jacelyn. "Setelah itu, aku tidak akan mengganggumu."
keduanya saling menatap mata satu sama lain selama beberapa saat. "Apa yang ingin kau tanyakan padaku?"
Suara Ailean keluar berupa bisikan lembut. Rasanya suara itu seperti belaian bagi Jacelyn. Reaksi itu membuat Jacelyn bingung, dia memutuskan untuk mengalihkan pandangannya dari Ailean untuk menjaga dirinya dari pesona setan tampan itu, agar reaksi aneh pada tubuhnya dapat teralihkan.
Ailean menyadari keraguan Jacelyn. "Pertanyaan mu pasti tidak begitu penting."
"Oh, ini pertanyaan penting," sanggah Jacelyn. Dia terdiam sesaat untuk mengingat pertanyaan yang sebelumnya hendak dia tanyakan. Gadis itu menatap dagu Ailean agar bisa lebih berkonsentrasi. "Ah, aku ingat sekarang," ucapnya sambil tersenyum. "Apa Ramsey bersikap baik pada Ainsley Callista? Apa dia memperlakukan Ainsley Callista dengan baik?"
"Ku rasa Ramsey sangat baik padanya," Ailean menjawab sambil mengangkat bahu. Beberapa detik kemudian dia menambahkan, "Ramsey tidak pernah memukul istrinya."
Jacelyn mendongkrak menatap mata Ailean sehingga Ailean dapat melihat rasa senang atas komentarnya dari sorot mata Jacelyn.
"Aku sudah tahu kalau Ramsey tidak akan pernah memukulnya."
"Bagaimana kau tau?"
"Jika Ramsey pernah mengangkat tangan pada Ainsley Callista sekali saja, maka teman ku itu akan langsung meninggalkan Ramsey."
Mendengar perkataan kurang ajar Jacelyn, Ailean tidak tahu harus merespon apa? Tapi dengan cepat pria itu kembali mendapatkan rasa humornya. "Dan kemana Ainsley Callista akan lari?"
"Kepadaku."
Karena Jacelyn terdengar begitu tulus, Ailean tahu jika gadis itu percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya. Ailean tidak pernah mendengar hal yang begitu tidak masuk akal seperti ini sebelumnya. Seorang istri tidak akan meninggalkan suaminya begitu saja, apapun alasannya.
"Tidak satupun anggota kerajaan Stewart yang akan menyentuh istrinya dalam keadaan marah."
"Ailean, apa yang akan kau lakukan dengan hal ini?"
Azril meneriakkan pertanyaan itu, mengganggu diskusi mereka. Jacelyn berbalik tepat waktu untuk melihat kesatria itu bergerak kearah kuburan yang telah di hancurkan olehnya kemarin malam. Segera Jacelyn mengalihkan tatapannya kearah barisan pepohonan di atas bukit.
Ailean merasa tubuh Jacelyn menegang dalam pelukannya. "Apa kau tahu siapa yang melakukan ini?"
"Ya," jawab Jacelyn dalam bisikan lembut.
"Siapa yang melakukan itu pada kuburan..."
Jacelyn tidak membiarkan Ailean menyelesaikan kalimatnya. "Itu adalah kuburan Ayahku."
Mereka sudah sampai di samping Azril saat Jacelyn mengucapkan hal itu. Kesatria bermata hijau itu menatap ke arah Ailean kemudian ke Jacelyn. "Apa kau ingin kami mengembalikan nisan itu sebelum pergi, Madam?"
Jacelyn menggelengkan kepalanya. "Kalau kau melakukan itu, aku hanya perlu menghancurkan nya lagi. Tapi, aku berterimakasih atas tawaran mu."
Azril tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Apa kau sedang memberitahu kami bahwa kau yang telah melakukan ini?"
Tidak akan rasa malu sedikit pun yang terlihat di wajah Jacelyn saat menjawab pertanyaan Azril. "Ya, aku yang melakukannya. Aku butuh waktu satu jam. Tanah itu sekeras batu."
Orang Stewart itu terhenyak. Kemudian, Ailean menarik perhatiannya. Lelaki itu mengangkat wajah Jacelyn dengan bagian belakang ibu jarinya. "Kenapa kau melakukan hal seperti ini?"
Jacelyn mengangkat bahu dengan acuh tak acuh. "Saat itu, tampaknya itu lah hal yang pantas untuk di lakukan."
Ailean menggelengkan kepalanya. Kejahatan yang baru saja Jacelyn akui sangatlah bertentangan dengan karakter wanita itu. Ailean menduga jika Jacelyn merupakan seorang wanita yang berperangai lembut dan polos, namun keras kepala. Cara wanita itu bersikeras untuk mengendarai kudanya sendiri menunjukan sifatnya itu. Namun, Jacelyn tetap tidak tampak seperti seorang wanita yang tidak menghormati tanah suci.
"Ini adalah kuburan Ayahmu?" Tanya Ailean lagi, pria itu bertekad untuk mendapatkan jawaban dari teka-teki ini.
"Ya," jawab Jacelyn. Wanita itu menghela nafas.
"Kau tidak perlu khawatir tentang hal ini. Kuburan itu kosong."
"Kosong?"
"Ya."
Jacelyn tidak menjelaskan apapun lagi. Ailean memutuskan untuk tidak mendesak wanita itu, saat menyadari betapa kaku nya tubuh Jacelyn didalam pelukannya. Jelas terlihat jika wanita itu merasa sangat tertekan.
Ailean memberi isyarat pada Azril untuk kembali bergerak, kemudian mengarahkan tunggang nya di belakang lelaki itu. Begitu kuburan itu tertinggal jauh di belakang mereka, Jacelyn terlihat kembali santai.
Mereka tidak berbicara kembali sampai matahari terbenam dan sudah waktunya bagi mereka untuk membuat kemah agar segera bisa bermalam. Mereka sudah berkuda lama sekali. Suasana hati para kesatria itu kini semakin baik karena mereka sudah menyebrangi perbatasan dan kembali ke tanah Skotlandia.
Jacelyn merasa sangat lelah pada saat mereka akhirnya berhenti. Ailean menyadari hal itu saat dirinya membantu Jacelyn turun dari kuda. Wanita itu hampir tak bisa berdiri. Tangan Ailean terentang di pinggang Jacelyn untuk menahan wanita itu agar tetap seimbang sampai kakinya kembali kuat.
Ailean bisa merasakan jika tubuh Jacelyn gemetaran. Dia menatap puncak kepala Jacelyn sementara Jacelyn menunduk menatap tanah. Karena Jacelyn tidak mengemukakan masalahnya, maka Ailean juga tidak akan mengungkitnya. Jacelyn berpegangan di lengannya, tapi begitu wanita itu melepaskan diri, Ailean melepaskan cengkeramannya dari pinggang Jacelyn.
Ailean langsung kembali ke kuda hitam miliknya. Jacelyn mengitari kuda itu dan terus berjalan kearah sungai kecil yang terlihat berada di balik pepohonan di dekat lapangan kecil. Ailean melihat saat Jacelyn beranjak pergi dan sekali lagi pria itu terpesona dengan keanggunan yang di miliki Jacelyn. Wanita itu bergerak seperti seorang putri, ucap Ailean dalam hati.
Ya Tuhan wanita itu sangat cantik. Dan juga sangat polos. Hal itu bisa terlihat dari cara Jacelyn merona pada setiap hal-hal kecil. Jacelyn juga sangat mempesona. Gadis satu ini bisa masuk kedalam hatinya entah bagaimana cara wanita itu melakukannya.
Ailean begitu terhenyak dalam pikirannya hingga pria itu hampir pingsan. Dia terus menatap pepohonan di mana Jacelyn menghilang. Namun, sekarang wajahnya berkerut.
"Apa yang membuat mu begitu gusar?" Tanya Azril dari belakang.
Ailean menumpukkan tangannya di atas pelana kuda miliknya saat menjawab.
"Pikiran-pikiran bodoh."
...🍁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Masa Depan mu
Mereka saling jatuh cinta
2023-10-08
4