Pegangan Ailean terasa menyakitkan bagi Jacelyn. Namun, Jacelyn tidak perlu memberitahu agar lalaki itu melonggarkan pegangannya. Begitu ia menyentuh tangan Ailean dan bersikap santai di dalam pelukannya, lelaki itu langsung mengendurkan pegangannya dengan sendirinya.
Beberapa jam berikutnya terbukti menjadi cobaan yang berat bagi Jacelyn. mereka mengambil jalan kearah utara dan bergerak seolah di kejar oleh pasukan setan, Mereka melesat dengan begitu cepat hingga sampai ke lereng gunung yang berbatu. mereka terus memperlambat laju kuda mereka. Ailean akhirnya mengizinkan kelompok kuda itu beristirahat. Mereka berhenti di sebuah lapangan kecil yang di kelilingi semak-semak. Tumbuhan berduri di sana di kelilingi dengan bunga-bunga berwarna kuning dan ungu. Jacelyn menganggap daerah itu sangat indah. Gadis itu mengitari daerah yang indah bagaikan surga itu, berhati-hati agar tidak menginjak bunga sementara ia melemaskan kakinya yang terasa sakit.
Ingin sekali Jacelyn menggosok rasa sakit yang menyengat bokongnya, tapi ia tidak berani karena para kesatria itu mengamati di setiap gerakannya.
Mereka bukanlah kelompok yang banyak bicara, jadi Jacelyn menghabiskan waktunya dengan menyentuh bunga-bunga an dan mendengus aroma bunga-bunga yang asing baginya.
Jacelyn beranjak ke kolam yang di beritahukan oleh Garfie padanya dan meminum cukup banyak air. Saat ia kembali kelapangan, Azril menyodorkan sekotak keju dan satu robekan besar roti.
Jacelyn duduk di atas batu besar yang halus dengan makan siang di pangkuannya. Ailean kembali ke lapangan dan berdiri di dekat para lelaki. Keempat kesatria itu berdiri di samping kuda-kuda mereka sambil mengobrol. Setiap kali, Ailean akan menengok ke arah Jacelyn, seolah memastikan jika wanita itu masih ada di tempatnya.
Jacelyn menghabiskan makanannya dengan satai sambil terus menerus menatap Ailean. Jacelyn mengetahui kalau dirinya tidak tahu banyak tentang para lelaki itu, kecuali bahwa mereka entah bagaimana bisa mempunyai hubungan dengan Ainsley Callista. Mereka juga setia pada temannya itu. Jacelyn berharap kalau temannya itu menyadari betapa beruntungnya dia karena memiliki banyak orang yang menyayanginya. Tentu saja, mereka juga beruntung mendapatkan Ainsley Callista di dalam keluarga mereka sekarang.
Jacelyn tiba-tiba teringat saat mereka pertama kali bertemu. Waktu itu, ia masih terlalu muda untuk bisa mengingat detail di hari itu. Tapi, selama bertahun-tahun kemudian, papa Ainsley Callista sering kali menceritakan pertama kali ia bertemu dengan Jacelyn. Ia mendengar tentang cerita lebah yang menyengat dari lelaki itu berulang kali, sehingga ia tidak lagi ingat mana detail yang di ingatnya sendiri dan mana detail yang di ceritakan padanya.
Jacelyn memikirkan tentang kejadian itu sekarang. Menurut papa Ainsley Callista, ada seekor lebah yang mengganggu...
"Apa yang membuatmu tersenyum?"
Jacelyn sedang memejamkan matanya dan sangat terhanyut kedalam kenangan sehingga ia tidak menyadari Azril telah berada di dekatnya. Jacelyn membuka mata dan menyadari lelaki itu hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya.
"Aku sedang mengingat pertama kali aku bertemu dengan Ainsley Callista," Jawabnya.
"Kapan itu terjadi?" tanya Azril.
Lelaki itu tampak benar-benar tertarik. Jacelyn mengira kalau Azril pasti ingin mendengar cerita tentang masa kanak-kanak Ainsley Callista. Lalu Jacelyn menceritakan pada lelaki itu bagaimana ia bisa bertemu dengan temannya. Dan pada saat Jacelyn selesai menceritakan kisahnya, Garfie dan Ailean sudah bergabung dengan mereka untuk mendengarkan. Jacelyn tidak membubuhi jawabannya hingga topik tetang Ayah Ainsley Callista di angkat. Ia berlama-lama menjelaskan tentang bagaimana ia bertemu dengan lelaki hebat itu. Jacelyn bahkan menggambarkan penampilan lelaki itu. Suara lelaki itu bernada lembut dan penuh cinta. Ailean menyadari perubahan itu. Dirinya juga menyadari jika Jacelyn telah tiga kali menyebutkan betapa baiknya sikap ayah Ainsley Callista pada wanita itu. Seolah Jacelyn masih merasakan hal yang sama, setelah bertahun-tahun berlalu, hal itu membuat Ailean cukup merasa terkejut.
"Apa Ainsley Callista bersikap sama kepada Ayah mu, seperti kau terhadap Ayahnya?" Tanya Garfie.
"Ayah ku tidak ada di sana."
Senyum dari wajah Jacelyn menghilang. Wanita itu berdiri dan berjalan ke balik pepohonan. "Aku akan berjalan jalan sebentar," teriaknya tanpa menoleh.
Jacelyn menjadi pendiam selama sisa di hari itu. Wanita itu juga terus menunduk di saat makan malam. Garfie, yang paling terang terangan di antara semuanya, bertanya pada Jacelyn kalau ada yang salah. Jacelyn tersenyum, berterima kasih atas perhatian Garfie, kemudian meminta maaf atas sikapnya, dan memberi alasan kalau dirinya merasa sedikit lelah.
Mereka tidur di luar malam itu, begitu juga empat hari berikutnya. Dan pada hari keenam perjalanan mereka. Jacelyn sampai di puncak tertinggi kelelahannya. Malam yang dingin semakin memperburuk keadaan. Semakin jauh mereka ke utara, maka angin menjadi semakin dingin. Sulit sekali untuk bisa tidur. Jacelyn hanya bisa tertidur beberapa menit di setiap kalinya. Tenda yang di dirikan hanya membuat sedikit perlindungan dari angin kencang. Dan dalam malam-malam yang di laluinya, sering kali Jacelyn merasa seolah kedinginan itu mampu menembus hingga ketulang nya.
Ailean juga tampak menarik diri. Lelaki itu masih bersikeras untuk tetap berkuda dengan Jacelyn. Namun ia tidak mengucapkan sepatah katapun.
Jacelyn mengetahui dari Azril, kalau Ailean merupakan seorang kaisar yang baru saja di pilih di kerajaannya, dan ia sama sekali tidak terkejut mendengarnya. Ailean merupakan tipe lalaki yang terlahir sebagai seorang pemimpin. Jacelyn menganggap hal itu sebagai berkah karena lelaki itu terlalu arogan untuk menuruti sebuah perintah. Ailean senang melakukan semua hal dengan caranya sendiri. Oh, Jacelyn sudah menyadari sifat Ailean tersebut dengan cepat.
"Apa ada masalah di rumah yang kau khawatirkan?" tanya Jacelyn saat keheningan dalam perjalanan yang panjang itu mulai meresahkannya.
Mereka sedang berkuda melalui jalan gunung yang berat dengan gerakan lambat. Jacelyn berbalik untuk melihat ke arah Ailean selama menunggu jawaban lelaki itu.
"Tidak."
Ailean tidak menjelaskan jawabannya.
Jam-jam berikutnya di lalui dengan hening. Kemudian, Ailean menundukkan kepalanya dan bertanya. "Bagaimana dengan mu?"
Jacelyn tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan lelaki itu. Ia berbalik lagi untuk menatap Ailean. Bibir lelaki itu hanya berjarak beberapa senti dari bibirnya. Ailean segera menarik diri dengan cepat. Jacelyn juga membalik tubuhnya dengan cepat. "Bagaimana dengan ku apa?" tanya Jacelyn dalam bisikan tenang.
"Apa kau memiliki masalah di rumah yang kau khawatirkan?"
"Tidak."
"Kami cukup terkejut karena keluarga mu mengizinkan kami untuk membawamu pergi."
Jacelyn mengangkat bahu. "Apa di tempat ini akan menjadi hangat saat musim panas atau selalu dingin?" tanya Jacelyn dengan tujuan mengalihkan topik pembicaraan.
"Cuacanya akan terus terasa seperti ini," jawab Ailean. Nada senang dalam suara lelaki itu membuat Jacelyn bingung. "Apa ada seorang bangsawan di rumah mu yang sudah melamar mu, Jacelyn? Apa kau terikat pada seseorang?" tanya Ailean.
"Tidak."
Lelaki itu tidak membiarkan pertanyaan pribadinya ini begitu saja. "Kenapa tidak?"
"Rumit untuk di jelaskan," jawab Jacelyn. Dengan segera ia menambahkan. "Aku benar-benar tidak ingin membahas masalah ini. Kenapa kau tidak menikah?"
"Aku tidak punya waktu dan tidak berminat."
"Aku juga tidak berminat."
Ailean tertawa mendengar jawaban Jacelyn. Sedangkan, Jacelyn begitu terkejut dengan reaksi itu sehingga ia berbalik lagi untuk melihat lelaki itu. "kenapa kau tertawa?" tanya nya.
Sialan, lelaki itu sangat memikat saat ia sedang bergembira. Ujung matanya berkerut karena riang, dan matanya berkilau keperakan. "Kalau begitu, kau tidak sedang mempermainkan ku?" Tanya Ailean.
Jacelyn menggeleng. Ailean tertawa semakin kencang. Jacelyn tidak tahu harus berbuat apa pada lelaki itu. Begitu pula degan Garfie. Kesatria itu berputar di atas pelana untuk melihat apa yang sedang terjadi. Garfie juga terlihat sangat kaget. Jacelyn menyimpulkan kalau para kesatria itu tidak terbiasa mendengar kaisar mereka tertawa.
"Di Dataran Tinggi itu, tidak masalah apakah seorang wanita berminat atau tidak," jelas Ailean. "Perkiraan ku, itu juga berlaku di Northumbria."
"Ya, memang sama," sahut Jacelyn. " Seorang wanita tidak punya suara dalam mengatur masa depan mereka."
"Lalu, kenapa..."
"Aku sudah menjelaskannya," potong Jacelyn. "Semua itu rumit."
...🍁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Masa Depan mu
Kerumitan itu ada, pasti gara² keluarga Jacelyn kan thor😏
2023-10-14
3
harapan bersamamu
Pasti sulit jadi Jacelyn yah🥲 rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk berteduh, nyatanya tidak untuk wanita selembut dirinya
2023-10-13
7