Petaka Di Rumah Tua

Petaka Di Rumah Tua

Pulang Kampung - Episode 1 perdebatan

Aku baru sampai di rumah dan melihat ke dua saudaraku sudah duduk manis di ruang tamu dengan seragam sekolah yang belum mereka ganti. Sedangkan ayah sedang asik menonton berita yang ada di tv.

"Sudah pulang kak? Kok gak ngucap salam pas masuk?" Kata mama sembari menuju ruang tamu sambil membawa satu mangkuk godok pisang panas yang di lumuri gula merah.

"Ah... lupa ma," jawabku enteng.

"Makanya biasakan kak ngucap salam setiap masuk rumah, masa iya harus selalu diingatin mama terus," celoteh adik perempuanku yang bernama Rani.

Dia adalah anak bungsu di keluarga kami. Dia sudah tertarik belajar agama dari kecil. Itu mungkin karena masa kecilnya lebih sering di habiskan dengan mama, berbeda denganku yang selalu bersama ayah, taunya main dan main.

Rani bukan hanya taat pada agama tapi sayangnya dia juga memiliki suatu ke kurangan, yaitu dapat melihat makhluk halus yang biasa kita sebut hantu. Awalnya Rani sangat frustasi, dia benar-benar ketakutan, bahkan sempat bolos sekolah karena terus di ganggu makhluk tak kasat mata itu. Namun lambat laun dia mulai terbiasa namun sayang pribadinya menjadi lebih tertutup. Karena banyak teman-teman yang menjauhinya karena Rani berbeda dari mereka.

Itulah yang tak ku mengerti, dari kecil anak-anak itu sudah pandai menyisihkan dan memojokkan temannya yang berbeda dari mereka. Bahkan mengolok dan membully temannya hanya karena sedikit berbeda. Akhirnya yang terjadi pada anak-anak yang di sisihkan itu adalah pribadi yang anti sosial.

Padahal setiap kekurangan yang di miliki oleh anak-anak itu bukanlah keinginan mereka. Mereka juga ingin memiliki kehidupan yang normal seperti teman mereka yang lainnya. Namun sayang, takdir berkata lain, Tuhan memberikan mereka suatu beban bahkan dari mereka masih kecil. Dan malangnya adikku yang mendapatkan beban itu. Kenapa tidak aku saja?.

Ayah dan mama adalah dua manusia yang saling bertolak belakang. mama begitu taat dengan agamanya lain halnya dengan ayah, dia bahkan tidak pernah sholat sekali pun dari kecil. Tapi walau begitu dia selalu menyuruh kami untuk menunaikan kewajiban kami sebagai hamba Tuhan, yaitu taat beribadah 5 waktu.

Ayah sering bilang bahwa dia dari kecil tidak pernah diajarkan orang tuanya shalat, maka inilah hasilnya sekarang. Tapi lain halnya dengan kami. Walau ayah tidak pernah shalat dia selalu memaksa kami untuk beribadah dan berkata untuk tidak mengikuti jejaknya.

Tapi sepertinya adik laki-lakiku tepatnya anak kedua di keluarga ini tidak mau mendengarkan kata ayah. Dia tetap membandel untuk tidak shalat. Sedangkan aku,walau tidak begitu pintar soal agama, aku tetap shalat 5 waktu dan menutup aurat ku, walau hanya seadanya. Karena aku takut nanti ayah dan ibu marah.

Bisa di bilang akulah satu-satunya anak yang tidak pernah di marahi oleh ayah dan ibuku. Aku selalu ingin patuh dengan mereka. Aku tidak ingin membuat mereka bersedih hanya karena aku tidak menuruti kata mereka. Lain halnya dengan kedua adikku itu. Mereka lebih sering membangkang jika apa yang di perintahkan orang tua tak sesuai keinginan mereka.

Seperti saat ini, baru saja aku duduk tepat di samping ibu, Rudi adik laki-laki ku dengan cepat menolak apa yang di sampaikan ayah padanya.

"Aku gak mau yah, apalagi sekarangkan aku udah kelas 3 SMP, masa iya harus pindah sekolah? Kan tanggung?" jelas penolakan Rudi.

"Oke, kalau gitu gimana sama kamu dek?" Sekarang ayah balik menatap Rani. Rani yang di tanya hanya menggelengkan kepala sambil menyantap godok pisang yang di hidangkan ibu tadi.

"Huh...," mama menghela nafasnya. "Kalau gitu kakak aja ya?" mama menyentuh pahaku dan tersenyum.

"Apanya? Kenapa kakak? Dan apa yang dari tadi di bicarain?" Sumpah aku bingung banget. Baru datang terus tiba-tiba ibu nyuruh aku untuk hal yang aku gak tau untuk apa. Harusnya mereka jelasin dulukan ke aku sebelum tiba-tiba jadikan aku salah satu kandidat dalam perdebatan ini.

"Gini loh sa, nenek kamu di kampung udah sakit-sakitan, dia dibawa ke kota juga gak mau, katanya dia sayang ninggalin rumahnya di desa. Jadi ayah sama ibu sepakat buat ngirim salah satu dari kalian bertiga buat jagain nenek di kampung," ayah menjelaskan duduk masalahnya sekarang.

"Terus kenapa harus Risa bu?" Tanyaku dengan nada protes. Bukannya gak mau rawat nenek di kampung. Cuman masalahnya dari aku lahir sampai sekarang usiaku 19 tahun aku gak pernah jauh dari orang tua. Aku merasa takut jika harus tiba-tiba jauh dari mereka. Iya walau aku anak tertua, tapi pada kenyataanya aku adalah anak paling di manja dan di jaga banget oleh orang tuaku.

Bukan hanya dimana aku sekolah tapi siapa yang menjadi temanku harus masuk seleksi orang tua. Jadi kalau jumlah teman mungkin bisa di hitung pakai jari. Itulah akibatnya aku lebih senang menyendiri karena pada dasarnya aku memang tidak punya pergaulan yang luas.

"Rudi sudah kelas 3 smp, tidak mungkin dia pindah sekolah, sedangkan Rani dia masih kelas 5 Sd, dia masih kecil, mana bisa mengasuh nenek di kampung. Jadi pilihannya tinggal kamu sa, kamukan juga udah tamat sekolah dan lagian kamu udah besar,pasti bisa ngurusin nenek dan jaga rumahkan? Ngalah sama adek ya..?" Kata mama sambil mengusap pundakku.

"Oke deh... Terus kapan Risa harus berangkat?"

"Besok," jawab ayah singkat padat dan jelas.

Aku mengangguk dan memaksakan diri untuk tersenyum. Aku benar-benar tak ingin mereka kecewa. Setelah godok pisang habis di atas meja aku pun pergi ke kamar, mengemasi barang yang perlu aku bawa selama tinggal di rumah nenek.

Entah berapa lama aku di sana. Setahun? 5 tahun? Atau bahkan berpuluh tahun. Aku tak tau, dan juga tak mood untuk bertanya kepada kedua orang tua ku, mungkin sekaranglah gilirannya seorang Risa mandiri dan jauh dari kedua orang tua.

"Semangat Risa.... Kamu gak boleh lembek," kataku berteriak di kamar sambil mengepalkan kedua tangan ku ke atas.

"Kamu ngapa teriak-teriak Risa???" Ups... ternyata suaraku sampai keluar.

"Eh... Gak ada kok ma... ," aku berteriak lagi menjawab pertanyaan Mama.

Saat asik-asik mengemasi barang. Aku teringat sesuatu. " Oh iya... beli indomie ah... Biar nanti di kampung gak perlu nyari-nyari lagi," kataku sembari keluar dari kamar.

"Kak... mau kemana?" tanya Rani, yang sekarang sudah mengganti baju sekolahnya ke baju mode santai.

"Mau ke minimarket dek, ikut?" tanya ku yang di jawab anggukan oleh Rani.

"Ya udah, yuk," aku langsung mengambil kunci honda yang ada di atas meja tv.

"Pulangnya jangan ke malaman kak, ingat besok harus berangkat ke kampung," pesan Mama padaku.

"Sip ma," aku pun melajukan motor menuju minimarket bersama Rani di belakangku.

Terpopuler

Comments

Zeety Zola

Zeety Zola

itu bukan kekurangan kak tp kelebihan ...g smua bs punya indra k-6...

2022-10-31

1

Ratu Mutiarasari

Ratu Mutiarasari

ceritanya bagus bikin penasaran

2022-10-06

1

Ratu Mutiarasari

Ratu Mutiarasari

ceritanya lumayan menarik

2022-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang Kampung - Episode 1 perdebatan
2 Pulang Kampung - Episode 2 bertemu nenek
3 teman baru
4 teman baru 2
5 Tamu Pertama
6 Siapa yang jahat?
7 Tentang Sherly
8 Tamu Manusia
9 Tamu Manusia 2
10 Ketahuan?
11 batin Rani
12 Dimas Incarannya?
13 Sherly dan Rani
14 Nenek Intan dan Nenek Kintan
15 Masalalu Yang Terbongkar
16 Dia Iblis
17 Siapa Pelakunya?
18 Ruangan Tersembunyi
19 Dia Bukan Manusia Lagi
20 Dia Bukan Manusia Lagi Part 2
21 Kita Ketemu
22 Awal Konflik
23 Kedatangan Kelvin dan Rudi
24 Pertemuan Kakak dan Adik
25 Rani Sendiran
26 Teror
27 Teror 2
28 Was - Was
29 Rencana Penyelamatan Diri
30 Rencana Penyelamatan Diri 2
31 Rencana Penyelamatan Diri 3
32 Perubahan Rani
33 Raksasa
34 Izin ya
35 Perlawanan Rani
36 Perlawanan Rani 2
37 perlawanan Rani 3
38 pengumuman
39 Menghadapi masalah
40 Rani mulai bertindak
41 Memulai perjalanan
42 Bertemu Denis
43 Denis dan Rani
44 Kebenaran sesungguhnya
45 Ocha
46 Ocha 2
47 Ocha 3
48 Ocha 4
49 Rencana di Mulai
50 Pengganggu!
51 Ocha Pulang
52 Sudah Waktunya
53 Kembali ke Titik awal
54 Di Mulai
55 Kembali ke Rumah Itu
56 Masuk!
57 Masuk! 2
58 Masuk!3
59 Masuk! 4
60 Akhir dari semuanya
61 Rencana Rani
62 Rencana Rani 2
63 Selesaikah?
64 Berakhir
65 Pulang
66 Sapa Author
67 Dia ikut pulang
68 Hari Baru Dengan Masalah Baru
69 Tentang Risa
70 Piano Berdarah
71 Mimpi
72 Mimpi 2
73 Mimpi 3
74 Masalalu Yang Terbongkar
75 Hasil Menjelajahi Masalalu
76 Pertemuan Pertama Risa dengan Liya
77 Identitas S
78 Kontrak
79 Masalah Lagi?
80 Kehadiran Ahmad
81 Rahasia Di Balik Tusuk Rambut
82 Gadis berkerudung hitam
83 Dia Mengenalinya
84 Teka-teki Baru, Masalah Baru
85 Pria Berponi
86 Nathan
87 Antara Kunci Rudi dan Kotak Nathan
88 Kunci kompas
89 Isi Kotak Nathan
90 Bertemu Titik Terang?
91 S
92 Dosa S
93 Rahasia Di Masalalu
94 Perkenalan Dengan Ahmad
95 Rencana keberangkatan
96 Kembali ke Kampung
97 pengumuman
98 Gadis di luar kamar
99 Pertemuan
100 Luka Lama Yang Terbuka
101 Cerita dari Liya
102 Bertemu Bima
103 Bertemu Bima
104 Bertemu Bima 2
105 Terbongkar 1
106 Terbongkar 2
107 Terbongkar 3
108 Terbongkar 4
109 Terbongkar 5
110 terbongkar 6
111 Terbongkar 7
112 Maaf
113 Terbongkar 8
114 Alasan di balik semua masalah
115 Wanita misterius
116 Ibu Liya
117 Ibu Liya
118 perjalanan
119 Bertemu mama Liya
120 Akhir Dari Masalah Liya
121 Akhir Dari Masalah Liya 2
122 Akhir dari Masalah Liya 3
123 Mereka Pulang
124 Pria Pemain Piano - Episode 1
125 Pria Pemain Piano - epsiode 2
126 Pria Pemain Piano - Episode 3
127 Pria Pemain Piano - Episode 4
128 Pria Pemain Piano - Episode 5
129 Pria Pemain Piano - Episode 6
130 Pria Pemain Piano - Episode 7
131 Pria Pemain Piano - Episode 8
132 Pria Pemain Piano - Episode 9
133 Pria Pemain Piano - Episode 10
134 Pria Pemain Piano - Episode 11
135 Pria Pemain Piano - Episode 12
136 Pria Pemain Piano - Episode 13
137 Pria Pemain Piano - Episode 14
138 Pria Pemain Piano - Episode 15
139 Pria Pemain Piano - Episode 16
140 Pria Pemain Piano - Episode 17
141 pengumuman
142 Pria Pemain Piano - Episode 17
143 Pria Pemain Piano - Episode 18
144 19
145 20
146 21
147 22
148 23
149 24
150 25
151 26
152 27
153 28
154 29
155 30
156 31
157 32
158 33
159 34
160 Author
161 35
162 36
163 37
164 38
165 39
166 40
167 41
168 42
169 43
170 44
171 45
172 46
173 47
174 48
175 49
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Pulang Kampung - Episode 1 perdebatan
2
Pulang Kampung - Episode 2 bertemu nenek
3
teman baru
4
teman baru 2
5
Tamu Pertama
6
Siapa yang jahat?
7
Tentang Sherly
8
Tamu Manusia
9
Tamu Manusia 2
10
Ketahuan?
11
batin Rani
12
Dimas Incarannya?
13
Sherly dan Rani
14
Nenek Intan dan Nenek Kintan
15
Masalalu Yang Terbongkar
16
Dia Iblis
17
Siapa Pelakunya?
18
Ruangan Tersembunyi
19
Dia Bukan Manusia Lagi
20
Dia Bukan Manusia Lagi Part 2
21
Kita Ketemu
22
Awal Konflik
23
Kedatangan Kelvin dan Rudi
24
Pertemuan Kakak dan Adik
25
Rani Sendiran
26
Teror
27
Teror 2
28
Was - Was
29
Rencana Penyelamatan Diri
30
Rencana Penyelamatan Diri 2
31
Rencana Penyelamatan Diri 3
32
Perubahan Rani
33
Raksasa
34
Izin ya
35
Perlawanan Rani
36
Perlawanan Rani 2
37
perlawanan Rani 3
38
pengumuman
39
Menghadapi masalah
40
Rani mulai bertindak
41
Memulai perjalanan
42
Bertemu Denis
43
Denis dan Rani
44
Kebenaran sesungguhnya
45
Ocha
46
Ocha 2
47
Ocha 3
48
Ocha 4
49
Rencana di Mulai
50
Pengganggu!
51
Ocha Pulang
52
Sudah Waktunya
53
Kembali ke Titik awal
54
Di Mulai
55
Kembali ke Rumah Itu
56
Masuk!
57
Masuk! 2
58
Masuk!3
59
Masuk! 4
60
Akhir dari semuanya
61
Rencana Rani
62
Rencana Rani 2
63
Selesaikah?
64
Berakhir
65
Pulang
66
Sapa Author
67
Dia ikut pulang
68
Hari Baru Dengan Masalah Baru
69
Tentang Risa
70
Piano Berdarah
71
Mimpi
72
Mimpi 2
73
Mimpi 3
74
Masalalu Yang Terbongkar
75
Hasil Menjelajahi Masalalu
76
Pertemuan Pertama Risa dengan Liya
77
Identitas S
78
Kontrak
79
Masalah Lagi?
80
Kehadiran Ahmad
81
Rahasia Di Balik Tusuk Rambut
82
Gadis berkerudung hitam
83
Dia Mengenalinya
84
Teka-teki Baru, Masalah Baru
85
Pria Berponi
86
Nathan
87
Antara Kunci Rudi dan Kotak Nathan
88
Kunci kompas
89
Isi Kotak Nathan
90
Bertemu Titik Terang?
91
S
92
Dosa S
93
Rahasia Di Masalalu
94
Perkenalan Dengan Ahmad
95
Rencana keberangkatan
96
Kembali ke Kampung
97
pengumuman
98
Gadis di luar kamar
99
Pertemuan
100
Luka Lama Yang Terbuka
101
Cerita dari Liya
102
Bertemu Bima
103
Bertemu Bima
104
Bertemu Bima 2
105
Terbongkar 1
106
Terbongkar 2
107
Terbongkar 3
108
Terbongkar 4
109
Terbongkar 5
110
terbongkar 6
111
Terbongkar 7
112
Maaf
113
Terbongkar 8
114
Alasan di balik semua masalah
115
Wanita misterius
116
Ibu Liya
117
Ibu Liya
118
perjalanan
119
Bertemu mama Liya
120
Akhir Dari Masalah Liya
121
Akhir Dari Masalah Liya 2
122
Akhir dari Masalah Liya 3
123
Mereka Pulang
124
Pria Pemain Piano - Episode 1
125
Pria Pemain Piano - epsiode 2
126
Pria Pemain Piano - Episode 3
127
Pria Pemain Piano - Episode 4
128
Pria Pemain Piano - Episode 5
129
Pria Pemain Piano - Episode 6
130
Pria Pemain Piano - Episode 7
131
Pria Pemain Piano - Episode 8
132
Pria Pemain Piano - Episode 9
133
Pria Pemain Piano - Episode 10
134
Pria Pemain Piano - Episode 11
135
Pria Pemain Piano - Episode 12
136
Pria Pemain Piano - Episode 13
137
Pria Pemain Piano - Episode 14
138
Pria Pemain Piano - Episode 15
139
Pria Pemain Piano - Episode 16
140
Pria Pemain Piano - Episode 17
141
pengumuman
142
Pria Pemain Piano - Episode 17
143
Pria Pemain Piano - Episode 18
144
19
145
20
146
21
147
22
148
23
149
24
150
25
151
26
152
27
153
28
154
29
155
30
156
31
157
32
158
33
159
34
160
Author
161
35
162
36
163
37
164
38
165
39
166
40
167
41
168
42
169
43
170
44
171
45
172
46
173
47
174
48
175
49

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!