Matahari terlihat berada tepat di atas kepala, cahaya yang sangat menyilaukan ,mata membuat Jihan terbangun dari tidur lelapnya, seluruh tubuhnya penuh dengan 'tanda merah' yang dibuat oleh Aideen.
"Akkk!" pekiknya saat meregangkan badan, badannya benar-benar hancur karena Aideen yang tak memberinya istirahat walau hanya sebentar pada malam hari.
"Cemburu itu wajar! Tapi melampiaskannya kenapa harus bercinta semalaman tanpa henti!" Jihan berdecak sebal, "ughh, badanku sakit gara-gara dia!"
Jihan menatap ke arah jam dinding. Pukul 12.05 siang.
"Sebaiknya hari ini aku di rumah saja," celetuknya, lalu dia bergegas mandi agar bisa turun menikmati makan siangnya.
Tak lama setelah mandi, dia masuk ke ruang pakaian Aideen, berniat mencari baju turtle neck milik suaminya agar dapat menutupi tubuhnya yang penuh dengan bekas '******'.
"Jika bukan karena dia, aku tidak akan memakai baju yang panjang seperti ini di rumah! Arghhhh!"
Jihan bersenandung riang saat mencari baju di lemari Aideen.
Romeo, take me somewhere we can be alone
I'll be waiting, all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story, baby, just say, "Yes"
Setelah menemukan baju yang diinginkan, dia segera memakai baju turtle neck berwarna putih itu dan bergegas ingin meninggalkan ruang pakaian itu segera. Namun langkah kakinya terhenti saat matanya teralihkan pada sebuah kotak berukuran 80x80 cm yang ada di sudut ruang pakaian. Kotak yang berwarna merah dengan pita di atasnya.
"Wahh, kotak yang indah!" rasa penasaran menguasainya sehingga dia berjalan mendekati kotak tersebut dan menyentuh kotak itu dengan ragu-ragu.
"Apakah Aideen marah jika aku menyentuh barangnya?"
"Tapi, aku kan istrinya? Lagi pula, siapa suruh dia membuatku kesal, menghukumku semalaman tanpa henti?" celetuknya lagi.
Jihan membuka kotak tersebut dan melihat ada banyak sekali foto-foto Aideen dan seorang wanita yang tak asing baginya.
"Bukankah ini Kyle?"
Deg deg deg.
Tubuh Jihan bergetar, jantungnya berdetak kencang, saat melihat isi kotak itu. Ada rasa sesak yang tak dapat diungkapkan saat melihat foto-foto mereka yang sedang bermesraan, ada boneka couple, jam couple, hoodie couple dan barang-barang yang diberikan oleh Kyle kepada Aideen saat mereka bersama dulu. Jihan cukup mengenali semua barang yang ada di dalam kotak itu, karena dia mengikuti kisah Aideen dan Kyle sejak chapter pertama di komik Wanita Kesayangan CEO Tampan.
"Kenapa barang yang penuh kenangan ini tidak dibuang? Tidak mungkin aku cemburu, kan?"
Tiba-tiba saja judul komik Wanita Kesayangan CEO Tampan terngiang-ngiang di kepalanya. Di komik itu, Aideen dan Kyle yang menjadi pemeran utamanya, bukan dia, dia sama sekali tidak ada kaitannya dengan komik itu.
"Aku penasaran dengan chapter lanjutan komik ini, bagaimana kabar Kyle sekarang?" Jihan memegang dadanya yang terasa sakit saat menyebut nama Kyle.
Jihan menutup kembali kotak tadi dan meninggalkan ruang pakaian. Saat dia keluar dari ruang pakaian, tampak Aideen sedang memasuki kamar sambil melepaskan dasi birunya.
"Sayang?" panggil Aideen sambil mendekati istrinya, "wahhh, kau berniat menggodaku ya?"
Aideen menatap Jihan dengan tatapan nakalnya, dia berfikir bahwa istrinya sengaja menggodanya dengan memakai baju miliknya.
Jihan mempelototi suaminya.
"Sayang! Apa masih kurang?" tanya Jihan bergidik ketakutan sambil melangkah mundur saat Aideen mendekatinya.
Aideen menahan tawanya saat melihat ekspresi istrinya yang ketakutan dan dia berniat ingin menjadi lebih usil lagi.
"Ya, masih kurang," Aideen menekan tubuhnya ke tubuh Jihan yang sudah mentok di dinding.
Perlahan Aideen membelai rambut Jihan, menciumi helai demi helai rambut Jihan dan berbisik dengan nada nakal.
"Kenyal, sempit, hangat. Aku tak akan pernah puas menikmatinya. Bahkan setelah kita memiliki 10 anak pun, aku tetap akan menerobosnya setiap malam," Aideen menyeringai sambil mengelus-elus pinggul Jihan.
Jihan tak bergeming, dia hanya terdiam namun dengan wajah yang memerah. Seketika pikirannya teralihkan dari bayangan Kyle.
"Ugh."
Aideen mengernyitkan keningnya, saat Jihan tiba-tiba terlihat pucat.
"Ughkkk!!!" mata Jihan berkeliling tak jelas, dia merasakan perutnya mual, kepalanya pusing dan seketika pandangan sekitarnya berubah menjadi hitam, tanpa sadar, dia pun akhirnya pingsan di pelukan Aideen.
"Sayang?! Sayang?!" panggil Aideen panik seraya mengguncang tubuh Jihan, melihat tak ada respon dari Jihan, dia segera menggendong tubuh istrinya ke atas kasur dan meminta Edward segera datang.
Tak lama setelah itu, Edward datang memasuki kamar tersebut dan segera melakukan pemeriksaan terhadap Jihan.
Edward menggelengkan kepalanya sambil berdiri, wajahnya terlihat khawatir sambil menghela nafas berat.
"Apa yang telah kau lakukan padanya?" tanya Edward sambil melepaskan stetoskop dari telinga dan menggantungnya di leher.
"A-apa yang terjadi?"
"Beritahu aku, apa yang telah kau lakukan pada gadis malang ini? Tubuhnya tak berdaya dan lemah."
"Aku tau ini salahku. A-aku me-menyetubuhinya semalaman tanpa henti, bahkan sejak kemaren sore," ucap Aideen terbata-bata, dia merasa bersalah atas perlakuannya terhadap Jihan.
Edward mempelototi Aideen.
"Apa kau bilang?!"
"Aku menyetubuhinya sejak kemaren sore sampai tadi subuh! Ya aku tau aku salah, tapi-"
"Kau benar-benar bajingan gila!"
"Hei! Beritahu aku! Apa yang terjadi pada istriku?!"
Edward menatap mata Aideen yang penuh kekhawatiran. Terlihat ketulusan dari mata pria itu.
"He really love this girl," pikir Edward.
"Katakan apa yang terjadi? Kau membuatku ingin gila!"
"I'm sorry, dude! But, selamat! Kau akan menjadi ayah! Gadis ini hamil," Edward tertawa terbahak-bahak saat melihat sahabatnya ketakutan setengah mati.
"Apa? Hamil?" Aideen terbelalak.
"Yes!" Aideen berteriak kegirangan sambil berloncatan karena tak menyangka bahwa secepat ini dia akan menjadi seorang ayah, namun tiba-tiba dia kembali sadar bahwa sahabatnya itu benar-benar membuatnya kesal karena menakutinya.
Plak!
Aideen mengeplak kepala Edward yang sedang tertawa bahagia karena berhasil mengusili dirinya.
"Sial! Kau menakutiku!" umpat Aideen kesal.
"Apa yang telah kau lakukan pada gadis ini? Kau benar-benar mengejutkanku! Aku sempat berfikir bahwa kau itu homo karena tidak pernah menyentuh Kyle setelah sekian lama kalian berpacaran. Tapi gadis ini? Kau menyetubuhinya tanpa henti? Hahaha." Edward benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa seorang pria yang terlihat seperti tak memiliki nafsu ini ternyata raja dari segala raja nafsu.
"Anyway, selamat! Kau akan menjadi seorang ayah!" timpal Edward sambil menepuk-nepuk bahu Aideen, "ternyata cara mainmu mengerikan. Ughhh. Jika aku wanita, pasti aku akan sangat menikmatinya."
"Hei, tutup mulutmu! Kau membuatku malu!"
Aideen bergegas mendekati Jihan yang perlahan mulai sadar.
"Aku pergi dulu ya, ada pasien lain yang harus ku tangani," ucap Edward sambil bergegas pergi tanpa digubris Aideen.
"Terima kasih," ucap Aideen sambil mengecup lembut dahi Jihan dan membelai lembut kepalanya.
"Terima kasih untuk?"
"Sebentar lagi, kita akan menjadi orangtua!" ucap Aideen kegirangan.
"A-apa?"
"Benar! Kau hamil, sweetheart!"
"Ha-hamil?"
"Iya! Kau hamil! Apakah kau ingin makan sesuatu? Atau ada yang kau inginkan? Bagaimana kalau kita pergi keluar melihat pakaian hamilmu? Sekalian kita pergi melihat perlengkapan bayi? Oh. Tidak. Tidak. Sebaiknya kita pergi USG dulu, aku penasaran bagaimana wajah anak kita."
Ini pertama kalinya Jihan melihat Aideen yang benar-benar bersemangat. Pria yang berusia 29 tahun itu, sebelumnya terlihat dingin dan sedikit menyebalkan, namun ternyata dia juga memiliki sisi imut, begitu pikirnya.
...****************...
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments