Keesokan harinya, Jihan dan Aideen datang lebih pagi dari biasanya. Pasutri itu dijemput oleh Chris ke rumah mereka. Aideen memang sedang tak ingin menyetir karena dia sibuk dengan tabletnya memantau pergerakan saham. Sedangkan Jihan, dia terlihat tegang karena hari ini dia akan menjadi model pengganti, dia mencoba mengalihkan ketegangannya dengan fokus menatap jalanan.
Setibanya mereka di kantor, Jihan dan Aideen berpisah di lobby. Aideen menaiki lift menuju ke ruang meeting sedangkan Jihan ke ruang pemotretan. Setibanya Jihan di ruang pemotretan, ia diperkenalkan oleh Chris dan Brad kepada seluruh staf yang ada. Kehadiran Jihan cukup disambut dengan hangat oleh staf-staf yang ada. Wajah mereka terlihat ceria.
"Selamat pagi, Nyonya!" seru seluruh staf saat Jihan memasuki ruang pemotretan. Gadis itu tersipu malu namun mencoba terlihat santai.
"Pagi, mohon kerjasamanya ya teman-teman," balas Jihan sambil tersenyum. Dia mencoba untuk menjadi ramah, dia tak ingin meninggalkan kesan bahwa istri CEO adalah wanita yang judes dan tidak friendly.
"Nyonya, terima kasih karena mau membantu kami!" ucap salah satu staf wanita yang terlihat masih muda itu, namanya Lucy. Dia terlihat energik.
"Tapi aku takut tidak sesuai dengan ekspetasi yang kalian harapkan," Jihan terlihat ragu dan memainkan ujung bajunya tanpa sengaja.
"Dengan senang hati, kami akan membantu, Nyonya!" jawab beberapa dari staf yang ada. Mereka benar-benar terlihat menyambut kehadiran Jihan dengan sangat antusias.
"Baiklah, sekarang tolong bantu siapkan Nyonya dan pilihkan warna baju yang sesuai dengan tema launching kita," pinta Brad kepada Rindi yang merupakan salah satu staf stylist.
"Baik," jawab Rindi.
"Mari, Nyonya," Rindi tersenyum ramah kepada Jihan, lalu mengantarkan Jihan ke ruang makeup.
"Halo, Nyonya. Kenalkan saya Lucy yang akan mengubah wajah cantik Nyonya jadi semakin pangling!" sapa Lucy dengan riang sambil membungkukkan badannya.
"Kau yang tadi di depan kan?" tanya Jihan dengan wajah yang girang.
"Benar, Nyonya. Saya jadi gemetaran sekaligus bahagia karena bisa bekerja sama langsung dengan Nyonya."
"Hahaha... aku juga merasa bahagia bisa bertemu dengan orang yang hangat dan ramah di tempat ini."
"Nyonya bisa aja. Hehehe."
Lucy dan beberapa staf lain memulai pekerjaan mereka, Lucy dan tim fokus makeup dan hair stylist, sedangkan Rindi dan tim fokus pada pakaian dan aksesoris.
Tema produk Needia pada musim ini adalah, Cinta Membara di mana model wanita mengenakan dress berwarna merah dipadukan model pria mengenakan jas hitam. Pemotretan dilakukan dengan tampilan romantis yang menghangatkan mata.
...****************...
Di waktu yang sama, di sebuah ruang meeting, Aideen terlihat sedang fokus mendengarkan persentasi. Wajahnya tersenyum sumringah.
"Apa yang terjadi pada Tuan kita?" Bisik Aldo sambil menutupi mulutnya menggunakan berkas yang ada.
"Sepertinya ada sesuatu yang membuatnya senang," sahut Dinda yang berada di sebelah Aldo.
"Syukurlah, sepertinya rapat kita kali ini berjalan dengan baik dan tidak semenakutkan seperti biasa," ucap Aldo yang berusaha memusatkan matanya pada infocus.
Belum beberapa detik kedua orang itu berbisik-bisik, tiba-tiba wajah Aideen berubah. Dia mengernyitkan keningnya saat menatap Vina yang sedang menyampaikan persentasi. Wanita itu dibuat keringat dingin karena tatapan Aideen. Dia menjadi takut setengah mati dan tetap melanjutkan persentasinya meski ketakutan.
"Ada yang salah dengan penyampaian Vina?" Bisik Aldo tiba-tiba.
"Menurutku tidak, tapi kau tau sendiri kan, bagaimana bos kita?" Celetuk Dinda.
Di waktu yang sama, saat sedang mendengarkan persentasi dari Vina, Aideen teringat akan tema pemotretan yang akan diikuti Jihan.
"Sial!" Umpat Aideen lirih. Pria itu memijat-mijat pelipisnya yang tak sakit.
Seluruh staf yang ada di ruangan itu terdiam dan menatap ke arah Aideen yang duduk di paling ujung dari meja rapat oval berbentuk U itu.
"Maafkan saya, Tuan!" Ucap Vina sambil membungkukkan badannya. Dia benar-benar ketakutan dengan tubuh yang bergetar.
"Ya?" Tanya Aideen tak mengerti. Seluruh mata terpusat ke arah Vina, "lanjutkan persentasinya."
Aideen memberikan aba-aba menggunakan tanggannya, dia mengibas-ngibas tangannya agar Vina melanjutkan persentasi. Seluruh hadirin rapat dibuat tercengang dengan kelakuan aneh Aideen.
"Laporkan padaku notulen rapatnya nanti," titah Aideen kepada Chris. Pria itu tak membiarkan Chris menjawab perintahnya karena ia langsung bangkit dari duduknya dan bergegas melangkah menuju pintu lalu meninggalkan ruangan tersebut.
...****************...
Hiruk pikuk staf-staf yang terlibat dalam pemotretan itu membuat Jihan sedikit relaks dan tak terlalu grogi. Setelah kurang lebih 1 jam dia di makeover, kini ia telah siap untuk sesi pemotretan. Gadis itu keluar dari ruang makeup dengan jalan yang sedikit sempoyongan karena ekor gaun yang terlalu berat dan heels yang bertumit kecil. Kala itu, penampilannya sangat memukau dan benar-benar bak dewi yang terlahir dari kayangan.
"Wah! Nyonya benar-benar terlihat seperti dewi kayangan!" ujar Lucy dengan tatapan yang sangat antusias.
"Seperti putri yang ada di dongeng-dongeng!" Seru Rindi yang ikut terpana.
"Benar! Aku tidak menyangka Nyonya benar-benar sesuai dengan kualifikasi yang kami butuhkan!" ujar Brad dengan girang.
"Kalian membuatku malu," Jihan tersipu malu mendengar pujian-pujian untuknya, beberapa staf lain juga berbisik-bisik memuji kecantikannya yang benar-benar memukau.
"Jihan?!" panggil Ezryl terkejut melihat kecantikan Jihan yang mempesona.
Jihan melihat ke arah suara yang memanggilnya.
"Ezryl?!" seru Jihan terkejut, "sedang apa kau di sini?"
"Aku akan mengadakan pemotretan, bagaimana dengan kau?"
"Aku juga, katanya aku menggantikan Carla."
Ezryl terbelalak mendengarkan perkataan Jihan. Seketika hatinya kegirangan, mereka akan berada ditempat yang sama dengan jarak yang dekat di depan kamera. Tema dari pemotretan ini membawakan genre romantis, sehingga Ezryl dapat menikmati kebersamaan fananya dengan Jihan.
"Ternyata, kau pasanganku dipemotretan kali ini," gumam Ezryl bahagia.
"Apa yang kau katakan? Aku tidak mendengarnya."
"Bukan apa-apa."
"Maaf Nyonya, Tuan Ezryl, ini saatnya pemotretan," ucap Brad.
"K-kau pasanganku? Wahhh. Aku benar-benar bersyukur. Karena gugupku akan berkurang jika itu kau!" seru Jihan girang.
Ezryl hanya tersenyum kegirangan mendengarkan perkataan Jihan.
Mereka pun memulai pemotretan dengan gaya yang berbeda-beda, Jihan terlihat kaku di depan kamera, sedangkan Ezryl terlihat nyaman dan menikmati sesi pemotretan dengan wanita yang dicintainya. Meskipun bertepuk sebelah tangan, tapi Ezryl tidak ingin memikirkannya, dia hanya ingin menikmati detik-demi detik di mana dia seolah-olah sedang menjadi pemeran utama pria yang ada di sisi Jihan.
Selang beberapa menit pemotretan tersebut telah dimulai, Aideen tiba di ruang pemotretan dengan nafas yang terengah-engah karena berlari. Dia segera menghampiri cameraman yang sedang asyik mengambil foto Ezryl dan Jihan.
"Nice! Ganti gaya, benar! Lagi! Teruskan! Lebih dekat lagi! Sangat baik! Saling tatapan! Benar seperti itu!" Bebel cameraman itu sambil terus memetik tombol jepret.
Ezryl benar-benar menikmati pemotretan itu! Sorot matanya saat bertatapan dengan Jihan benar-benar seperti dia lah satu-satunya wanita yang tersisa di dunia ini dan hanya wanita itu lah yang dapat menjadi si pemilik hatinya.
"Mereka sangat serasi!" ucap salah satu staf saat melihat sesi pemotretan Jihan dan Ezryl.
"Benar! Aku jadi nge-ship mereka berdua!" sahut salah satu staf yang ada.
"Huwaaa! Mereka bagaikan pangeran dan tuan putri!"
Aideen menatap ke arah staf-staf saat mendengar mereka sedang berbisik-bisik. Dia benar-benar tak dapat menyembunyikan amarahnya. Aideen memalingkan tatapannya dari para staf tadi dan menatap ke arah Ezryl dan Jihan yang sedang asyik bergaya mesra bak pasangan kekasih sungguhan.
Brad yang sadar akan tatapan penuh emosi Aideen saat mendengarkan bisikan stafnya, mendehem agar staf tersebut sadar bahwa perkataan mereka membuat Aideen terbakar api cemburu.
"Ehemmm!" dehem Brad membuat staf tadi tersadar akan kehadiran CEO-nya.
"M-maafkan kami, Tuan," ucap staf tersebut sambil membungkukkan tubuh mereka dan bergegas meninggalkan lokasi pemotretan.
Ezryl yang sadar akan kehadiran Aideen, dia berniat menjahilinya. Dengan sengaja, Ezryl merangkul pinggul Jihan dan mendekatkan tubuh Jihan dengan tubuhnya agar mereka terlihat lebih intim.
Tak hanya itu, Ezryl juga memeluk punggung Jihan dan memegang sebelah tangannya seolah-olah seorang sepasang kekasih yang sedang dihanyutkan oleh cinta sedang berdansa.
Aideen mengepalkan kedua tangannya, dia terlihat menggertakkan giginya menahan amarah dam cemburu yang sedang membara.
"Sial!" kutuk Aideen lirih tanpa sengaja.
Chris tiba di ruangan itu, dia langsung sadar akan tingkah laku aneh yang Aideen tunjukkan di ruang rapat tadi. Semua itu karena kecemburuan Aideen.
"Ternyata tuan ku sudah melupakan Kyle," gumamnya lirih. Ada rasa lega di dada saat melihat reaksi tuannya bahagia dengan wanita lain setelah disakiti oleh mantan tunangannya.
Tak membutuhkan waktu lama, demi menjaga kesehatan jantung tuannya, dia bergegas memberitahu Brad untuk menyudahi sesi pemotretan ini.
"Cut!!!" teriak Brad sambil menepukkan tangannya yang diikuti riuhnya tepukan tangan dari staf-staf yang ikut dalam sesi pemotretan.
"Terima kasih atas kerja keras Nyonya dan teman-teman semua, hasilnya sungguh di luar ekspetasi, karena hasil pemotretan kali sangat luar biasa!" timpal Brad dengan bangga.
Aideen yang sudah terbakar api cemburu bergegas mendekati Jihan dan menarik tangan Jihan menjauh meninggalkan Ezryl. Gadis itubbenar-benar kesusahan berjalan cepat karena ekor gaun yang berat dan tumit heels yang runcing. Ezryl hanya tertawa melihat kecemburuan yang sangat tergambar jelas di wajah Aideen.
"Ck! Baru sedikit rasa cemburuku yang dapat kau rasakan," gumam Ezryl.
...****************...
Aideen membawa Jihan kembali ke ruangannya. Setibanya di ruangan, Aideen menguncu pintu ruangannya lalu menjatuhkan tubuh Jihan ke atas sofa dan segera menaiki tubuh gadis itu.
"Puas dengan kemesraan tadi?" tanya Aideen sambil memegang dagu Jihan.
"A-apa maksudmu?" Tanya Jihan.
Aideen tak menghiraukan pertanyaan Jihan, menurutnya, itu bukanlah hal yang harus Jihan tanyakan. Sebagai istrinya, gadis itu seharusnya faham dengan apa yang ia maksud. Tak perlu menunggu beberapa detik, Aideen menjelajahi leher jenjang Jihan dan membuat beberapa tanda kepemilikan di leher gadis itu, sehingga Jihan tak henti-hentinya menjambak rambut Aideen.
"A-Aideen. Mm... Akk!" Jihan menjambak rambut Aideen sambil terus menggeliatkan tubuhnya.
Nafas yang sudah memburu dengan gairah diubun-ubun bercampur cemburu yang membara, membuat Aideen langsung merobek paksa dress yang dikenakan. Matanya menatap tubuh Jihan dengan tatapan yang buas. Pria itu benar-benar menguliti setiap senti tubuh Jihan.
"Jangan pernah melupakan satu hal, kau itu milikku! Karena dia telah menyentuhmu, maka kau harus dihukum!" ucap Aideen. Pria itu menghukum istrinya dengan memaksakan bercinta tanpa pemanasan. Jihan benar-benar dibuat lemah tak berdaya oleh suaminya.
...****************...
Beberapa menit setelah itu, Aideen dan Jihan berjalan menuju parkiran mobil tanpa Chris. Saat di parkiran, Aideen memasuki kabin belakang dan menarik Jihan masuk. Pria itu mencium paksa bibir sensual Jihan, lalu dia kembali mengajak istrinya bercinta.
"B-bisakah kita berhenti?" Tanya Jihan terbata-bata.
"Hukumanmu belum selesai!" ucap Aideen sambil mendudukkan Jihan ke atas pangkuan menghadapnya dan mereka kembali bercinta. Setelah beberapa menit mereka bercinta, mereka pun sampai di puncaknya.
Lalu mereka melanjutkan perjalanan pulang, namun harapan Jihan untuk beristirahat setibanya di rumah menjadi sirna karena Aideen tidak membiarkannya bernafas dengan tenang. Berbagai gaya yang digunakan Aideen untuk melampiaskan emosi, gairah dan amarahnya pada Jihan, sehingga gadis itu tak henti-hentinya terisak-isak dan memekik. Jihan benar-benar telah membuat singa di tubuh Aideen bangkit dari tidurnya.
...****************...
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments