Jihan melihat ke arah luar jendela, saat ini dia sedang berada di dalam mobil tepatnya di sebelah Aideen yang sedang mengendarai mobil.
Dia menatap buku nikah yang sedang dia pegang.
“Ck, aku sudah menjadi istri orang,” dia berdecak di dalam hati.
Tik tik tik.
Perlahan hujan turun, dari dalam mobil, terlihat orang-orang yang tadinya berjalan kini berlarian mencari tempat teduh.
“Tak ada bedanya dunia ini dengan yang ku tempati sebelumnya,” lirih Jihan.
“Benar, semuanya sama,” ucap Aideen pelan tanpa melihat ke arah Jihan, “ada apa? Kau terlihat murung sejak tadi.”
“O-oh. Tidak, aku tidak apa-apa.”
Aideen menepikan mobilnya, lalu menatap ke arah Jihan.
“Lihat aku,” pinta Aideen sambil meraih tangan kanan Jihan.
Jihan menatap mata Aideen yang serius.
“Aku berjanji akan membahagiakanmu,” ucap Aideen sungguh-sungguh, “percayalah.”
“T-tapi, aku takut. Di sini aku benar-benar sendiri.”
“Kata siapa? Sekarang aku menjadi suamimu dan kau istriku, bukankah kita keluarga?”
Jihan terdiam dan mulutnya seolah-olah terkunci. Ada banyak hal yang ingin dia katakan.
“Apakah hubungan ini nyata? Apakah ini cinta? Atau hanya sandiwara? Bagaimana dengan keluarga Aideen, akankah mereka menerimaku? Bagaimana saat Kyle tiba-tiba hadir nanti? Apa yang terjadi jika aku benar-benar meninggalkan dunia nyata? Bagaimana dengan anak kita? Dan lainnya,” pikir Jihan saat itu, tapi sulit diutarakan karena mulutnya terasa berat.
“Jihan?”
“I-iya, baiklah, akan ku coba percaya.”
Aideen mendekatkan wajahnya ke telinga Jihan.
“Dan jangan lupa tugasmu sebagai istri, haruskah kita sekamar berdua?” goda Aideen nakal sambil menyeringai.
Perkataan itu cukup membuat Jihan merinding dan menjauhkan tubuhnya dari Aideen.
“A-aku belum siap!” ucap Jihan dengan wajah yang memerah, “lagipula, pernikahan ini tidak serius!”
Raut wajah Aideen mendadak berubah, yang tadinya tersenyum nakal, sekarang berubah menjadi suram.
“Apa maksudmu tidak serius?”
“Bukankah aku hanya pengganti Kyle?”
“Sudahku bilang, kau bukan penggantinya!” bentak Aideen membuat Jihan ketakutan, “dengar, sekalinya aku menikah, aku tidak akan pernah mau bercerai!”
“Tapi asalku bukan dari dunia ini, dunia kita berbeda.”
“Aku tau, saat ini belum ada cinta yang tumbuh diantara kita, tapi perlahan cobalah menumbuhkannya, karena mulai sekarang kita telah menjadi sebuah keluarga.”
“Lalu, bagaimana dengan Ezryl?”
Aideen memegang dahinya sambil tertawa paksa.
“Kau memikirkan malaikat maut yang tak ada apa-apanya itu? Aku bisa memberikan semua yang kau inginkan, sedangkan dia? Apa yang dia miliki? Hanya bermodalkan tampang!” ucap Aideen dengan nada yang sombong.
“Ternyata, kelakuan aslimu seperti ini, Aideen?” tanya Jihan lirih, “bagaimanapun, tanpa adanya dia, mungkin saat ini aku sudah mati dan tidak dapat membantumu.”
“M-maafkan perkataanku,” Aideen menggenggam tangan Jihan, “a-aku hanya tak ingin kau melihat pria lain, cukup melihat ke arahku saja.”
Jihan hanya diam tanpa sepatah kata pun.
“Ayo kita temukan cara lain untuk membantu Ezryl,” sambung Aideen sungguh-sungguh.
“Baiklah.”
Aideen kembali menancap gas dan akhirnya mereka tiba di rumah Aideen.
Saat itu, langit sudah tak lagi terang, namun lingkungan rumah Aideen tetap terang benderang dengan cahaya-cahaya lampu di sepanjang taman saat menuju ke pintu utama.
“Bolehkah aku melihat kotak misterius itu?” pinta Jihan saat turun dari mobil.
“Ya, akan ku tunjukkan padamu.”
Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah dan menuju ke lantai 3 di mana kamar Aideen berada.
“Hei, kalian lama sekali,” ucap Ezryl menghampiri Jihan dan Aideen yang sedang berjalan menuju kamar, “k-kalian tidur di kamar yang sama?”
“Ya, ada masalah? Dia kan istriku,” ucap Aideen sambil memamerkan buku nikahnya dengan
Jihan.
“Ck, itu pernikahan pals-“
“Ezryl,” Jihan memotong pembicaraan Ezryl, “Aideen hanya ingin menunjukkan kotak misterius yang dia terima.”
“Benarkah, aku juga ingin melihatnya.”
Mereka bertiga pun masuk ke dalam kamar tersebut dan mengunci pintu.
Aideen menuju ruang pakaiannya, lalu mengambil kotak misterius itu dan keluar mendekat ke arah Ezryl dan Jihan yang sedang duduk di sofa.
Sebuah kotak yang berukuran 10x10 sentimeter terlihat unik dengan paduan ukiran yang aesthetic dan warna cream pastel.
Jihan mengambil kotak tersebut dan membukanya.
Ada sinar yang menyilaukan mata saat kotak itu terbuka, namun perlahan sinarnya mulai redup. Ada sebuah surat dan sebuah kalung titanium dengan liontin kristal yang indah berwarna biru.
Jihan mengambil surat tersebut dan membacanya.
...Dear Aideen,...
...Saat kau membaca surat ini, mungkin aku sudah tak lagi ada di dunia, karena kanker otak yang menggerogoti tubuhku. Kau adalah karakter yang ku buat dengan sempurna, dunia yang kau tempati saat ini juga merupakan dunia yang ku buat. Komik ini menjadi tertunda karena tidak ada yang dapat melanjutkan kisahnya. Jika chapter 97 sudah rilis, maka kau mempunyai waktu 5 hari. Kau harus menemukan gadis yang bernama Jihan, dia berada di dunia yang sama denganku. Kau harus membawanya ke dunia ini, menjadikannya pendampingmu dan kalian harus memiliki paling sedikit seorang anak yang lucu. Jika tidak, maka dunia komik ini akan hilang untuk selamanya, termasuk kau dan kehidupan yang kau jalani saat ini. Saat kau membuka kotak ini, secara tidak langsung kau telah mendapatkan anugerah untuk berteleportasi ke duniaku hanya dengan memetik jari. Lalu, aku meninggalkan sebuah kalung kristal, berikan pada Jihan. Dia memiliki peluang sebanyak 3 kali untuk keluar masuk dunia komik menggunakan kalung itu. Hiduplah dengan bahagia lalu lahirkan penerus-penerus yang tampan dan cantik. Itu lah impianku untuk komik Wanita Kesayang CEO Tampan....
...-Sheninna Shen-...
“Setelah aku membaca surat itu, aku memetik jariku, lalu muncul sebuah pintu teleportasi, aku memasukinya dan mendapati kau sedang menjatuhkan tubuhmu dari gedung tinggi itu. Tanpa berfikir panjang, aku langsung meraih tanganmu,” tutur Aideen menjelaskan.
Jihan dan Ezryl hanya menganggukkan kepalanya sambil berusaha mencerna.
“Keputusan yang sulit,” gumam Ezryl lirih. Dia sadar, takkan ada lagi kesempatan untuknya untuk memiliki Jihan.
Jihan menatap Ezryl nanar, ada perasaan bersalah dan sesak. Dia tak tahu harus mengatakan apa, namun yang ada dipikirannya hanyalah, bagaimana Ezryl menghadapi kelenyapannya mendatang? Argh, sangat membuatnya tak habis pikir. Ini sangat tidak adil.
“Hei kalian berdua, hiduplah dengan bahagia, jangan pikirkan aku, aku akan mengatasinya sendiri,” Ezryl menatap ke arah Jihan dan Aideen silih berganti.
“Jika kau membuatnya menderita, saat aku hidup akan ku bawa dia meninggalkan dunia komik ini, tapi saat aku sudah lenyap, aku akan meminta dewa menghukummu dengan hukuman yang paling buruk. Jangan sia-siakan pengorbananku mengikhlaskan kau memiliki Jihan dan membiarkan diriku lenyap,” sambung Ezryl dengan nada mengancam ke arah Aideen.
Aideen hanya tertunduk mendengarkan perkataan Ezryl. Ada rasa bersalah dan iba yang tertumpuk pada Ezryl. Sebesar itu rasa cintanya sehingga rela lenyap tanpa jejak demi seorang gadis biasa.
“Baiklah, aku berjanji akan menjaganya dan tidak menyakitinya.”
Tik tik tik.
Perlahan airmata membasahi pipi Jihan.
“Maafkan aku, Ryl. Aku akan berusaha menemukan cara agar kau tidak lenyap,” ucap Jihan tersedu-sedu.
“A-aku juga akan membantumu, kau harus hidup lama! Kau harus bertemu dengan seorang gadis, lalu menikah dan memiliki anak-anak yang lucu, set-“ ucap Aideen dengan perasaan bersalah, namun ucapannya dipotong oleh Ezryl.
“Hei, kenapa kau menjadi seperti ini? Sebagian dari perkataan itukan permohonan dari pencipta dunia komik ini? Sheninna Shen,” potong Ezryl sambil tertawa walaupun hatinya sakit menerima kenyataan bahwa sisa hidupnya kurang dari 1 tahun.
Ezryl menatap Jihan yang masih tersedu-sedu, dia mencoba menghapus airmata di wajah Jihan, namun tangannya ditepis oleh Aideen.
Kemudian Aideen menghapus airmata Jihan.
“Bagaimana kalau kita makan malam? Atau ada makanan yang sedang kalian inginkan?” Aideen berusaha memecahkan suasana yang kaku itu.
“Pizza? Bagaimana dengan pizza? Saat aku hidup dulu, aku belum pernah merasakannya, aku hanya dapat menelan ludah saat jalan di depan toko pizza,” pinta Ezryl mengiba bak anak kecil.
“Baiklah, aku akan meminta pelayan untuk memesan pizza, dan kalian bisa menikmatinya sampai puas,” sahut Aideen.
“Kau benar-benar seorang pria yang pengertian!” Ezryl memeluk Aideen dengan riang namun Aideen mendorong Ezryl karena geli melihat tingkah Ezryl.
Jihan tertawa melihat kekonyolan mereka berdua, lalu matanya tertuju ke arah kalung yang ada di dalam kotak tadi.
“Kalung ini, biar aku yang simpan ya?” ucap Aideen tiba-tiba sambil merapikan kotak misterius tadi dan menutupnya.
“Okay,” ucap Jihan tanpa sedikitpun kecurigaan.
Ezryl menatap Aideen dengan tatapan curiga, namun dia berusaha melupakannya.
“Ck. Mungkin aku terlalu banyak berfikir,” gumam Ezryl pelan.
Setelah meletakkan kotak misterius tadi ke ruang pakaian, Aideen kembali ke sofa tadi dan mereka bertiga meninggalkan kamar itu untuk melanjutkan rencana makan malam mereka.
...****************...
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
HNF G
kalungnya disimpan Aiden biar jihan gak bs balik ke dunia nyata
2023-10-27
0
Queen Bee✨️🪐👑
istirahat senjenak, capek mikir teruss
2023-02-25
1
Queen Bee✨️🪐👑
prinsip nikah sekali seumur hidup! Naisee✨️🫶
2023-02-25
1