Bab 18 - Nyonya

- Di sebuah vila yang ada di perbukitan.

“Hallo, selamat siang, Tuan. Kondisi Nyonya kian hari makin bertambah parah, Tuan. Bahkan Nyonya hari ini melempar semua barang yang ada di kamarnya dan mengusir Dokter Erick yang baru saja datang ke kamarnya, Tuan. Nyonya sepertinya sangat tidak menyukai Dokter Erick. Apakah Tuan bersedia mengganti Dokter Erick dengan dokter baru agar Nyonya tidak marah-marah dan mau diobati oleh dokter baru? Saya khawatir jika terus meminta Dokter Erick datang kemari, kondisi Nyonya menjadi lebih buruk dan tidak mendapat pengobatan sama sekali, Tuan,” ucap seorang wanita di telepon.

“Ya… ya… Baiklah, saya akan mengganti Dokter Erick dengan dokter lain. Semoga Nyonya mau menerima dokter ini. Nanti saya akan kabari lagi, kapan dokter baru akan datang ke rumah," ucap seorang pria yang terdengar sedikit cemas setelah mendengar laporan pelayannya.

“Baiklah, Tuan," ucap pelayan itu mengakhiri pembicaraan di telepon.

Pelayan itu lalu berjalan ke arah kamar Nyonya. Mengeluarkan sebuah kunci dari kantong dress pelayan yang dipakainya dan memasukkan anak kunci berwarna kuning keemasan ke dalam lubang kunci.

Klik… Pelayan itu kemudian menarik gagang pintu dan menengok ke dalam kamar. Dia melihat Nyonya, wanita berambut panjang warna merah sedang duduk di tempat tidurnya. Pandangan mata Nyonya kosong, matanya tidak terlihat bercahaya sama sekali, seperti orang yang sedang melamun dan hidup dalam dunianya sendiri.

“Syukurlah, sekarang Nyonya sudah tenang dan duduk di tempat tidurnya. Lebih baik Nyonya diam dan melamun seperti itu, daripada menangis, berteriak-teriak ketakutan, dan pingsan seperti baru saja melihat hantu. Jika begini kan enak, saya dapat beristirahat sejenak sebelum waktu makan malam tiba," ucap pelayan sambil mengunci pintu kamar Nyonya lagi.

Pelayan itu lalu pergi menuju ke dapur dan makan siang. Perutnya sudah sangat kelaparan karena sesiangan ini Nyonya berulah macam-macam. Terpaksa dialah yang meminta maaf pada Dokter Erick atas perlakukan tidak sopan Nyonya pada dokternya sendiri, lalu dia membersihkan dan merapikan kamar Nyonya, menata semua barang yang dibuang Nyonya kembali ke tempatnya. Taklupa juga mengabari Tuannya yang harus segera membawa dokter baru untuk Nyonya.

 

*

*

*

Keesokan harinya…

Pelayan sudah selesai menyuapi Nyonya. Pagi ini Nyonya menghabiskan semangkuk bubur ayam hangat. Nafsu makan Nyonya pagi ini meningkat, mungkin Nyonya sedang lapar karena kemarin malam hanya makan sedikit.

“Nyonya, saya senang banget kalau Nyonya makannya habis. Nanti siang Nyonya mau makan apa? Saya akan minta Chef memasak makan siang sesuai dengan permintaan Nyonya," tanya Pelayan.

Nyonya hanya diam saja, tidak menjawab pertanyaan pelayan.

“Ya, sudah jika memang Nyonya tidak mau menjawab pertanyaan saya. Kalau begitu saya akan meminta Chef memasak sup asaparagus saja ya, Nyonya? Supaya Nyonya lahap makannya. Makanan berkuah-kuah sepertinya cocok buat Nyonya saat ini," ucap pelayan lagi.

Nyonya tetap diam saja, tidak mengiyakan ataupun menolak saran dari pelayan tentang menu makan siangnya. Tiba-tiba handphone pelayan itu berbunyi. Pelayan segera meninggalkan Nyonya dan berjalan keluar kamar. Tuan sudah berpesan untuk tidak menerima panggilan di dalam kamar Nyonya.

“Bagaimana keadaan Nyonya hari ini?" tanya Tuannya.

“Nyonya sekarang lebih tenang, Tuan. Hanya lebih banyak melamun daripada biasanya," jawab pelayan.

“Saya sudah meminta seorang dokter baru untuk segera memeriksa Nyonya. Mungkin dokter itu akan datang sebentar lagi. Namanya Dokter Roy Surya," ucap Tuannya.

“Baik, Tuan. Semoga Nyonya cocok dengan Dokter Roy. Terima kasih sudah mengirimkan dokter baru untuk Nyonya," ucap pelayan.

“Ya, jika ada keperluan lain menyangkut Nyonya, segera kabari saya secepatnya," ucap Tuan mengakhiri panggilan telepon.

Pelayan memastikan sambungan teleponnya sudah usai dan segera pergi ke dapur untuk bertemu Chef.

Dan ups… dia melupakan sesuatu.

Dia lupa mengunci pintu kamar Nyonya.

*

*

*

Seorang pria dengan tubuh atletis dan berwajah rupawan sedang menunggu supir menjemputnya di luar bandara. Beberapa menit kemudian, supirnya datang bersama mobilnya.

“Hallo, Dokter Roy. Welcome back to Indonesia," salam supirnya hangat, turun dari mobil dan memasukkan koper besar Dokter Roy ke dalam bagasi mobilnya.

“Thank you so much, Pak Supirku," ucap Roy sambil tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya yang putih. Roy segera masuk ke mobil, dan setelah Pak Supir membereskan kopernya, mobil segera melaju ke sebuah rumah mewah di puncak perbukitan, rumah seorang klien pentingnya.

*

*

*

- Di sebuah vila yang ada di perbukitan.

“Selamat pagi setengah siang, Nyonya," salam Roy sambil menebar senyum hangat pada seorang wanita cantik berambut merah yang ditemuinya di balkon rumah sebelah timur. Wanita itu meliriknya sebentar lalu tetap terdiam, tak bersuara dan kembali menikmati pemandangan indah yang ada di hadapannya. Pemandangan areal persawahan yang hijau nan asri diatur dengan sistim terasering yang dialiri air dari sebuah sungai kecil yang ada di dekatnya, tertutup sedikit kabut tipis. Sangat indah dan menyejukkan mata dan hati siapapun yang memandangnya.

Roy tidak banyak berbicara lagi karena Nyonya tidak bersedia menjawab salamnya. Namun Roy tidak beranjak dari tempatnya, tetap setia menemani Nyonya menikmati pemandangan. Cukup lama mereka terdiam dan terbuai suasana. Hmm… itulah langkah awal yang diambil Roy, dia harus menempatkan diri sebagai seorang teman bagi Nyonya, bukan sebagai Dokter yang terlalu banyak bicara dan menanyainya macam-macam. Jika nantinya Nyonya sudah mulai nyaman bersama dengan Roy, barulah Roy memulai mengulurkan tangan untuk membantu Nyonya.

Roy sudah membaca laporan kesehatan Nyonya dari Dokter Erick dan mengetahui alasan kenapa Dokter Erick tidak melanjutkan lagi konsultasinya dengan Nyonya. Sehingga Roy sudah mengatur strategi sebelum dia datang ke rumah ini untuk bertemu Nyonya.

Saat mata Roy bertatapan dengan mata Nyonya, melihat gerak tubuh Nyonya yang defensif saat melihat orang baru di sekitarnya, Roy mulai membuat penilaian baru untuk Nyonya, yang berbeda dengan analisa Dokter Erick. Roy memilih untuk mendapatkan kepercayaan Nyonya terlebih dahulu, agar Nyonya mempercayai dirinya sebagai teman yang rela dijadikan tempat untuk berbagi perasaan bahkan kenangan buruk yang pernah datang di kehidupan Nyonya. Lalu perlahan, sebagai seorang teman yang baik, Roy akan mulai memberikan masukan-masukan yang mudah dipahami Nyonya.

Note: Sikap defensif ini juga biasanya dijadikan tameng untuk melindungi diri dan menjaga citra diri sendiri.

Orang yang biasa bersikap defensif akan sangat sulit untuk menerima kritik atau bahkan sekadar masukan dari orang lain. Kritik atau masukan tersebut malah akan terdengar sebagai serangan di telinga orang yang bersikap defensif.

*

*

*

Flash Back On

Pelayan tampak kebingungan dan sangat cemas saat mengetahui Nyonya tidak berada di kamar, karena dia lupa mengunci pintu kamar Nyonya. Dokter Roy sudah datang ke kamar Nyonya diantar Pak Satpam, tapi sekarang malah Nyonya yang menghilang entah kemana.

“Maaf, Dokter. Nyonya hilang. Saya akan segera mencari Nyonya. Dokter tunggu di sini saja, saya dan Pak Satpam akan segera mencari Nyonya dan membawanya kembali ke kamar kalau Nyonya sudah diketemukan," ucap pelayan  cemas.

“Saya juga akan membantu mencarinya. Daripada bengong di sini. Bagaimana jika kita membagi tugas, supaya lebih cepat. Saya akan sebelah timur rumah, kamu ke arah barat, dan bapak mencari di lantai satu dan taman," ucap Dokter Roy tetap tenang dan berwibawa.

“Baik, Dokter. Siap laksanakan," ucap Pak Satpam.

“Terima kasih, Dokter. Saya akan mencari di sisi barat rumah," ucap pelayan mengiyakan usul Dokter Roy.

Roypun segera melangkahkan kakinya ke sisi timur rumah. Mencari sosok wanita cantik yang pernah dilihatnya di foto, masuk ke setiap ruangan yang ada di sisi timur rumah, dan kemudian melihat seorang wanita berambut merah sedang berdiri menatap pemandangan dari balkon.

“Akhirnya aku berhasil menemukanmu, Nyonya," ucap Dokter Roy senang.

 Flash Back Off

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!