Flash Back On
Budi kembali dari ruang meeting, duduk di belakang meja kerjanya dan segera menelepon seorang rekannya, Adi di Department Kejahatan Digital yang tugasnya adalah membantu penyelidikan kepolisian Z bergerak di bidang komunikasi dan visualisasi.
“Hai, Di… Apakah kamu bisa membantu mengecek nomer telepon ini? Nomer 081-xxx-xxx dan 081-yyyy-yyy. Tolong berikan daftar panggilan telpon masuk dan keluar untuk nomer ini. Tolong cek dimana posisi nomer 081-xxx-xxx sekarang berada? Kabari aku secepatnya jika kamu telah selesai mengerjakannya.”
“Siap, Bud. Tunggu 10 menit lagi dan laporan akan segera meluncur," jawab Adi.
“Makasih, Di,” ucap Budi.
“Bud, apakah data-data yang kau minta ini terkait dengan kasus pembunuhan yang sedang kamu tangani sekarang? Apakah kasus pembunuhan pemilik Yunani Kingdom Group?" tanya Adi penasaran.
“Betul, Di. Kamu tahu darimana?" tanya Budi balik.
“Kasus ini heboh di media sosial, Bud. Sepertinya ada wartawan yang tahu, menulisnya dan kemudian memasukkannya di media sosial. Karena yang meninggal di rumah itu ada dua orang, Zeus Anthony dan Hefasius Anthony. Nah… Hefasius itu rupanya sangat terkenal di media sosial, Bud. Wajahnya yang tampan dan kehidupannya yang mewah membuatnya menjadi Selebgram terkenal. Banyak kalangan menantikan kinerja polisi untuk mengungkap kasus pembunuhan ini," ucap Adi.
“Ouw…," kata Budi lagi.
“Bud, sudah aku print datanya. Aku akan minta juniorku untuk mengantar ke ruanganmu sekarang," ucap Adi lagi.
“Ok, makasih, Di," kata Budi.
Budi menutup telponnya.
Budi kemudian mengambil berkas-berkas file Hefasius Anthony yang ada di mejanya. Membacanya sekali lagi dengan lebih teliti. Tulisan di berkas menunjukkan bahwa Hefasius adalah seorang pemuda tampan tapi kakinya cacat dan jalannya agak pincang, karena saat Hefasius masih kecil, dia pernah terserang penyakit demam tinggi. Dan karena terlambat dibawa ke dokter, syaraf kaki kanannya mengerut dan mempengaruhi pertumbuhan kaki dan cara berjalan Hefasius.
Budi kemudian membuka sosial medianya, mengetik nama Hefasius Anthony dan menekan tombol search. Ada tiga nama account di social media Hefasisus Anthony yang muncul. Budi masuk ke account pertama, tapi semuanya berisi foto pemandangan.
Lalu pindah membuka Account kedua, dan sret… begitu banyak foto Hefasius Anthony, orang yang dia cari di sosial media. Foto saat dia masih hidup. Foto yang menunjukkan ketampanannya dan tubuhnya yang gagah dalam balutan pakaian mewah. Dan semua foto itu diambil dari sudut yang pas sehingga tidak memperlihatkan kaki kanan Hefasius yang lebih kecil daripada kaki kirinya. Budi bergumam lagi. Hefasius memang sangat hebat, dia pandai menyembunyikan kelemahannya dan menipu banyak orang hanya dengan beberapa foto. Orang-orang menganggapnya sempurna, tampan dan kaya, padahal dia memiliki cacat fisik sejak kecil yang membuatnya menjadi seorang pemuda arogan, pemabuk, penjudi dengan temperamen mudah meledak-ledak.
Budi menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu Budi memeriksa lagi laporan keuangan Hefasisus. Pemuda ini memiliki banyak pinjaman dan beberapa asset yang diberikan oleh orang tuanya sudah dijadikan jaminan hutangnya di bank. Pria ini mengalami krisis keuangan yang parah, namun belum berhenti berfoya-foya dan tetap bergaya hidup mewah.
Seorang Junior Polisi bagian Department Kejahatan Digital masuk ke ruangannya dan memberikan daftar panggilan telepon milik Hera dan Hefasisus. Budi mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Lalu Polisi Junior pergi meninggalkannya. Budi segera mengecek daftar tersebut.
Di daftar itu Hera tidak memiliki banyak riwayat panggilan telpon masuk dan keluar. Nomer telepon yang ada di daftar itu hanya nomer telepon restoran saja. Hefasiuspun demikian, hanya panggilan keluar ke restoran saja. Lalu Budi mengecek lokasi sinyal terakhir Hera, Hades Hotel, sehari setelah kejadian perkara. Dan sinyal handphone Hefasius terakhir menyala di rumah Zeus, setelah kejadian perkara.
Budi memutuskan untuk ke Hades Hotel dan mengecek keberadaan Hera lebih lanjut. Dia mengambil jaketnya, kunci mobil dan segera melangkah keluar ruangan menuju parkiran mobil. Mengemudikan mobilnya mengarah ke Hades Hotel. Beberapa saat kemudian, Budi tiba di Hades Hotel, sebuah bangunan hotel yang telah rampung direnovasi menjadi bangunan baru yang lebih indah dan megah, menjulang tinggi dengan taman berbentuk lingkaran yang sangat indah dan luas di bagian depan hotel. Pantas saja jika hotel ini memiliki 5 bintang. Budi segera menuju ke lobby hotel setelah memarkirkan mobilnya di dekat taman.
Lobby hotel siang ini sangat ramai. Beberapa tamu hotel sibuk berlalu lalang di lobby hotel yang luas berhias interior mewah. Membuat Budi terpukau dan berdecak kagum. Budi kemudian menuju ke meja receptionist yang ada di tengah lobby, menunjukkan identitasnya sebagai polisi untuk meminta informasi tentang Hera.
“Nyonya Hera Hudiono sudah check out dari hotel kami pagi ini, Pak," ucap Staf Recepcionist ramah.
“Apakah Nyonya Hera pergi dengan seseorang?" tanya Budi.
“Maaf, Pak. Kami kurang tahu," ucap Staf Recepcionist sambil meletakkan tangannya di depan dada mewakili permohonan maafnya tidak dapat membantu lebih lanjut.
“Apakah saya dapat mengecek laporan cctv yang ada di lobby dan parkiran mobil? Mungkin Hera naik mobil, naik taxi atau dijemput seseorang?" tanya Budi.
“Sebentar, Pak. Saya akan melapor kepada Manager dulu. Jika Manager mengijinkan, saya akan mengantar Anda ke ruang cctv," ucap Staf Receptionist. Kemudian Staf Receptionist itu menelepon Managernya dan karena atasannya sudah menyetujui, Staf Recepcionist kemudian mengantar Budi ke ruang cctv.
Merekapun tiba di ruang yang bertanggung jawab terhadap cctv Hades Hotel. Sebuah ruangan dengan banyak layar monitor yang berjajar di dinding. Entah ada berapa titik cctv yang dipasang di hotel ini. Budi tidak menanyakannya lebih lanjut.
Staf Receptionist lalu membuka pintu ruangan dan masuk, menghampiri kepala tim yang bertanggung jawab di ruangan itu. Budi mengikutinya dari belakang.
“Pak Amir, Bapak ini adalah polisi kepolisian Z yang ingin melihat rekaman cctv di lobby sekitar pukul 8 pagi hari ini. Mohon bantuannya, Pak Amir," ucap Staf Receptionist sopan.
Pak Amir mengangguk dan mencari rekaman video cctv yang diminta Staf Recepcionist. Video rekaman cctv di lobby pukul 8 pagi itupun segera diputar.
Video itu memperlihatkan seorang wanita sedang mengurus proses check out di meja receptionist sambil membawa koper. Dia mengenakan kacamata hitam dan topi yang cukup lebar, sampai menutupi separuh wajahnya.
“Ini Nyonya Hera, Pak," ucap Staf Receptionist yang mengenali wanita di video sebagai tamu VVIP Hades Hotel yang harus dilayani dengan baik dan sopan.
"Anda yakin?" tanya Budi pada Receptionist.
"Iya, semua Staf Receptionist yang bekerja di sini mengenal wajah Nyonya Hera, karena beliau adalah ibu dari pemilik hotel tempat kami bekerja, Pak," jawab Staf Recepcionist
Dan dari video itu, setelah check out Hera segera keluar dari lobby hotel sendirian, tidak dijemput atau didekati orang lain.
Pak Amir kemudian membuka rekaman video bagian luar lobby hotel dan kami melihat Hera keluar dari hotel dengan berjalan kaki menuju jalan raya. Setelah itu menghilang. Pak Amir terdiam.
“Pak Amir, apakah masih ada rekaman video cctv yang menunjukkan kemana Hera pergi setelah dari hotel?" tanya Budi lagi.
Pak Amir menggelengkan kepalanya.
“CCTV kami hanya sampai di sini saja, Pak. Kami tidak memiliki cctv yang mengarah ke jalan raya," ucap Pak Amir.
“Baiklah, terima kasih semua. Kalau begitu saya permisi dahulu," pamit Budi.
Budi segera kembali ke kantor kepolisian Z dan menuju ke ruangan Adi. Dia meminta Adi membantunya memperlihatkan video cctv yang ada di jalan depan Hades Hotel. Dari video tersebut, nampak Hera berjalan membawa kopernya masuk ke dalam sebuah restoran. Dan belum keluar dari restoran sampai sekarang.
Budi segera mencari tahu nama restoran itu dan menuju ke restoran itu secepatnya setelah mengucapkan banyak terimakasih pada Adi.
Taklupa Budi meminta Adi untuk tetap memantau cctv yang menunjukkan situasi jalanan di depan restoran saat ini, karena khawatir tiba-tiba Hera keluar dari restoran saat Budi dalam perjalanan ke restoran. Dan meminta Adi untuk mengabarinya jika melihat Hera keluar dari restoran sebelun Budi sampai di restoran. Adi manggut-manggut dan siap membantu Budi, karena dia juga ingin ikut andil memecahkan kasus pembunuhan Selebgram terkenal.
Begitu tiba di restoran, Budi segera menemui pemilik restoran untuk meminta rekaman cctv restoran. Namun sayang pemilik restoran mengatakan bahwa restoran miliknya tidak memiliki cctv. Budi mendengus kesal dan hanya dapat mengepalkan tangannya menahan marah karena tidak berhasil mendapatkan info apapun.
“Pukul 8 pagi restoran kami belum beroperasi, Pak. Pelayan restoran baru datang sekitar pukul 9 pagi untuk bersih-bersih dan persiapan membuka restoran. Jadi, maaf sekali kami tidak tahu, bagaimana wanita yang ada maksud, dapat memasuki restoran kami pukul 8 pagi," ucap pemilik restoran dan diyakinkan oleh seluruh pelayan restoran yang ada hari itu.
Ah... Sial betul aku hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Liliani latif
penasaran!!!
2020-10-16
0
Miss DK
Dear Readers,
Penasaran gak gimana kok Hera bisa hilang tanpa jejak bak ditelan bumi?
Kalau pingin tahu jawabannya, tulis di koment ya...
Ntar Author bakal buat extra part buat yang penasaran. Hehehe....
2020-08-05
3