Ares tidak ingin berada terlalu lama di tempat persemayaman Papa Zeus dan Hefasius, banyak hal yang harus diurus setelah tiba di tanah air. Ares berniat segera meninggalkan tempat tersebut setelah berpamitan dengan Opa Mark dan berjanji untuk datang kembali nanti sore, menggantikan Opa Mark menerima penghormatan akhir para tamu setelah dia datang kembali. Opa Mark langsung mengijinkannya pulang ke rumah lebih awal karena beliau tahu kalau Ares baru saja mendarat di tanah air dan langsung menuju ke Pagoda.
Saat Ares sudah berada di luar ruangan, tiba-tiba seseorang memanggilnya.
“Tuan Ares… Tuan Ares…,“ kata orang itu.
Ares menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya untuk melihat siapa orang yang telah memanggilnya itu.
“Bi Marni…,” sapa Ares melihat Bi Marni berjalan cepat untuk mengejarnya, sampai wajahnya memerah dan napasnya tersenggal-senggal. Di sebelahnya nampak seorang pria muda juga terlihat memegangi dadanya ngos-ngosan seperti baru saja berlari cepat jarak jauh.
“Ya ampun, Tuan Ares… Jalannya cepat sekali. Ini ada Pak Budi, polisi di kepolisian Z yang ingin berbicara dengan Tuan Ares. Dia sudah menunggu Tuan Ares sejak tadi, ingin bertanya-tanya sedikit dengan Tuan,” jelas Bi Marni.
“Polisi? Polisi yang menyelidiki kematian Papa Zeus dan Hefasius?” tanya Ares pada Pak Budi.
Pak Budi mengangguk.
“Apakah kita bisa bicara sebentar, Tuan? Mungkin kita bisa bicara di gazebo yang ada di tengah taman itu,” ucap Pak Budi sambil menunjuk lokasi tempat mereka bisa bicara berdua tanpa didengar orang lain. Dia juga sudah tampak sudah kembali bernafas normal dan berjalan lebih dahulu ke gazebo.
Ares kemudian berjalan mengikuti Pak Budi, masuk ke area taman yang ditumbuhi rumput hijau yang dipotong rapi dihiasi bunga-bunga kecil berwarna putih. Sementara Bi Marni kembali masuk ke dalam ruangan persemayaman.
Setelah mereka tiba di gazebo putih, Pak Budi mempersilahkan Ares untuk duduk di kursi yang ada di tengah gazebo. Ares membersihkan kursinya dengan sapu tangannya terlebih dahulu dan kemudian duduk. Sementara Pak Budi sudah langsung duduk di hadapan Ares tanpa membersihkannya kursinya terlebih dahulu. Pak Budi tersenyum mengetawai kebiasaan Ares yang menyukai kebersihan, hasil didikan Mama Edith, Mama tiri Ares. Ares tidak menghiraukan ejekan yang tersirat di senyum Pak Budi.
“Ada yang bisa saya bantu, Pak Budi?" tanya Ares penuh hormat terhadap aparatur negara.
“Saya ingin menanyakan keberadaan Anda dua hari yang lalu?” tanya Pak Budi sudah kembali serius dan sopan.
“Saya berada di negara M sejak awal bulan ini. Jadwal rutin saya setiap bulan ganjil adalah bekerja di cabang perusahaan yang ada di negara M, dan bulan genap adalah jadwal saya bekerja di Indonesia,” jawab Ares.
Pak Budi manggut-manggut dan mencatatnya di sebuah buku kecil.
“Apakah Anda tahu dimana keberadaan ibu anda, Nyonya Hera?" tanya Pak Budi lagi.
Ares heran dengan pertanyaan Pak Budi.
“Mungkin Mama sedang di Kanada. Coba saja ditelpon handphone atau telpon rumahnya di Kanada," jawab Ares seadanya.
“Nyonya Hera tidak berada di Kanada. Kami sudah menelepon rumahnya di Kanada dan kabarnya Nyonya Hera pulang ke Indonesia bersama adik anda, Hefasius. Kami berusaha menghubungi handphone Nyonya Hera, tapi tidak aktif, bahkan sinyalnya juga hilang. Sinyal handphone terakhir Nyonya Hera sebelum hilang adalah di Hades Hotel. Dan saat kami mendatangi Hades Hotel, Nyonya Hera sudah check out dari hotel," kata Pak Budi lagi.
Ares sangat terkejut mendengar penuturan Pak budi, tapi berusaha menekan perasaaanya dan bersikap wajar di hadapan Pak Budi. Begitulah ajaran yang didapat dari Mama tirinya, “Jangan pernah menunjukkan perasaan hatimu pada orang lain”.
“Jika begitu, sudah tugas dari kepolisian untuk mengusutnya lebih lanjut. Mama tidak pernah menghubungi saya sudah sejak lama. Jadi maaf sekali Pak, saya tidak dapat membantu Anda," ucap Ares sopan.
“Baik, jika ke depan Nyonya Hera menghubungi anda, tolong tanyakan di mana keberadaanya dan kabarkan hal ini pada saya," ucap Pak Budi sambil memberikan kartu namanya.
“Baik. Dan sekarang ijinkan saya meminta bantuan Anda. Tolong kabari saya, jika Anda telah menentukan siapa tersangka utama kasus pmbunuhan Ayah dan Adik saya," ucap Ares sopan.
Pak Budi tidak kaget dengan permintaan Tuan Muda ini, karena sudah terbiasa dengan permintaan dari keluarga korban pembunuhan yang penasaran dengan tersangka pembunuhan. Tapi hanya Tuan Muda tampan, gagah dan pandai membawa diri ini saja yang memintanya dengan sopan. Membuatnya langsung menyetujui tanpa berpikir panjang, padahal seharusnya dia meminta ijin Pak Hendra, ketua timnya terlebih dahulu. Sepertinya dia telah tersihir aura Tuan Muda ini. Pak Budi kemudian menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena menyadari kekonyolannya dan segera berpamitan pulang.
Arespun juga segera berjalan ke mobilnya dan masuk ke mobil. David dan Robert langsung duduk tegak begitu menyadari Bosnya sudah kembali.
“Langsung pulang ke Hades Mansion, Tuan?" tanya David sambil memundurkan mobilnya untuk keluar dari parkiran mobil.
“Iya, setelah mandi dan beristirahat sebentar, nanti sore aku akan kembali kemari lagi," jawab Ares.
“Baik, Tuan," jawab David yang langsung melajukan mobilnya ke Hades Mansion yang ada di atas perbukitan kota S.
“David, apakah polisi sudah mengambil salinan cctv di rumah Papa Zeus?" tanya Ares tiba-tiba memecahkan keheningan suasana mobil.
“Sudah, Tuan. Polisi sudah mengambilnya tadi pagi. Apakah Tuan menginginkan salinan cctv juga? Saya sudah mencopynya, Tuan dapat langsung melihatnya sekarang,” ucap David sambil merogoh saku jasnya dan memberikan sebuah flash disk kepada Robert. Lalu Robert menerimanya dan menancapkannya di laptop kecil miliknya. Rekaman cctv langsung diputar Robert. Dan kemudian Robert memberikan laptop kecilnya kepada tuan Ares.
Video cctv kemudian di Play, dan menampakkan sebuah mobil Audi R8 dengan warna merah mencolok masuk ke halaman rumah Tuan Zeus. Ares langsung mengenali mobil itu sebagai mobil ibunya. Hatinya berdegup kencang, untuk apa Mama datang ke rumah saat malam pembunuhan terjadi?
Tapi tunggu… orang yang turun dari mobil itu bukan seorang wanita, tapi seorang pria muda. Dan setelah itu videonya menghitam.
“Hei… kenapa videonya tiba-tiba terputus?” tanya Ares bingung.
“Hah? Benarkah Tuan? Saya sudah mengcopy datanya lengkap, bagaimana mungkin videonya tiba-tiba terputus?" ucap David sambil menengokkan kepalanya ke belakang untuk melihat Tuan Ares. Robertpun juga ikut kaget, kemudian saling berpandang-pandangan dengan David.
“Tuan, coba cek video cctv yang ada di dalam rumah, apakah juga putus di waktu yang sama?" tanya David lagi. Ares mengangguk sekali lagi. Video cctv putus di waktu yang sama.
“Apakah listrik di rumah padam atau ada masalah tehnis dengan cctvnya? Kenapa sangat aneh? Bukankah listrik di rumah Tuan Zues otomatis tersambung dengan genset muthakir sehingga jika listrik padam, listrik otomatis dapat menyala kembali dalam hitungan detik. Dan keamanan yang bekerja di rumah Tuan Zues juga tidak mengatakan ada masalah dengan cctv rumah saat saya mengambil salinan cctv tadi pagi," ucap David.
“Sepertinya seseorang sudah menghapus data video selanjutnya," ucap Robert serius.
Siapa yang berani menghapus video cctv di rumah Papa Zeus? Pasti orang itu adalah orang yang punya kuasa bukan orang sembarangan, batin Ares.
“Robert, cepat check dan selidiki semua tentang cctv, orang yang ada di rekaman terakhir cctv dan dimana Mama sekarang. Polisi muda yang baru saja menemuiku, mengatakan bahwa Mama sekarang ada di Indonesia, tapi hilang tanpa jejak," ucap Ares serius.
Mama, kenapa Mama menghilang. Apakah Mama terlibat dalam peristiwa pembunuhan Papa dan Adik?, batin Ares.
“Baik, Tuan. Saya akan memeriksa semuanya dengan lengkap," kata Robert.
"Lalu apakah kalian punya orang yang bisa memberikan informasi akurat tentang penanganan kasus pembunuhan Papa Zeus dan Hefasius? Aku ingin tahu sampai sejauh mana kasus ini ditangani," ucap Ares yang ingin mendapatkan banyak info tentang kasus ini secepatnya.
"Saya akan segera mencari "orang dalam" yang mau berbagi sedikit info dengan kita, Tuan," ucap Robert.
“Dan David, tolong hubungi pengacara Papa Zeus. Aku harus bicara dengannya setelah aku selesai mandi," kata Ares dan kemudian terdiam beberapa saat.
“Tolong selidiki juga siapa gadis muda berkursi roda yang ada di dekat Opa Mark hari ini," perintah Ares yang mulai penasaran dengan kemiripan wajah gadis itu dengan Kak Mutiara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
erma wijayanti
ada 2 org yang mengenali athena sebagai mutiara samudra...menarik...penasaran...
2020-08-20
0