Bab 15 - Mayat

Seorang pria bersiul-siul, berjalan mengikuti jalan setapak yang tidak rata, sambil menyandang alat pancing di bahunya. Sementara tangan lainnya membawa sebuah ember kosong. Di dalamnya terdapat jaring kecil, kotak plastik bewarna hijau, senar benang pancing dan mata pancing. Punggung pria itu tampak sedikit bungkuk, menggendong sebuah ransel besar dan berat.

Dia terus berjalan ke depan, memasuki ladang ilalang tinggi berwarna kekuningan, menyibakkannya dengan lengan tangganya yang masih bebas bergerak, karena semua jemari tangannya penuh. Dia terus berjalan membelah ladang ilalang sampai melihat sebuah danau cantik nan tenang disinari cahaya rembulan malam. Hari sudah berganti, namun matahari belum menunjukkan batang hidungnya, sehingga udara dingin masih menyelimuti daerah sekitar danau, bahkan kabut tipispun perlahan datang menghampiri pria itu.

Dia meletakkan embernya dan alat pancingnya setelah dia menemukan tempat yang sesuai untuk memulai hobby kesukaannya, camping dan memancing ikan air tawar. Menurunkan ranselnya di tanah, kemudian membukanya perlahan. Dia menarik sesuatu yang bentuknya panjang dari dalam ransel. Sebuah kantung hitam panjang, didalamnya berisi besi-besi sepanjang 40 cm dan sebuah kain bahan parasut berwarna hitam yang terlipat rapi. Pria itu melebarkan kain parasut dan memasukkan besi-besi ke lubang yang ada di ujung-ujung kain parasut sampai besi itu keluar dari sisi lain ujung kain parasut, menariknya ke atas dan ulala… sebuah tenda berhasil dibangun pria itu dalam sekejab.

Pria itu kemudian masuk ke dalam tenda dan mengeluarkan isi ranselnya. Selimut, kursi lipat kecil, panci, teko, peralatan makan, termos air, beberapa bungkus mie instan dan kopi. Mengatur semuanya dengan rapi, lalu keluar tenda sambil membawa kursi lipat kecil dan selimut. Berjalan ke dekat danau, lalu membuka kursi lipat dan meletakkan selimut di atasnya. Berjalan kembali ke tenda untuk mengambil pancing dan embernya dan kembali ke dekat danau. Menyiapkan alat pancingnya, membuka kotak hijau, tampak banyak cacing sibuk menggeliat membuatnya geli. Dia mengambil seekor cacing dan menusukkannya ke mata pancing. Setelah itu dia segera melempar kailnya masuk ke dalam danau yang airnya berwarna hitam. Setelah menunggu beberapa saat, kailnya seperti tersangkut sesuatu yang berat. Pria itu tersenyum kemudian menggulung benang pancingnya cepat-cepat, hatinya sudah tidak sabar ingin segera menangkap ikan yang sudah memakan umpannya. Dia terus menggulung dan tampak sesuatu berwarna hitam menyembul dari dalam danau dan mulai mendekatinya.

“Apa itu? Sepertinya bukan ikan deh. Apakah itu sampah plastik yang ada di danau?" ucapnya mengusir keheningan. Terus menggulung tali pancingnya, setelah sesuatu itu sudah berada di dekatnya, dia lalu mengangkat tali pancingnya. Dan sebuah kepala dengan raut wajah pucat seputih kertas dengan mata terpejam dan mulut bewarna biru tiba-tiba terangkat dan berada di dekat hidungnya.

“Kyaaa….,” pekik pria itu sekuat-kuatnya, melepaskan pancingnya dan jatuh terduduk di tanah.

“Mayat… mayat… mayat…," ucapnya ketakutan sambil menarik tubuhnya mundur dari pinggir danau. Jantungnya berdetak keras, keringat dingin mengucur deras di dahinya. Seumur hidup dia belum pernah melihat mayat, apalagi saat suasana malam, sepi dan tidak ada sorangpun bersamanya. Dia merogoh-rogoh kantung jaketnya, mengambil handphone satelitnya. Tangannya bergetar hebat sampai handphonenya terlepas dan jatuh ke tanah.

Cerobohnya aku, batin Pria itu.

Dia lalu mengambil handphonenya dan segera menekan tombol darurat untuk memanggil polisi.

“Hallo, di sini adalah layanan 119 yang siap membantu anda saat berada dalam situasi gawat darurat. Sebutkan kondisi anda saat ini," ucap petugas 119.

“Saya…saya menemukan mayat di danau," ucap pria itu ketakutan.

“Tolong sebutkan lokasi anda berada dan kami akan mengirimkan anggota tim kami ke sana segera.”

“Saya berada di danau kelinci hitam. Di bagian yang tertutup ladang ilalang, cepatlah datang. Saya sangat ketakutan.”

“Baik, sudah kami catat, tim kami sekarang meluncur ke lokasi anda. Sekarang tenangkan diri anda dan berikan identitas anda.”

Pria itu mengambil nafas, hatinya sedikit lega, tim 119 sudah meresponnya dengan baik.

“Nama saya Chandra, usia 37 tahun, saya sedang memancing di danau, tiba-tiba kail saya menyangkut sesuatu dan saya menariknya, ternyata tersangkut pada sebuah mayat.”

“Baik, silahkan anda menunggu dengan tenang sampai tim kami datang ke lokasi.”

“Iya, saya akan menunggu, tapi tolong jangan tutup telepon saya. Di sini sepi tidak ada orang sama sekali, saya takut sekali.”

“Baik, jangan takut, Pak. Saya tidak akan menutup telepon ini. Saya akan menemani bapak bercakap-cakap. Apakah di dekat Bapak ada suatu barang yang dapat membuat bapak menjadi tenang, seperti minuman hangat atau selimut hangat?”

“Saya memiliki minuman hangat di tenda. Saya akan ke tenda dan meninggalkan mayat itu di danau," ucap pria itu secepat kilat meraih selimut yang ada di kursi lipatnya dan berlari ke arah tenda.

“Iya, kembalilah ke tenda dan buatlah minuman hangat untuk menenangkan diri, Pak. Setelah itu kita akan berbincang-bincang kembali.”

“Terima kasih, sudah menemani saya. Sekarang saya akan membuat kopi hangat dulu, jangan ditutup teleponnya, saya masih membutuhkan anda untuk menemani saya.”

*

*

*

Hendra, Budi, Linda dan Hari segera datang ke Danau Kelinci Hitam setelah mendapatkan telepon dari kantor kepolisian. Mereka tiba di lokasi saat petugas ambulans sedang mengangkat tandu yang berisi kantung jenasah dari pinggir danau.

“Tunggu, kami ingin memeriksa jenasahnya lebih dahulu," ucap Hendra meminta petugas ambulans menghentikan langkahnya. Dan menunjukkan lencana polisinya pada petugas ambulans.

Petugas ambulans mengangguk dan mengijinkan Hendra membuka kantung jenasah.

Kretttt… resleting kantung jenasah dibuka. Seraut wajah pucat seorang pria menyeruak dari balik kantung warna orange. Hendra membukanya lebih lebar dan melihat leher lelaki itu berwarna biru akibat dijerat sesuatu. Hendra lalu memperhatikan pakaian dan tubuh jenasah itu. Tidak ada luka tusuk atau lainnya. Hendra lalu menutup resleting kantung jenasah dan mundur.

Petugas ambulans mengangguk lagi dan berjalan kembali membawa tandu menuju ke mobil ambulans yang di parkir di balik ilalang.

“Sepertinya pria itu meninggal karena dijerat tali," ucap Hendra pada timnya.

Seorang anggota polisi junior yang sudah sejak tadi berada di lokasi mendekati Hendra ingin memberikan data laporan identitas jenasah yang ditemukan. Dia memberi hormat pada Hendra.

“Lapor. Jenasah yang ditemukan di danau ini bernama Agus Setiabudi, usia 35 tahun, bekerja sebagai satpam di kediaman Zeus Anthony, korban pembunuhan beberapa hari lalu. Jenasah akan dibawa ke bagian forensik untuk diautopsi dan kami akan mengabari pihak keluarga seceptnya," ucap Polisi Junior yang membawa sekantung plastik bening berisi KTP, kartu kerja sebagai Satpam di rumah pemilik Yunani Kingdom Group dan dompet hitam berisi banyak uang.

Hendra mengangguk. Semua anggota timnya terkesiap kaget. Satpam Agus yang hilang, lenyap tanpa jejak akhirnya ditemukan sudah tidak bernyawa tenggelam di Danau Kelinci Hitam.

“Bagaimana dengan TKP ditemukannya jenasah, apakah ditemukan alat untuk mengakhiri hidup jenasah?" tanya Hendra.

“Kami sedang mencarinya, Pak. Sampai saat ini, masih belum ada apapun yang kami temukan. Sepertinya korban dijerat tali dan kemudian dibuang di danau yang sepi ini," jawab Polisi Junior.

“Baiklah, hubungi tim kami jika sudah menemukan bukti atau sesuatu yang aneh," perintah Hendra.

“Siap, Pak," ucap Polisi Junior sambil menghormat lagi.

“Ya ampun, kasus satu belum selesai, sekarang malah saksi yang hilang, ditemukan tewas. Haish…," ucap Linda sebal.

Tim Hendra langsung kembali ke rumah masing-masing dan Hendra memutuskan menggelar rapat besok setelah laporan autopsi penyebab kematian Agus keluar.

 

Terpopuler

Comments

puTri Munin9

puTri Munin9

kupikir si agooss ternyata bukan

2020-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!