Flash Back On
Seorang pria membuka matanya perlahan.
“Dimana aku sekarang?" tanyanya kepada angin dan kegelapan yang menyelimutinya. Ia berusaha berdiri dan meraba-raba dalam kegelapan.
Duk… kaki pria itu membentur sebuah barang yang keras. Pria itu meringis menahan sakitnya dan memijat-mijat kakinya yang sakit. Tangannya kembali meraba-raba ke kiri, kanan, atas dan bawah. Permukaanya sedikit kasar.
“Dinding… ini pasti dinding ruangan. Di mana saklar lampunya? Aku harus menyalakan lampu agar aku dapat melihat," ucapnya sedikit lega dan terus meraba dinding sampai menemukan sebuah tombol on off saklar lampu yang menempel di dinding.
Klik… seketika ruangan menjadi terang benderang. Pria itu menutup matanya dengan tangannya karena cahaya lampu yang tiba-tiba masuk ke matanya, membuat matanya silau. Beberapa saat kemudian, setelah matanya sudah menyesuaikan dengan cahaya di ruangan, dia tercekat bingung melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Dia berada di sebuah ruangan berukuran 4mx4m yang ditata dengan sangat apik, terdapat perabot-perabot minimalis seperti meja, kursi, lemari dan tempat tidur empuk. Dan di atas meja ada sebuah kotak berwarna putih. Dia lalu berjalan mendekati meja dan membuka kotak putih itu. Isinya makanan yang sangat lezat dan sebotol air mineral.
“Bagaimana aku dapat berada di ruangan ini, ada makanan dan minuman pula di sini? Siapa yang sudah membawaku ke sini dan memberikan tempat tidur dan makanan untukku? Jika ini adalah penculikan, kenapa penculiknya baik sekali?" tanyanya bingung.
Dia lalu mencari pintu yang ada di ruangan itu, berlari cepat ke arah pintu dan menarik gagang pintunya keras-keras. Pintu itu terkunci dari luar.
“Sial, kenapa pintu ini terkunci? Hei… siapa yang ada di luar? Tolong saya… buka pintu ini. Buka…," ucap pria itu sambil terus membuka pintu, menggedor pintu ini keras-keras, menendangnya, mendobraknya dan mengerahkan semua usaha dan kemampuannya untuk membuka pintu itu. Pria itu akhirnya terduduk lemas, tangan, kaki dan bahunya sakit semua.
Kriuk…kriuk… perutnya tiba-tiba berbunyi cukup keras. Dia lalu mengelus perutnya yang lapar, berdiri ke meja dan melihat kotak putih itu.
“Apakah makanan dan minuman ini beracun?" tanyanya bingung.
“Jika aku tidak memakan makanan dan minum minuman itu sekarang, aku bisa mati kelaparan," ucapnya karena teringat dia belum makan siang, pantas saja jika sekarang perutnya kelaparan. Akhirnya dia mengambil kotak itu, mengendusnya untuk memastikan bau makanan itu, tidak berbau tajam, jadi aman dikonsumsi. Dia mengambil sendok dan mulai makan.
“Lezat… lezat sekali makanan ini," ucapnya sambil terus memasukkan suapan nasi ke dalam mulutnya.
Uhuk… uhuk… makanan tersangkut di tenggorokannya. Dia langsung membuka botol air mineral dan meneguk air yang ada di dalamnya.
“Segar… lanjut makan lagi," ucapnya senang.
Setelah semua makanan dan minumannya habis. Pria itu menutup kotak putih itu.
Lalu membuka laci meja untuk mengecek isinya. Hanya terdapat sebuah buku kecil dan alat tulis. Lalu dia berjalan ke lemari yang ada di samping meja, membuka lemari dan menemukan beberapa potong baju dan celana di dalamnya, masih terbungkus rapi di dalam plastik.
Dan… dompetnya… dompet warna hitam miliknya ada di dalam lemari juga. Dia lalu mengambil dompet itu dan memasukkannya ke dalam saku celana. Menutup lemari itu dan melihat ruangan kecil tanpa pintu yang ada di sebelah lemari, ternyata itu adalah sebuah toilet kecil.
Pria itu lalu berjalan keluar toilet dan duduk di tempat tidurnya yang empuk. Memperhatikan langit-langit ruangan dan melihat sebuah kamera cctv ada di ujung ruangan. Ternyata dia diawasi lewat cctv. Dia membaringkan tubuhnya di kasur dan beberapa saat kemudian dia tertidur karena kekenyangan.
Krek…krek…krek…
Pria itu terbangun saat mendengar suara aneh di telinganya. Dia menutup telinganya dan membalikkan tubuhnya, tak ingin mendengar suara yang sudah mengganggu tidurnya.
“Ganggu saja sih. Sana pergi, masih ngantuk nih!" ucapnya geram dan berusaha tidur lagi. Tapi suara itu makin keras dan makin berisik. Dia lalu membuka matanya dan membalikkan tubuhnya. Ada seseorang pria duduk membelakanginya, di samping tempat tidur. Berpakaian serba putih. Dia menggaruk-garuk nakas kayu yang ada di samping tempat tidur. Tiba-tiba Pria itu memutar kepalanya 180 derajat, tanpa membalikkan badannya sama sekali. Wajahnya penuh darah, mengalir deras dari pelipisnya. Darah itu seperti takhenti-hentinya mengalir dari pelipisnya, bahkan sampai jatuh-jatuh dan menetes di pakaiannya yang berwarna putih.
“Kyaaa….," jerit pria itu sekeras-kerasnya, kaget dan sangat ketakutan. Jantungnya berdetak sangat keras.
“Hantuuuu...," pekiknya keras, berusaha melarikan diri sebelum hantu itu mendekatinya. Turun dari tempat tidur, berlari sekencang-kencangnya ke pintu dan berusaha membuka pintu. Tapi pintu itu masih tetap terkunci. Dia menggedor-gedor pintu dan terus berteriak.
“Keluarkan aku, di sini ada hantu. Tolong… tolong…"
Tapi takada seorangpun yang membukakan pintu untuknya. Pria itu menghentikan teriakannya, menggigit bibirnya untuk meredam rasa takut, lalu membalikkan badannya untuk melihat hantu yang tadi duduk di tempat tidurnya. Hantu itu lalu mutar kepalanya 90 derajat dan sekarang mata mereka saling bertatapan. Mata hantu itu menyala merah penuh api kemarahan. Hantu itu kemudian berdiri dan terbang ke arahnya dengan cepat, tangan hantu itu terangkat, seperti ingin mencekik lehernya.
“Jangan….jangan ke sini. Pergi…pergilah… jangan ganggu aku," pekik pria itu sambil menutup mata rapat-rapat, sangat ketakutan. Tangannya kemudian mengepal, meninju-ninju taktentu arah ke udara, sampai akhirnya tangannya lemas dan tidak bertenaga lagi. Nafasnya tersenggal-sengal. Memberanikan segenap hati dan pikiran untuk membuka matanya.
Ting…
Hantu itu tak ada, menghilang, entah ke mana. Dia mengedarkan pandangan menyapu seluruh ruangan, tapi tidak menemukan hantu itu lagi.
Pria itu mengambil nafas panjang dan berusaha mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal. Menenangkan pikiran dan jantungnya yang masih berdetak kencang.
Setelah dirinya sudah dapat mengontrol diri, dia berdiri dan berjalan ke bawah kamera cctv.
“Tolong, tolong aku, keluarkan aku dari sini. Di sini ada hantu," ucapnya pria itu sambil memohon-mohon dengan sangat sampai menyembah-nyebah di dapan kamera cctv.
*
*
*
Dua orang pria berseragam hitam yang melihat layar monitor cctv nomer tujuh akhirnya bernafas lega.
“Pria itu sudah tidak ketakutan lagi. Syukurlah. Apakah kita harus melaporkan hal ini pada Bos kita? Sepertinya pria itu tadi sangat ketakutan. Lihat celananya, basah, sepertinya pria itu mengompol di dekat pintu. Apakah dia melihat hantu?" tanya Pria berseragam hitam A kepada rekan kerjanya.
“Entahlah. Pria itu aneh sekali, sesudah makan kenyang, dia langsung tidur pulas, sekarang bangun dan tiba-tiba ketakutan sampai mengompol. Sekarang malah bersembah sujud minta dikeluarkan dari kamar," ucap pria berseragam hitam B.
“Apakah kau percaya bahwa di dunia ini ada hantu?" tanya Pria berseragam hitam A.
“Entahlah… aku belum pernah sekalipun melihat hantu. Mungkin jika aku melihat hantu dengan mata kepalaku sendiri, aku akan mempercayainya," jawab Pria berseragam hitam B.
“Hush…malam-malam begini, jangan ngomong gitu ah… nanti beneran ada hantu datang, kamu pingsan, kan saya yang repot kalau harus jaga sendirian di pos," tukas Pria berseragam A.
“Kalau gak mau bicara hantu malam-malam, kenapa buka topik hantu duluan sih. Konyol kamu ini," ucap pria berseragam B.
Flash Back Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Evi Ristiyanti
kok ceritanya loncat2 ya....
2020-12-17
0
Fatonah Zakie
menarik ceritanya
2020-08-10
2