Pengkhianatan Seorang Kakak

... Hari Senin siang Nara dan Naga sudah kembali ke rumahnya yang terletak di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Nara menghabiskan hari itu dengan beristirahat dan bersantai sambil memisahkan oleh - oleh yang dia beli serta sesekali menemui Naga di markas SS yang berada di rumahnya. Meskipun Nara sudah kembali ceria tapi dia tetap tidak melupakan siapa yang membuatnya merasakan kekecewaan dan sakit hati yang begitu besar....

... Kedua orang tuanya dan Johan tersenyum lega ketika melihat Nara yang sudak kembali ceria seperti sedia kala ketika makan malam bersama. Setelah selesai makan malam Nara memberikan oleh - oleh yang dia siapkan untuk kedua orang tuanya ke kamar mereka secara langsung karena Nara tidak menyiapkan oleh - oleh untuk Johan. Selasa pagi mereka kembali sarapan bersama sebelum memulai aktivitas mereka masing - masing dan kedua orang tua Nara menyinggung tentang oleh - oleh yang mereka dapatkan dari Nara....

“Kamu kasih oleh - oleh ke ayah dan bunda kakak mana?” protes Johan sambil menatap Nara penuh harap.

“Nanti kak, malam ini kakak ada waktu luangkah?” tanya Nara yang berpura - pura tersenyum sambil menatap Johan.

“Untuk kamu kakak selalu punya waktu dek.” jawab Johan sambil tersenyum ramah.

“Kita makan diluar yuk!” ajak Nara penuh harap.

“Boleh, kita ketemu langsung di tempat?” tanya Johan memastikan.

“Iya kak kita langsung ketemu di tempat aja.” jawab Nara ramah.

“Aku sudah selesai, aku pamit berangkat kuliah dulu ya!” lanjut Nara yang langsung pergi setelah menyelesaikan sarapannya.

“Hati - hati sayang!” jawab Raymond penuh kelembutan diikuti oleh Anna dan Johan setelahnya.

... Di kampus Nara membagikan oleh - oleh yang dia siapkan untuk Bela dan Berlian sambil memberikan beberapa oleh - oleh lainnya kepada teman - temannya yang lain berupa makanan ringan. Setelah selesai kuliah Naga langsung mengantarkan Nara ke restoran tempat Nara akan makan malam bersama Johan. Setibanya di parkiran, Johan yang juga baru tiba tanpa pengawalan serta supir pribadinya karena dia minta untuk pulang duluan cukup terkejut melihat Nara yang datang bersama Naga....

“Naga akan ikut makan malam bersama kita kak.” kata Nara tegas sambil melihat ke arah Johan.

“Tentu, tidak masalah dek.” jawab Johan sambil tersenyum santai.

... Nara dan Johan jalan berdua masuk ke dalam restoran diikuti oleh Naga dari belakang sambil memperhatikan sekitar. Ketika mereka duduk berdua Nara meminta Naga untuk ikut bergabung di meja yang sama dengan mereka berdua. Meskipun canggung Naga tetap mengikuti permintaan Nara terutama setelah Johan tidak mempermasalahkannya....

“Apakah oleh - oleh yang kamu maksud adalah mentraktir kakak?” tanya Johan sambil tersenyum menatap Nara.

“Ini kak!” jawab Nara sambil memberikan dua lembar foto.

“Foto tong sampah? Ada apa dengan foto ini Nara?” tanya Johan yang masih belum sadar pantulan dirinya terlihat di foto tersebut.

“Kakak tidak sadar sosok yang terpantulkan di tempat sampah tersebut?” tanya Nara memastikan sambil menatap Johan tajam yang seketika membuat Johan sadar.

“Kenapa kamu memberikan foto kakak yang muncul dari pantulan tempat sampah?” tanya Johan pura - pura tidak tahu.

“Kedua tempat sampah tersebut berada di lokasi yang sama dengan keempat pria yang berusaha menjebakku setelah diminta oleh Rais.” jawab Nara sambil menatap Johan dengan tatapan tajam yang membuat Johan terkejut.

“Kakak bisa jelaskan semuanya Nara!” kata Johan sambil menatap Naga memberinya kode untuk pergi beberapa saat.

“Naga akan tetap disini!” pinta Nara tegas sambil menahan tangisnya.

“Ok, kakak hanya kebetulan menyaksikan mereka saja Nara tidak lebih.” kata Johan membela dirinya sendiri.

“Pembohong, bagaimana mungkin kalau kakak tidak terlibat mereka semua tahu akan jadi direktur Schweitzer Healthy & Beauty setelah lulus kuliah? Ayah hanya memberi tahu kepada kita berempat dan meminta kita untuk tetap diam sampai waktunya tiba.” jawab Nara kesal yang mulai meneteskan air mata.

“Kakak hanya ingin kamu melalui proses yang sama dengan kakak karena menjadi seorang direktur itu tidaklah mudah. Kakak melakukan semua ini demi kebaikan kamu sendiri Nara.” jawab Johan sambil menatap Nara berharap mengerti.

“Kenapa kakak tidak bilang ke ayah atau bilang sama aku secara langsung? Kakak juga tahu aku tidak menginginkannya! Bahkan kakak ingin menjebakku dengan narkoba?” tanya Nara sambil sesekali menghapus air matanya sendiri.

“Karena kakak iri kepadamu yang langsung mendapat kepercayaan dari Ayah dan kakak ingin setidaknya namamu tercoreng di mata ayah meskipun sedikit.” jawab Johan sambil tertunduk merasa bersalah yang seketika membuat Nara menangis.

“Apakah kakak juga dalang dari sabotase mobilku? Kakak juga ingin aku mati?” tanya Nara yang berusaha berhenti menangis dan membuat Johan serta Naga terkejut.

“Tidak Nara, kakak sangat menyayangimu dan kakak tidak ingin kehilanganmu!” jawab Johan sambil menggelengkan kepalanya.

“Naga apakah kak Johan berbohong?” tanya Nara yang langsung melihat ke arah Naga sambil menghapus air matanya dan membuat Naga terkejut.

“Apakah kamu lebih percaya kepada Naga daripada kakak?” tanya Johan yang langsung menatap Nara terkejut.

“Faktanya Naga yang lebih dulu tahu bahwa kakak dibalik semua ini sebelum aku dan Naga tidak memberitahuku sampai aku memintanya secara langsung.” jawab Nara sambil menatap Johan dengan tatapan tajam.

“Bagaimana Naga apakah kak Johan berbohong?” tanya Nara kembali sambil menatap Naga.

“Tidak nona, tuan Johan tidak berbohong karena ini dua kasus yang berbeda.” jawab Naga ramah dengan penuh hormat.

“Aku tidak akan memberitahu hal ini kepada ayah dan bunda tapi aku harap kakak menghentikannya saat ini juga. Jika kakak masih melakukannya lagi aku akan memberitahu ayah dan bunda soal ini!” kata Nara yang langsung berdiri sambil menghapus air matanya sendiri.

“Ayo Naga kita pergi!” perintah Nara yang langsung berjalan pergi.

“Saya permisi tuan Johan!” pamit Naga sambil sedikit menunduk penuh hormat dan langsung menyusul Nara.

“Apakah anda ingin pergi ke suatu tempat Nara?” tanya Naga penuh perhatian setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil.

“Kita pergi makan malam dulu Naga!” pinta Nara yang sudah berhenti menangis.

“Apakah Nara baik - baik saja?” tanya Naga penuh perhatian dan tiba - tiba suara perut Naga yang keroncongan terdengar jelas membuat Nara tertawa mendengarnya.

“Sepertinya perutmu sepakat denganku bahwa kita perlu makan malam dulu Naga!” jawab Nara sambil tersenyum melihat ke arah Naga.

“Baik Nara.” jawab Naga sigap sambil menahan malu.

... Naga dan Nara pergi untuk makan malam bersama sebelum pulang ke rumah yang membuat suasana hati Nara menjadi lebih baik. Meskipun Nara baru melepaskan semua kekecewaan dan rasa sakitnya karena ulah kakaknya sendiri tapi kehadiran Naga di sisinya membuat dirinya bisa segera pulih serta kembali tersenyum bahagia. Ketika pulang ke rumah Nara mulai mengabaikan kakaknya ketika tidak ada orang sama sekali dengan ekspresi yang begitu dingin....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!