*•••••••⊰❁❁🦋Kalam Hikmah 🦋❁❁⊱••••••••*
Waktu memang tidak akan pernah terulang kembali. Meski waktu setiap harinya seakan-akan seperti sama. Tetapi amal-amal yang sudah kita lalui dari waktu tersebut takkan pernah sama. Jika di masa lalu kita telah sia-sia menggunakan waktu karena sudah meninggalkan Allah. Maka saat inilah waktu yang tepat untuk memperbaikinya. Sebab pintu taubat selalu terbuka bagi kita yang ingin kembali kepada Allah.
Ketahuilah, Allah tak pernah melihat seberapa besar dosa yang telah kita lakukan dimasa lalu. Tetapi Allah melihat seberapa besar keinginan kita untuk kembali kepada-Nya dan bertaubat. Maka selagi hati terketuk untuk berubah menjadi lebih baik. Maka lakukanlah segera dengan hati yang ikhlas dan bersungguh-sungguh.
__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__
•••••••••••••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••••••••••
Ramli begitu terkejut melihat kelakuan putrinya yang terlihat sudah lepas kendali. Sehingga setiap perkataan yang keluar dari mulutnya, terdengar begitu kasar. Membuat ia merasa malu kepada Siddiq, yang sekarang berstatus seorang Ustadz. Padahal menurutnya tak pernah berlaku seperti itu. Namun sekarang perangainya berubah delapan puluh derajat, membuat ia benar-benar merasa malu pada Siddiq dan keluarganya.
"Maaf ya Nak Siddiq. Maaf atas perkataan kasarnya Mirna, yang kurang sopan. Tapi Dia berlaku seperti ini jugakan, karena kamu yang sudah mengambil keputusan secara sepihak. Coba kamu bayangkan wanita mana Yang tidak akan marah, kalau suaminya telah menikah dengan orang lain. Pasti marahkan? Karena itu siapapun dia, saya minta, kamu cerai.." kata Ramli dengan yang terlihat begitu serius. Namun perkataannya terhenti, karena terdengar suara wanita, yang mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumus salam," jawab mereka semua secara bersamaan. Sambil menoleh ke sumber suara tersebut. Dan tampaklah oleh mereka Hidayah, yang baru saja keluar dari kamarnya, dengan wajah yang terlihat sedang ditutupi sebuah cadar.
"Kenapa kamu keluar Dik? Kan sudah saya bilang jangan keluarkan?" tanya Siddiq, seraya ia berdiri, dan langsung menghampiri Hidayah, yang terlihat sedang berjalan pincang menuju ke ruang tamunya.
"Maaf Ustadz, tapi saya merasa tidak tenang, kalau hanya berdiam diri di dalam. Sementara Ustadz, sedang dalam masalah, karena saya. Jadi saya ingin meminta maaf pada mereka, Ustadz," balas Hidayah terdengar lemah lembut. Sambil menatap, wajah-wajah yang tidak ia kenalin.
"Cih! Dasar wanita Aneh! Bilang saja mau mencari cari perhatian!" celetuk Mirna, sambil menatap Hidayah dengan tatapan penuh kebencian. Namun tak dihiraukan oleh Hidayah maupun Siddiq.
"Mirna! Kamu bisa diam nggak sih! Biar ini menjadi urusan Bapak!" tegur Ramli. Setelah itu pandangannya kembali mengarahkan ke Siddiq yang terlihat sedang memapah Hidayah, dan kemudian membantunya agar ikut duduk di karpet yang dengan mereka.
"Sebelum saya minta maaf, ada baiknya Saya memperkenalkan diri saya dulu. Nama saya Hidayah Khairunnisa, biasa dipanggil Dayah, tapi keluarga saya memanggil saya Nisah," ujar Hidayah, setelah ia duduk dengan sopan di hadapan kedua orang tua Siddiq maupun Mirna.
Disaat Hidayah, sedang memperkenalkan dirinya, tiba-tiba, Mirna kembali menyeletuk, "Cih! Sumpah mati, nggak ada yang ingin mengetahui nama kamu, tuh!" celetuknya, dengan wajah yang terlihat begitu geram melihat Hidayah.
"Mirna! Kamu kekanak-kanakan sekali sih! Bisa tidak sih kamu nggak bikin malu Bapak, hah?!" tegur, Ramli. Karena ia sudah merasa malu sekali, pada Siddiq maupun keluarganya.
"Tidak apa-apa Om. Mungkin nama saya tidak penting kok, bagi Mbak Mirna. Karena saya sudah merebut calon suaminya. Untuk itu, saya minta maaf Mbak," ucap Hidayah, sambil menatap wajah Mirna yang terlihat jutek itu.
"Tapi Mbak, sebenarnya saya tidak bermaksud seperti itu. Dan saya juga tidak tahu, kalau Ustadz Siddiq, telah mempunyai tunangan. Mungkin kalau saja saya tahu, sebelum Ustadz, melafalkan ijabnya. Pasti Saya, tidak akan bersedia, menerima Ustadz sebagai Suami saya, kok Pak, Bu, Mbak Mirna," ujar Hidayah, dan masih dengan penuturan yang terdengar begitu lembut. Membuat mata Ibu Siddiq tak pernah lepas menatapnya.
"Ya sudah, kalau begitu, sekarang kamu tinggal minta cerai saja dong, dari Mas Siddiq, gampangkan?!" celetuk Mirna dengan ketus.
"Maaf Mbak! Saya tidak ingin mendapatkan kebencian dari Rabb Saya. Mbak, meskipun perceraian itu dibolehkan dalam syariat Islam, akan tetapi perceraian itu sangat dibenci Allah ﷻ dan rasul-Nya. Dan itu sesuai apa yang dikatakan didalam salah satu hadits.
Ibnu Umar meriwayatkan bahwasanya Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَبْغَضُ الْحَلَالِ اِلَى اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ الطَّلَاقُ
“Perkara halal yang sangat dibenci ﷻ ialah talak (cerai).” (Kasyful Ghummah, halaman. 78, jilid 2)
Didalam Hadits yang lainnya
Rasulullah ﷺ bersabda: “Kawinlah kalian dan janganlah kalian bercerai, karena sesungguhnya perceraian itu menggetarkan Arasy.” (Kasyful Ghummah, halaman. 79, jilid 2).
"Mbak, Ikatan pernikahan merupakan janji suci yang kuat dan kukuh. Untuk itu setiap upaya meremehkan ikatan suci ini ataupun memperlemahnya adalah sangat dibenci agama.
Dalam Surat An Nisa ayat 21, Allah SWT berfirman sebagai berikut ini:
وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَىٰ بَعْضُكُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا “
Artinya, “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.”
"Makanya meski agama Islam tidak mengharamkan perceraian, namun melakukan perceraian adalah sebuah tindakan yang dibenci Allah SWT. Untuk itu saya tidak keberatan, kok kalau Ustadz ingin menikah lagi. Dan saya juga tidak keberatan, kalau Ustadz tidak memberikan saya nafkah lahir dan batin. Asalkan saya tidak dicerai oleh ustadz," tutur Hidayah, panjang lebar. Dan ketika ia mengutarakan di kalimat-kalimatnya yang terakhir, ia menyempatkan diri untuk menatap wajah suaminya, yang ternyata, sang Suaminya juga sedang menatap matanya.
Sedangkan keluarga, Siddiq maupun keluarganya Mirna, malah langsung tertegun setelah mendengar perkataannya Hidayah. Apalagi ibunya Siddiq yang sepertinya ia sangat kagum, melihat Hidayah. Apalagi ketika ia sempat melantunkan sebuah ayat, yang terdengar begitu merdu. Membuat hatinya terasa sejuk.
Namun berbeda dengan Mirna, yang tampaknya ia malah semakin kesal, saat mendengar ceramahnya Hidayah, "Cih! Tidak keberatan? Justru Aku yang keberatan! Karena aku tidak berbagi Suami dengan kamu!" cetus Mirna, terdengar begitu lantang. "Sekarang Mas Siddiq harus memilih salah satu dari kami! Pilih Aku atau dia!" lanjutnya lagi, yang kini tatapannya mengarah pada Siddiq.
"Kalau itu sudah menjadi keinginan Mirna, maka Ibu lebih menyetujui kamu sama Nak Hidayah, Nak!" ujar Ibunya Siddiq, membuat Suaminya, serta keluarganya Mirna begitu terkejut mendengar perkataannya.
"Winda! Kamu ngomong apa sih?" tegur Fandi kepada istrinya.
"Kenapa Pak! Apa Ibu salah, memilih menantu yang tepat untuk anak kita! Jujur, Ibu tidak suka melihat kelakuan Mirna sejak tadi! Maaf ya Bu Jamilah, tapi sebagai seorang Ibu, pasti menginginkan yang terbaik untuk Anaknya, dan pastinya ibu juga akan berpikir seperti itukan?" kata Ibu Siddiq, yang bernama Winda tersebut.
Mendengar perkataan calon besannya, Wanita yang dipanggil Jamilah itu langsung bangkit. Ayo pak Mirna, kita pulang saja! Untuk apa lagi kita disini! Buang-buang waktu saja!" katanya dan langsung melangkah keluar.
"Eh! Bu tunggu!" kata Ramli tampak bingung, "Aah.. sudahlah! kalau begitu kami Permisi Fandi! Ayo Mirna!" kata Fandi, yang kemudian langsung menarik tangan Mirna.
"Loh Pak! Mirna nggak mau!"
"Ayoo! Bukankah kamu sudah dengar sendirikan? Jadi ayo sekarang kita pulang!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Ainisha_Shanti
aduhai Mirna, pilihan bodoh apa yang kau tanya pada Siddiq? dah jelas Hidayah ada lah isteri sah nya saat ni. dah semestinya dia pilih Hidayah berbanding diri mu
2023-02-26
0
Pujiastuti
syukurin kamu Mirna ngak jadi nikah sama Sidiq, kelakuanmu gitu sih oadahal Hidayah sudah bilang ngak minta nafkah lahir bantin yang penting ngak diceraikan aja,,,,,
bagus ibu nya Sidiq kamu memilih menantu yang tepat
2023-02-26
0
Siti Zuriah
emang enak mirna ga jd nikah sm sidiq karna calon mertua mu yg perempuan ga suka sm prilaku nya mirna justru calon mertua perempuan mu lebih suka sm perangai nya hidayah yg begitu santun d dpn mertua nya
2023-02-26
3