*•••••••⊰❁❁🦋Kalam Hikmah 🦋❁❁⊱••••••••*
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Mensyukuri segala yang ada berbahagia dengannya dan tetap menghargainya sebagai karunia Allah yang tiada tara adalah bentuk keimanan kita sebagai muslim. Tak selamanya kita merasa bahagia seperti halnya tak selamanya kita menderita semoga dalam keduanya tetap ada kebaikan bagi kita dalam syukur serta sabar.
Kebahagiaan tidak akan habis hanya karena membaginya. Ketahuilah, kebahagiaan bertambah ketika kamu bersedia untuk berbagi.
__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__
•••••••••••••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••••••••••
"Ngapain kamu ngintip-ngintip seperti itu Hm?"
DEGH!! Jantung Hidayah langsung berdegup kencang, saat mendengar pertanyaan itu. Dan dengan spontan ia langsung menutup pintu kamar mandinya lagi. Membuat Siddiq yang melihatnya langsung mengerenyitkan dahinya.
"Eh! Kok ditutup lagi, pintunya Dik? Apa kamu ingin berlama-lama di dalam kamar mandinya, hm?" tanya Siddiq, terlihat heran.
"Eh! A-anu Ustadz, sebaiknya, Anda pergi saja. Kaki Nisah sudah baikan kok, jadi sudah bisa jalan sendiri. Lagian, saat ini Nisah, lagi dalam keadaan berwudhu. Jadi kita tidak boleh bersentuhankan? Soalnya Ustadz, menganggap Nisah bukan sebagai istrikan?" balas Hidayah, dari dalam kamar mandi. Dan ucapan seperti menyindir Siddiq.
Siddiq yang mendengar perkataannya jadi enggan mengeluarkan kata-katanya. Hingga akhirnya ia memilih untuk berdiam diri saja. Sehingga membuat Hidayah berpikir, kalau suaminya telah pergi dari sana.
"Eh.. kok nggak ada jawaban? Apa Ustadz sudah pergi ya?" gumam Hidayah, seraya ia menempelkan kupingnya kepintu kamar mandi.
"Hmm.. apa Ustadz sudah pergi? Kayaknya sudah deh. Kalau begitu sebaiknya Ana cepat-cepat keluar saja. Mudah-mudahan kaki Ana baik-baik saja," gumam Hidayah, lagi yang akhirnya, ia pun langsung membuka pintu kamar mandinya.
Bak, seorang anak kecil, yang sedang betmain engklek. Hidayah pun milai berloncatan-loncatan dengan kaki kirinya. Akan tetapi, karena kaki kiri memang kurang begitu kuat. Membuat Hidayah kehilangan keseimbangannya.
"Eh.. eh..eh..! Aakh..!" teriaknya, karena ia berpikir akan terjatuh lagi. Namun ternyata ada seseorang yang menangkapnya. Dan bahkan ia merasa tubuhnya seakan melayang. Sehingga tanpa sadar kembali berteriak.
"Kyaaaak!!" pekiknya. Dan disaat ia mulai tersadar, betapa terkejutnya ia melihat wajah Suami yang terasa begitu dekat dengan wajahnya.
"Ustadz!" sentaknya sambil menatap wajah tampan Fazril, yang terlihat sedang menatap dirinya juga, dengan tatapan terlihat begitu dingin.
"Kayaknya kamu itu, senang banget membantah ya? Tadikan sudah saya bilang, panggil saya, kalau sudah siapkan? Lihatlah sekarang, kamu hampir jatuh lagikan?" ujar Siddiq, sambil menatap wajah istrinya dengan tatapan datar. Seakan ia tak menghiraukan akan kecantikan yang dimiliki oleh istrinya itu.
"Eh! Ma-maaf U-ustadz, tapi Ana tidak bermaksud membantah Ustadz kok," balas Hidayah, terlihat sangat gugup.
"Tidak bermaksud membantah?" kata Siddiq, mengulangi perkataannya Hidayah, sambil mengerutkan keningnya.
"Lalu ini apa namanya hm? Bukankah kemarin Saya bilang jangan pernah lepaskan cadar tapi tetap kamu lepaskan, kan? Tadi saya juga katakan, panggil saya kalau sudah selesai, tapi apa hm? Kamu malah hampir terjatuh. Apakah itu bukan membantah namanya hm?" sambung Siddiq sambil menatap wajah istrinya dengan datar.
"Eh! Itu, Ustadz tadi cadar saya basah karena jatuh, makanya saya tidak bisa memakainya lagi. Dan kenapa saya tidak memanggil Ustadz, itu karena saya sudah berwudhu, dan sekarang pasti wudhu saya batalkan?" balas Hidayah, yang menjelaskan semuanya, dengan wajah yang terlihat ada kesedihan.
"Kata siapa batal hm? Memang sih, pendapat ulama banyak yang berbeda-beda, ada yang mengatakan batal. Ada yang mengatakan tidak, bagi yang sudah mahram karena menikah. Tetapi menurut madzhab Syafi’i mengatakan bahwa bersentuhan kulit secara langsung antara laki-laki dan wanita yang bukan mahramnya dapat membatalkan wudhu jika sentuhan itu tidak dihalangi oleh apapun, seperti kain, kertas, atau lainnya," jelas Siddiq, sambil ia berjalan dengan perlahan menuju ke kamarnya.
"Nah, apa menurut kamu kita ini sedang bersentuhan kulitkah?" tanya Siddiq lagi, dan Hidayah pun langsung melihat tangan Siddiq, yang ternyata saat ini, tanganya sedang terbalut oleh sebuah kain, yang sepertinya itu kain sorbannya. Dan Hidayah pun langsung menggelengkan kepalanya.
"Jadi sekarang kamu sudah tahukan? Kalau Wudhu kamu tidak batal! Jadi jangan beralasan lagi seperti tadi. Kamu paham, hm?" sambung Siddiq lagi, masih melangkahkan kakinya, sambil menatap wajah istrinya.
"Lagian, ada beberapa hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak kembali berwudhu' setelah menyentuh 'Aisyah r.a
Aisyah RA berkata: “Dahulu aku tidur di depan Rasulullah SAW dan kedua kakiku ada di arah qiblatnya, dan bila sujud beliau menyentuhku”. (HR Bukhari dan Muslim). Aisyah RA juga berkata: “Suatu malam aku kehilangan Rasulullah SAW dari tempat tidur maka kau mencarinya lalu tanganku memegang kedua telapak kakinya”. ‘Aisyah juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah mencium istrinya, kemudian shalat tanpa berwudhu’ kembali (HR Abu Dawud ).
Jadi kamu jangan risau lagi, tentang masalah Wudhu, mengerti?" jelas Siddiq lagi. Dan Hidayah, kembali mengangguk saja, tanpa ingin bersuara.
"Ya sudah sekarang kamu sholatlah dulu, nanti setelah itu, saya akan antar kamu ke gubuk nenek tukang urut, yang tinggal di bawah kaki bukit, biar kaki kamu cepat pulih kembali," kata Siddiq lagi, yang kini ia sudah berada di depan kamarnya, yang sekarang hanya di tempati oleh Hidayah.
Dan disaat ia mau memasuki kamar tersebut, tiba-tiba pintu, pondok yang didepan yang memang terbuka sedikit tiba-tiba saja didorong oleh seseorang. Sehingga pintu itu pintu tersebut langsung terbuka begitu lebar. Membuat Hidayah, maupun Siddiq, langsung mengalihkan pandangannya kepintu tersebut. Dan tampaklah olehnya mereka, seorang pria dan dua orang wanita, sedang berdiri didepan pintu pondoknya Siddiq.
Melihat itu, dengan spontan Hidayah, langsung menyembunyikan wajahnya kedada bidangnya Siddiq. Karena ia tak ingin wajahnya dilihat oleh laki-laki lainnya, walaupun laki-laki tersebut, tampak sudah tua. Melihat hal itu. Mata pria itu yang baru saja datang itu, langsung terbelalak
"Ooh.. ternyata benar ya? Kalau kamu itu ternyata sudah menikah ya?"
...•••••••••••⊰❁❁❁⊱••••••••••••...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys dukung author terus yaa, Syukron
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rosmaliza Malik
calon mertua ustaz Sidiq kot...
2023-02-24
1
embun99
jangan2 calon camer ustad sidiq beserta calonnya
2023-02-24
0
Pujiastuti
siapakah laki² tua yang datang krgubuk Sidiq 🤔🤔🤔🤔🤔
lanjut kak semangat 💪💪💪
2023-02-24
0