*•••••••⊰❁❁🦋Kalam Hikmah 🦋❁❁⊱••••••••*
Saat orang lain tampak lebih beruntung darimu, belum tentu kamu lebih malang darinya. Kamu cuma gak tau seberapa besar Allah menyayangimu. Karena jika kamu lalai pun, Allah tidak meninggalkanmu. Dia masih memberimu oksigen yang berlimpah untuk bernapas, bumi yang nyaman untuk dipijak, dan langit yang kokoh untuk bernaung.
__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__
•••••••••••••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••••••••••
Keesokan harinya.
Setelah melaksanakan shalat subuh, Ibrahim tampak sudah bersiap-siap. Karena sesuai dengan perkataannya ia bermaksud ingin membawa Hidayah. Namun tampaknya Syaidah seperti keberatan untuk mengizinkan Suaminya untuk membawa anak Santri putrinya itu.
"Bi? Benaran mau membawa Dayah keperguruan Maung putih, Bi?" tanya Syaidah tatkala ia sedang melihat suaminya yang sedang memakai sorban putih dikepalanya, saat mereka berada di kamarnya.
"Ya benaran Dek, memangnya kenapa?" tanya Ibrahim balik.
"Ya aneh aja Bi, Dayahkan perempuan, seharusnya dia ditempatkan di Sekar putih dong Bi. Lagian yang diajarkan juga hampir samakan?" balas Syaidah, terlihat sedikit penasaran.
"Dek, sebenarnya Abi juga nggak ingin sih, membawa dia kesana. Hanya saja setelah Abi mencari tahu, siapa pembunuh keluarganya. Abi jadi kepikiran terus, makanya Abi, mengambil keputusan ini, Dek,"
Syaidah semakin penasaran, saat suaminya menyebut kata pembunuh, "Emangnya siapa Bi, yang membunuh keluarganya Dayah?' tanyanya dengan memasang wajah yang benar-benar penasaran.
"Sekelompok orang-orang yang hatinya sudah mati. Dan mereka dipimpin oleh seorang mafia berdarah dingin. Maka dari itu, Abi tidak bisa mengizinkan Dayah pulang, sebelum dia memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri, Dek. Karena sudah pasti di rumahnya saat masih diawasi oleh orang-orang suruhan mafia itu."
Setelah mendengar penjelasan dari suaminya. Wajah Syaidah langsung berubah, terlihat sekali ada kekhawatiran yang tersirat di sana,
"Astaghfirullah.. kok seram banget ya Bi? Kalau begitu biarkan saja Dayah tinggal di sini, sebagai anak kita. Lagiankan semenjak Naura menikah dan Fahri studi ke Kairo. Umikan sangat kesepian Bi, makanya itu angkat saja Dayah menjadi anak angkat kita, jadi dia nggak perlu pulang kerumahnya lagikan Bi?" ujar Syaidah, dengan mata yang terlihat berbinar saat ia mengutarakan idenya kepada suaminya.
"Tidak bisa Dek. Karena Dayah masih punya kakak, yang saat ini sedang studi juga dikairo. Makanya Abi masih berusaha menghubunginya. Tapi belum ada hasilnya. Lagian, kamu juga tahukan kalau saat ini yang dipikirkan Dayah itu hanya pulang. Dan kita juga tidak bisa terus-terusan menahan keinginannyakan Dek? Makanya itu, sebelum masa pengabdiannya habis, Abi mau belajar menguasai dirinya sendiri dan juga membekali ilmu bela diri padanya dek," balas Ibrahim. Membuat Syaidah akhirnya menyetujui keinginan suaminya itu.
"Hmm.. ya sudahlah kalau niat Abi seperti itu. Tapi jangan terlalu keras mengajarnya ya Bi?"
"Insya Allah Dek, ya sudah kalau kamu panggil Dayah sana. Abi akan menunggunya didepan," kata Ibrahim, seraya ia berjalan keluar dari kamarnya.
"Baiklah Bi," balas Syaidah, yang akhirnya ia pun ikut keluar dari kamarnya juga. Lalu ia pun langsung menuju ke kamarnya Hidayah.
"Dayah, kamu sudah siap belum, Nak? Ustadz sudah menunggu kamu tuh didepan," katanya setelah ia membuka pintu kamarnya Hidayah.
"Sudah Umah," balas Hidayah yang ternyata ia memang sudah siap.
"Alhamdulillah, ya sudah, sekarang kamu temui Ustadz sana," kata Syaidah dengan lembut.
"Baik Umah, kalau begitu Dayah pamit ya? Assalamu'alaikum," balas Hidayah. Seraya ia menyalami tangan Syaidah, serta mengecupnya.
"Iya Nak, hati-hati disana ya? Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatu,"
Setelah mendapatkan jawaban salamnya dari Syaidah, Hidayah pun langsung bergegas keluar dari kamarnya, dan langsung menuju ke arah pintu keluar. Sesampainya di luar, ia melihat Ibrahim, sedang berdiri di samping mobilnya.
"Assalamu'alaikum ustadz," salamnya sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatu, kamu sudah siap Dayah?"
"Insya Allah Ana sudah siap Ustadz,"
"Alhamdulillah.. ya sudah ayo kita masuk ke mobil," ajak Ibrahim, seraya ia membukakan pintu mobil bagian belakangnya untuk Hidayah, "Masuklah Dayah," katanya lagi.
"Na'am Ustadz," balas Hidayah. Lalu ia pun langsung masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan Ibrahim langsung membuka pintu mobil yang dibagian depannya. Setelah itu ia juga ikut masuk dan duduk di kursi yang berada di samping pengemudi.
"Jalankan mobinya sekarang Paijo, kita langsung saja ke padepokan Maung putih," ujar Ibrahim, pada supirnya yang bernama Paijo.
"Baiklah Ustadz," balas Paijo. Dan tak berapa lama kemudian mobil yang dikemudikannya itu pun mulai melaju dengan perlahan menuju pintu gerbang pondok pesantren Putrinya. Dan setelah berada di luar mobil pun mulai melaju dengan kecepatan sedang.
...*****...
Sementara disisi lain.
Tampak seorang pria tampan dengan memakai jaket hitam memasuki sebuah gedung berlantaikan dua puluh. Melihat kedatangan pria tersebut, dengan spontan, orang-orang yang berada di lobby tersebut langsung membungkukkan tubuhnya, seraya berkata.
"Selamat datang pak wakil Presdir!" ucap mereka secara serentak. Namun sapaan mereka tak dihiraukan oleh pria tersebut. Ia malah terus berjalan tanpa melirik sedikit pun kearah mereka, yang terlihat masih terus membungkukkan tubuhnya. Hingga akhirnya pria yang dipanggil wakil Presdir tersebut menghilang di balik pintu lift yang berada di sana.
"Aakh.. akhirnya tegak juga! Soalnya pinggang terasa mau patah karena membungkuk saja sejak tadi," ujar seorang pria, yang sepertinya ia salah satu karyawan di perusahaan tersebut. "Tapi aneh ya? Bukankah dia itu hanya wakil Presdir? Tapi kenapa kita memberikan hormat sampai segitu banget ya?" sambungnya lagi.
"Hei! Anak baru! Anda bernama Juhrikan? Jadi Jaga cara bicara kamu! Jangan sampai anak buahnya Presdir Richard mendengarnya! Kalau tidak, bukan hanya dipecat saja tau! Bahkan kamu bisa kehilangan nyawa kamu juga! Jadi berhati-hatilah!"
Mendengar teguran dari salah satu karyawan lama terlihat sedikit ketakutan. Membuat Pria yang dipanggil Juhri, jadi merasa heran. Bahkan Ia terlihat begitu penasaran.
"Hmm.. kenapa semuanya pada takut ya, pada yang namanya presidir Richard itu? Siapa Richard itu Sebenarnya ya?'' batin Juhri.
...*•••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••*...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys dukung author terus yaa, Syukron 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Yani Hendayani
semangat hidayah💪
2023-05-16
1
Siti Zuriah
lanjut
2023-01-28
0
Pujiastuti
lanjut kak tetap semangat upnya 💪💪💪
2023-01-28
0