*•••••••⊰❁❁🦋Kalam Hikmah 🦋❁❁⊱••••••••*
Ingin mendekap erat yang kita sayang, tapi suatu saat pasti akan berpisah. Ingin memiliki sesuatu seutuhnya, namun suatu saat jelas akan terlepas.
Semua yang bertemu, akan berpisah. Kemudian menjadi kenangan. Demikian pula kehidupan, silih berganti, gugur dan tumbuh lagi. "Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu hal yang baru." (QS. Ath-Thalaq: 1)
Semua hal terjadi di dunia atas kehendakNya. Jangan terlalu sedih jika berpisah, pun jangan terlalu bahagia jika bertemu kembali. Tetap jagakan hati pada Allah. Karena tak semua episode kehidupan dapat berjalan sesuai harapan. Nikmati setiap pertemuan. Maksimalkan setiap inchi kehidupan.
__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__
•••••••••••••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••••••••••
Disebuah gedung berlantaikan dua puluh yang bertuliskan RAS KONSTRUKSI. Tampak seorang pria sedang dilayani oleh beberapa orang disalah satu ruangan yang terdapat di lantai paling atas. Para pelayan-pelayan itu terlihat sedang membukakan jaket hitamnya dan menggantinya dengan setelan jas yang berwarna hitam.
Setelah semuanya tampak rapih, pria itu langsung bergegas menuju ke sebuah ruangan yang didalamnya terdapat sebuah meja besar dan panjang, yang di sekelilingnya terdapat kursi-kursi yang telah diduduki oleh pemiliknya. Hanya tinggal satu kursi saja yang terlihat masih kosong. Melihat kedatangan pria tersebut, dengan spontan para pemilik kursi yang tadi penuh langsung berberdri.
"Selamat datang Tuan Richard!" ucap mereka secara serentak. Sambil membungkukkan sedikit tubuh mereka secara bersamaan juga.
"Duduklah!" titah Pria yang dipanggil Richard tersebut. Seraya ia duduk di kursi paling utama disana. Setelah mendengar titah dari atasannya dengan spontan mereka pun akhirnya duduk di kursinya masing-masing.
"Baiklah, Rapat kita mulai! Dan saya ingin langsung mendengar Persentase dari kalian!" kata Richard terdengar tegas. Dan seketika wajah para staf yang mengikuti jalannya rapat, langsung berubah menjadi tegang. Sehingga ruangan yang tadinya begitu dingin, kini terasa menjadi panas. Dan itu sangat terlihat jelas dari wajah-wajah mereka yang sudah dibanjiri dengan keringat mereka.
Melihat para stafnya, yang terlihat begitu tegang. Richard pun mengerenyit dahinya, "Ada apa, hm? Kenapa kalian semua langsung diam, hah?! Bukankah sebelum Saya masuk tadi ruangan ini bergitu berisik! Apakah sekarang semuanya jadi mendadak bisu, hah?" bentak Richard sambil menggebrak meja yang ada di hadapannya. Dan seketika semuanya langsung tersentak.
"Maaf sebelumnya Pak Wakil Presdir! Sebenarnya ini bukan salah kami Pak! Terus terang karena rapat ini begitu mendadak sekali jadi, kami belum mempersiapkan segala sesuatunya pak termasuk yang Anda minta tadi!" ujar seorang wanita, yang sepertinya diantara mereka, dia terlihat begitu tenang.
"Ooh.. jadi maksud Anda ini adalah kesalahan atasan ya? Karena mengadakan rapat secara mendadak, gitu?!" tanya Richard lagi, sambil menatap wajah wanita itu dengan tatapan yang terlihat begitu dingin.
"Bukan begitu maksud sa.." balas Wanita itu lagi. Namun perkataannya langsung disela oleh Richard.
"Lalu apa hah?!" bentak Richard, membuat para staf langsung tertunduk, "Cih! Jadi selama ini aku telah memperkerjakan orang-orang yang bodoh ya?! Makan gaji buta, dan bekerja menunggu diminta baru kalian mengerjakannya gitu?" ujar Richard sambil menatap satu persatu para stafnya yang terlihat semuanya sedang menundukkan wajahnya.
"Hah! Bisa gila gue kalau terus berada di sini!" katanya lagi seraya ia bangkit dari kursi kebesarannya, sambil membenarkan jas. "Sandy! Tunda rapat! Dan saya tidak mau tahu, pokoknya waktu setengah jam! Semua yang saya minta harus sudah ada! Paham!" pungkas Richard lalu ia pun berlalu meninggalkan ruangan rapat tersebut dengan wajah yang dipenuhi dengan kekesalannya.
Richard masih terlihat terus berjalan, bersama seorang pria yang sejak tadi terus mengikuti langkahnya Richard. Hingga pada akhirnya langkah kaki mereka berhenti tepat di sebuah pintu yang bertuliskan, "Vice President's room". Lalu pria yang mengikuti Richard itu pun langsung membuka pintu tersebut.
"Apakah sudah ada kabar dari orangmu yang berada di Kairo, Sandy?" tanya Richard, sambil ia melangkah masuk dan langsung menuju ke kursi kebesarannya.
"Sudah Bos! Tapi mereka belum menemukan tempat keberadaannya Arsyad Alhidayat itu, Bos. Dan Jack mengatakan, sepertinya Arsyad tidak sendirian Bos, ada pendukung melindunginya," jelas Asisten Richard yang bernama Sandy tersebut.
"Pendukung? Siapa? Apakah Jack sudah mengetahui siapa yang berada di belakangnya?" tanya Richard lagi, tampak ia sangat penasaran.
"Belum Bos! Soalnya Jack bilang, sepertinya mereka bukan orang sembarangan! Makanya Jack kesulitan melacaknya. Dan kemungkinan mereka juga didukung oleh salah satu pejabat pemerintah didaerah sana Bos," jelas Sandy lagi.
Mendengar penjelasan dari Sandy, Richard pun menyunggingkan senyuman sinisnya, "Heh! Apa mereka berpikir aku akan mundur? Jangan harap! Walaupun dia didukung oleh presiden sekalipun gue nggak bakalan mundur! Kemanapun akan gue jabanin!" balas Richard, dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Membuat Sandy yang melihatnya langsung bergidik.
"Oh iya, apakah kalian sudah menyelidiki, apa titik kelemahannya Arsyad? Semacam orang yang paling berharga gitu?" tanya Richard lagi, yang sepertinya ia masih sangat penasaran.
"Sudah Pak! Kata, beberapa penduduk yang tinggal disekitar rumah mereka. Arsyad itu sangat, sangat menyayangi adiknya, yang bernama Hidayah Khairunnisa, usianya baru sembilan belas tahun Bos. Dan kata orang tersebut, gadis itu sedang sekolah di pondok pesantren yang berada di kota JT, Bos!" balas Sandy.
"Ya sudah kalau begitu kalian cari gadis itu! Bawak dia padaku!"
"Tapi Bos! Dari informasi yang saya terima, ternyata di kota JT, banyak sekali sekolah pesantrennya Bos! Jadi mereka sedikit kesulitan mencarinya Bos," kata Sandy lagi, berkata apa adanya.
"Aku nggak mau tahu! Pokoknya kalian harus secepatnya menemukan gadis itu! Karena Aku ingin lihat, apakah pemuda sialan itu akan tetap bersemangat, setelah mengetahui adik kesayangannya ada ditangan kita?" ujar Richard sambil tersenyum miring dan sambil memperlihatkan tatapan dinginnya.
"Baiklah Bos! Akan kami usahakan!"
"Bagus! Pokoknya dalam waktu tiga hari kalian sudah membawa gadis itu! Mengerti?!" kata Richard terdengar amat tegas.
"Mengerti Bos!"
...*•••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••*...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys dukung author terus yaa, Syukron 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
mudah mudahan Hidayah sudah menguasai ilmu bela diri nya
2023-05-08
2
Siti Zuriah
lanjut lg
2023-02-03
0
Pujiastuti
lanjut kaka semangat upnya 💪💪😊😊😊😊
2023-02-02
0