*•••••••⊰❁❁🦋Kalam Hikmah 🦋❁❁⊱••••••••*
Pernahkah berfikir untuk mengakhiri saja hidup kita saat berbagai masalah terasa menggurita?. Sifat manusia yang selalu tak sabar dengan segala ujian yang menyapa membuat akal terkadang sempit dan dangkal untuk menerima. Begitu banyaknya nikmat yang dianugerahkan namun seakan semua tertutupi oleh kekecewaan atas apa yang menimpa.
Tak mampu berpikir jernih memilah mana yang terbaik dan sudah di tentukan sang kuasa. Tak mampu kita meraba rencana terindah yang disiapkan sebagai pengganti lara sebelumnya. Sesungguhnya hanya pikiran kerdil kita yang tak mampu memahami segala pemberiannya yang Allah berikan kepada kita.
__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__
•••••••••••••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••••••••••
Hari menjelang Malam
Sebuah gedung apartemen dilantai paling Atas. Tampak seorang Pria sedang berdiri disalah satu balkon yang terdapat di gedung tersebut. Ia tampak sedang memegang gelas berisikan minuman berwarna merah, yang sudah pasti itu adalah wine. Disaat ia sedang menikmati minumannya, sambil menikmati pemandangan di sekitar bawah apartemen tersebut. Tiba-tiba terdengar suara bel pintu, membuat ia langsung mendengus kesal.
"Huh! Siapa sih, yang datang malam-malam begini! Mengganggu saja!" gerutunya, sambil ia berjalan menuju ke pintu apartemennya. Sesampainya di sana, ia pun langsung membuka pintu tersebut.
"Aah.. Sandy?" kata pria itu, setelah ia melihat wajah pria yang sedang berdiri di depan pintu apartemennya.
"Selamat Malam Tuan muda Richard!" ucap pria yang dipanggil Sandi tersebut, sambil ia membungkukkan tubuhnya sedikit.
"Hmm! Ada apa?!" tanya pria itu yang ternyata ia adalah Richard.
"Ini Tuan muda, tadi saya di telpon oleh Tuan besar. Dan beliau menyuruh Anda untuk menghadiri pertemuan malam ini Tuan muda!" jawab Sandy.
"Huh! Pak tua itu, selalu memaksa kehendaknya saja ya! Baiklah, kalau itu maunya, Aku akan datang. Sekalian aku mau lihat, apa yang dia rencanakan!" gumam Richard, terlihat begitu dingin,
"Hah! Ya sudah kau tunggu sebentar!" katanya lagi lalu ia pun kembali masuk, dan langsung menuju ke kamarny. Dan tak berapa lama kemudian ia kembali lagi, dengan memakai jaket hitamnya, tanpa memakai ********** sehingga tereksposlah dadanya yang sedikit berbulu.
Melihat bos yang berpenampilan bak seorang preman, membuat sandi langsung terpelongo melihatnya. Sehingga Richard yang melihatnya, langsung mengerenyitkan dahinya.
"Kenapa? Apakah ada yang Aneh, hm?" tanyanya dengan datar.
"Eh! I-itu Bos, bu-bukankah ini acara resmikan? Kenapa Anda tidak memakai jas saja Bos?" tanya Sandi balik.
"Aah.. berisik banget Lo! Ayo berangkat! saja!" balas Richard dengan ketus. Lalu ia pun langsung melangkah keluar dari apartemennya. Membuat Sandi nggak bisa membantahnya lagi. Dan akhirnya ia pun mengikuti langkah Bosnya.
Sesampainya mereka di tempat perparkiran, mereka pun langsung masuk kedalam mobilnya. Dan tak berapa lama, Sandi pun mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ditengah-tengah perjalanannya, Richard akhirnya buka suara.
"Apakah masih belum ada kabar dari Kairo, Sandy?" tanya Richard, tanpa melirik sedikit pada Sandi.
"Belum Bos!" balas Sandy dengan singkat.
"Cih! Mencari satu orang saja kalian nggak becus! Apakah Aku mesti turun tangan langsung?" kata Richard terlihat begitu kesal.
"Maaf Bos! Mereka semua sudah berusaha keras Bos!"
"Tapi tetap tidak membuahkan hasil bukan?!
Sandi langsung terdiam sesaat, karena memang, ia belum mendapatkan informasi lagi dari anak buahnya yang sedang berada di Kairo.
"Lalu bagaimana dengan pencarian adiknya, apakah kalian juga belum menemukannya hah?" tanya Richard lagi denga wajah yang terlihat sangat dingin.
"Mereka, masih berusaha mencari Bos! Hanya saja mereka kesulitan, karena Adiknya Arsyad, memakai cadar Bos. Makanya mereka, agak kesulitan mencarinya," jawab Sandy. Membuat Richard terlihat semakin geram.
"Heh! Mencari satu wanita saja kalian juga nggak becus! Apa aku yang bodoh ya? Karena memperkerjakan orang-orang yang sangat Bodoh? Seharusnya kalian tanyakan pada salah satu temannya. Gampangkan?" ujar Richard, terlihat begitu marah.
"Sudah Bos! Hanya saja katanya, Dia sudah tidak berada di pondok itu lagi. Dan mereka juga tidak tahu kemana wanita itu. akan tetapi kata selah satu, temannya bilang, dia dibawa oleh Ustadznya pergi, dan kemungkinan besar Ustadznya itu sudah tahu kalau kita sedang mencarinya Bos," balas Sandy.
Richard langsung mengerenyitkan Dahinya, "Jadi maksud kamu, Ustadznya sengaja menyembunyikan wanita itu gitu?" tanyanya lagi.
"Benar Bos! Saya yakin, kalau Ustadznya, sudah mengetahui sesuatu. Dan mungkin sajakan, Arsyad yang sudah diberitahunya Bos!" balas Sandy dengan wajah masih terfokus dalam mengemudikan mobilnya.
"Hmm.. kalau begitu, suruh mereka, untuk mengawasi gerak-gerik si Ustadz tersebut. Aku yakin, dia pasti akan menemui wanita itu lagi!" ujar Richard, sambil memejamkan matanya.
"Baik Bos!" balas Sandy dengan tegas. Dan dibarengi dengan mobilnya telah memasuki area perparkiran hotel bintang lima. Setelah mobil terparkir, Sandy pun langsung menoleh ke belakang, " Bos kita sudah sampai!" katanya lagi. Membuat Richard kembali membuka matanya.
"Aah.. baiklah! Ayo turun! Karena permainan segera dimulai!" katanya, seraya ia melangkah turun dari mobilnya. Lalu dengan diikuti oleh Sandi, ia pun memasuki hotel bintang lima.
Richard, terus berjalan dengan santainya menuju ke sebuah restoran. Dimana di dalamnya sedang ada pertemuan keluarga. Dan ketika ia memasuki Restoran tersebut, sontak semua mata langsung mengarah kepadanya. Dan mereka begitu terkejut, saat melihat penampilannya. Disaat ia baru beberapa langkah saja memasuki restoran tersebut. Tiba-tiba saja seorang pria paruh baya menghampirinya.
"Richard! Kamu sudah gila ya? Kenapa kamu berpenampilan seperti ini hah?!" tanya pria paruh baya tersebut, dengan nada terdengar begitu geram.
Mendengar pertanyaan tersebut, Richard malah tersenyum tipis, "Aah.. seuatu kehormatan. Karena saya telah disambut oleh Pak presidir Sebastian, langsung ya?" balas Richard dengan santainya. Saat berhadapan dengan pria paruh baya tersebut, yang tak lain adalah Ayahnya Richard, yaitu Sebastian.
"Kamu!" Sebastian, sudah bersiap ingin memarahi putranya tersebut. Namun ucapannya langsung disela oleh seorang pria paruh baya yang lainnya.
"Ada apa ini Bastian? Bukannya membawa putra kamu duduk dulu, malah sibuk berdebat disini!" tegur pria tersebut.
"Ah..Andra? Sorry ya Dra, putraku berpakaian tidak sopan begini," balas Bastian, merasa malu karena melihat penampilan anaknya, yang menurutnya tidak sopan.
"Sudahlah Bas! Hanya Pakaian saja tidak Masalah kok, jadi santai saja Bas," balas pria yang dipanggil Andra tersebut.
"Sekarang mari Nak, kita bergambung disana, karena acara perjodohannya akan dimulai," lanjut Andra lagi, seraya ia menarik tangan Richard. Sesampainya di salah satu meja bulat yang lumayan besar. Dengan dikelilingi oleh beberapa orang disana. Andra pun mempersilahkan Richard dan Sebastian untuk duduk. Setelah semuanya pada duduk. Andra pun kembali buka suara.
"Begini, Nak, Saya dan Papa kamu, ingin menyatukan keluarga kita, agar semakin kuat. Untuk itu kami berniat untuk menjodohkan kamu dengan Anaknya Om, Diana Andria. Kamu setujukan Nak?" ujar Andra, seraya tangannya menunjuk seorang wanita cantik dengan rambut tergerai dan bergelombang, ia juga tampak seksi karena memakai dress yang menampakkan bagian bahunya yang terlihat begitu mulus. Richard yang melihat itu malah tersenyum sinis.
"Heh.. Maaf Om saya tidak berminat!" katanya, seraya ia bangkit dari duduknya, dan langsung pergi begitu saja. Membuat Bastian, yang melihatnya langsung memegang dadanya.
"Ugh!!"
...•••••••••••⊰❁❁❁⊱••••••••••••...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys dukung author terus yaa, Syukron
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
embun99
bonchapt thor please🙏
2023-02-22
0
Pujiastuti
lanjut kak tetap semangat 💪💪😊😊😊
2023-02-22
0