PERNIKAHAN POLITIK.

*•••••••⊰❁❁🦋Kalam Hikmah 🦋❁❁⊱••••••••*

Terkadang beberapa manusia tidak punya banyak amal, akan tetapi mereka mempunyai batin yang bersih, suci, tidak punya penyakit dengki, riyak, hasad dan penyakit hati lainnya. Maka mereka mendapatkan asror (Rahasia Allah) yang tidak didapatkan oleh mereka mempunyai amal yang banyak.

Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang-orang sholeh... Aamiin.

{~Al-Habib Umar bin Hafidz💙}

__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__

•••••••••••••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••••••••••

Di RAS KONSTRUKSI.

Di sebuah ruangan yang bertuliskan "Vice President's room.' Tampak seorang pria dan wanita sedang bergumulan disebuah kursi kebesaran seorang wakil Presdir, yang berada di ruangan tersebut. Keduanya tampak begitu berapi-api melepaskan hasrat yang sedang menyelimuti Keduanya. Dan disaat sedang hot-hotnya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan tersebut. Pada awalnya keduanya tak menghiraukannya ketukan tersebut.

Akan tetapi ketukan tersebut makin lama semakin keras. Membuat sang pria menjadi kesal. Hingga akhirnya, ia pun mengakhiri gumulannya dengan kemarahan, "Brengsek! Siapa yang sudah mengganggu kesenangan gue sih?! Seperti sudah bosen hidup dia!" ujar pria itu dalam keadaan marahnya. Sambil ia mendorong sang wanita dengan kasarnya.

Hingga sang wanita pun langsung terjatuh ke lantai, "Aaakh!! Richard! Kenapa kasar banget sih?!" teriak wanita itu, dalam keadaan baju yang tampak berantakan. Bahkan ada sobekan dibagian roknya sepannya. Sehingga bagian bawahnya terekspos begitu jelas, dan sulit untuk menutupinya.

"Aah.. berisik! Pergi kau dari sini! Dan jangan pernah muncul lagi dihadapan gue! Lo Paham hah?!" seru Pria yang dipanggil Richard tersebut.

Mendengar perkataan Richard, wanita tersebut, terlihat sangat kaget, dan ia pun buru-buru bangkit dan langsung menghampiri Richard, "Sayang, kamu tidak seriuskan? Kamu tidak mungkin mencampakkan aku jugakan? Kamukan tahu kalau aku sangat mencintai kamu dengan tulus," balas Sang wanita. Seraya ia ingin memeluk Richard kembali. Namun ia malah didorong oleh Richard dengan kasarnya.

"Cih! Cinta? Lo pikir gue percaya sama cinta? Heh Maya, jangan menuntut cinta sama gue! Lo pikir gue bodoh hah?! Sekarang cepat Lo angkat kaki dari sini sebelum gue berubah pikiran!" teriak Richard, pada wanita yang dipanggil Maya tersebut.

"Tapi Richard.. Aku sudah memberikan kesucianku padamu. Bukankah kamu pernah mengatakan akan bertanggung jawab? Kenapa sekarang begini?" tanya Maya, dengan air mata yang terlihat sudah membasahi pipi.

"Kesucian? Kamu ingin menjeratku dengan modal kesucian? Cih! Dijaman sekarang masih bisa mengandalkan kesucian? Baiklah Aku akan membayar kesucian Lo!" kata Richard, seraya ia menuliskan sesuatu pada kertas kecil, yang sudah pasti itu adalah selembaran cek. Setelah itu ia pun melempar lembaran cek tersebut ke wajahnya Maya, seraya berkata.

"Apakah ini sudah bisa membayar kesucian Lo itu, hah?! Sekarang pergi!! Jangan sampai Aku menghilangkan nyawa Lo! Ingat jangan pernah muncul lagi di hadapan gue! Paham Lo hah?! Sekarang pergi!!" teriak Richard, dengan tatapan mata yang terlihat begitu dingin. Membuat Maya, langsung bergidik melihatnya.

"Baiklah saya akan pergi!" katanya, sambil ia mengambil lembaran cek yang sempat jatuh kelantai. Setelah itu, dengan langkah cepat ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan ruang wakil presidir tersebut. Melihat hal itu Richard langsung tersenyum sinis.

"Heh.. semua yang namanya wanita itu sama! Bagi mereka, hanyalah uang paling utama! Cih! Itu yang membuat Aku jijik dengan mereka!" gumam Richard, sambil ia bangkit dari duduknya dan langsung berjalan menuju ke kamar mandi yang berada di ruang tersebut. Namun belum lagi ia sampai kepintunya, tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang tampaknya baru saja masuk.

"Ternyata sifat kamu masih belum berubah ya Richard? Apakah kamu memang sudah tak menginginkan hak waris kamu hah?!"

Mendengar perkataan Pria tersebut, Richard pun langsung menoleh ke belakang, "Huh.. Pak tua lagi?!" gumamnya seraya ia memutarkan bola mata malasnya. Lalu ia melanjutkan langkahnya menuju ke kamar mandi tanpa membalas perkataan Pria paruh baya, yang baru saja datang, bersama seorang pria paruh baya lainnya.

"Richard! Apakah kamu tidak mendengar perkataan Papa hah?!" teriak Pria paruh baya tersebut. Saat melihat Richard, mengabaikan dirinya dan ia malah masuk ke kamar mandi.

"Tenanglah Sebastian! Ingatlah kata Dokter, kamu tidak boleh melakukan hal yang memicu jantung kamu. Jadi tahan emosi kamu Bastian!" ujar pria yang berdiri di belakang Pria yang dipanggil Bastian tersebut.

"Hah! Aku tidak bisa tenang kalau menghadapi Dia, Rudiart! Karena kelakuan semakin hari semakin menggila!" keluh Bastian, dengan wajah yang terlihat amat kesal.

"Abaikan kegilaannya untuk sekarang. Kamu cukup pikirkan kesehatan kamu saja, ingat kamu baru dua hari yang lalu pulang dari rumah sakit. Jadi jangan karena masalah Richard, kamu harus mendekam lagi dirumah sakit," balas Pria yang dipanggil Rudiart tersebut. Di saat bersamaan..

"Tuh dengarlah apa yang dikatakan, paman Rudi, Pak tua! Sebaiknya Anda jangan terlalu ikut campur urusan saya!" ujar Richard, yang terlihat ia sudah kembali lagi dengan wajah yang terlihat sudah membasah. Tampaknya ia habis mencuci wajanya.

Mendengar perkataan tersebut, Wajah Bastian terlihat semakin kesal, "Dasar Anak tidak tahu diri! Beraninya kamu memanggil Papa kamu sesuka hati kamu saja!" katanya, dengan suara yang terdengar sedang menahan emosinya.

"Aah.. sorry sorry..! Seharusnya saya memanggil Anda pak Presdirkan? Kalau begitu maafkan saya Pak Presdir!" balas Richard, seraya ia membungkukkan tubuhnya sedikit, bak seorang bawahan memberikan hormat pada Bosnya.

"Huh! Aku bisa mati berdiri, kalau tetap berada di sini Rudiart! Sebaiknya kita pergi saja dari sini!" kata Sebastian dengan wajah yang terlihat sudah memerah karena menahan kesalnya.

"Nah itu lebih baik Pak Tua. Aah.. salah! Maksud saya Pak Presdir Tua! Dan kalau bisa Anda jangan sering-sering kemari, karena itu bisa membahayakan kesehatan Anda," ujar Richard, dengan santainya, sambil menyunggingkan senyuman tengilnya, membuat Bastian semakin emosi melihatnya.

"Kamu!" Emosi Sebastian semakin meningkat, untung Rudiart langsung memegang pundaknya. Agar sahabatnya sekaligus Bosnya itu tidak terpancing oleh Richard.

"Sudahlah Bastian! Sebaiknya kita pergi dari sini," katanya seraya ia merangkul pundak sahabatnya.

"Hah! Oke! Ayo pergi!" kata Bastian, seraya ia berjalan menuju ke pintu, namun belum sampai di pintu tersebut ia pun menghentikan langkahnya, "Aku memaafkan kamu kali ini! Tapi kamu harus datang, kepertemuan keluarga dengan perusahaan CX kontruksi! Agar perusahaan kita semakin besar! Kamu paham Richard!" katanya, lalu tanpa menunggu balasan dari Richard ia pun langsung meninggalkan ruangan Richard.

"Cih! Pak Tua itu, mau mengikatku dengan pernikahan politik?" gumam Richard, setelah kepergian Bastian. Dan tiba-tiba saja ia tersenyum sinis.

"Heh! Pak tua itu terlalu banyak bermimpi! Dia pikir, Dia bisa menguasaiku, dan bisa memaksaku? Mimpi saja sana! Karena sebelum dia menguasaiku! Akulah yang akan menguasai semuamya!" lanjutnya dengan wajah penuh percaya dirinya.

...•••••••••••⊰❁❁❁⊱••••••••••••...

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys dukung author terus yaa, Syukron

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***