*•••••••⊰❁❁🦋Kalam Hikmah 🦋❁❁⊱••••••••*
Waktu berjalan begitu cepat dan terasa mengejar usia yang kita miliki. Seringkali terkejut dengan betapa lekas nya kita berkurang usia, makin menua namun belum yakin dengan bekal yang kita punya. Sementara kita tak tahu berapa lama waktu kita yang tersisa. Mungkin tahun depan, mungkin bulan berikutnya, minggu, hari atau bahkan sekejap lagi jatah usia kita akan habis.
Orang yang cerdas adalah orang yang banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, ia pergi membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat (HR Ibnu Majah).
Manfaatkan setiap waktu sebelum terlewat, jangan tambahkan maksiat, perbanyaklah taat. Sebelum nafas di ujung sempatkanlah taubat, karna tak ada yang tau hisab kita kelak di akhirat.
__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__
•••••••••••••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••••••••••
Satu Minggu telah berlalu.
Semenjak mendapatkan kabar duka tersebut. Hidayah jatuh sakit. Bahkan ia belum sempat pergi ke makam orang tuanya. Karena Memang Ustadznya belum mengizinkan ia untuk pergi, mengingat tubuhnya yang masih lemah. Akan tetapi, walaupun keadaan sampai seperti itu. Namun Hidayah, tak pernah sekalipun menitikkan air mata, dari semenjak ia tersadar dari pingsannya.
Hal itu malah membuat Syaidah merasa cemas. Karena ia juga, Tak pernah mengeluarkan suaranya sekalipun. Ia berubah menjadi seseorang yang sangat berbeda menurut Syaidah. Kecemasan Syaidah semakin bertambah, tatkala Hidayah, semakin tidak mau makan. Sehingga tubuhnya terlihat semakin melemah.
"Bi, sebaiknya kita bawa Dayah, kerumah sakit saja ya? Umi cemas banget Bi, Dia tidak mau makan sama sekali," ujar Syaidah kepada suaminya, yang terlihat baru pulang dari masjid.
"Baiklah Dek, tunggu sebentar ya? Abi ganti pakaian dulu," balas Ibrahim.
"Iya Bi, Umi tunggu dikamarnya Dayah ya?"
"Iya Dek,"
Ibrahim pun langsung bergegas menuju ke kamarnya. Sedangkan Syaidah langsung masuk ke kamar yang Hidayah tempatkan saat ini. Setibanya di dalam kamar, Syaidah terlihat terperanjat, tatkala ia melihat Hidayah yang terlihat sudah berdiri. Dan bahkan telah memakai cadarnya.
"Dayah! Kamu kok.." sentaknya, dan bermaksud bertanya pada gadis yang tadi terlihat lemah, kini tampak terlihat kuat. Namun pertanyaannya belum lagi lengkap, Hidayah sudah langsung menyelanya.
"Maaf Ustadzah. Maaf karena Dayah, sudah banyak merepotkan Ustadzah. Untuk itu supaya Dayah tidak merepotkan Ustadz dan Ustadzah lagi. Maka izinkan Dayah pulang kerumah orang tua Dayah ya Ustadzah. Karena sudah pasti rumah itu sekarang sedang kosong. Makanya Dayah bermaksud ingin pulang, agar rumah itu ada yang merawatnya. Jadi Dayah ingin berpa.." ujar Hidayah, yang sepertinya ia sedang berusaha, menunjukkan bahwasanya dirinya saat ini sedang baik-baik saja. Namun perkataannya langsung dipotong oleh suara bariton seorang pria yang baru saja muncul.
"Tidak Boleh!" tegas pria tersebut. Dan seketika Hidayah, maupun Syaidah langsung menoleh ke sumber suara tersebut.
"Ustadz!" sentak Hidayah, saat ia melihat wajah pria tersebut, "Tapi Ustadz Dayah.." kata Hidayah lagi bermaksud ingin menjelaskan perihal kepulangannya. Namun lagi-lagi Ibrahim langsung memotong perkataannya.
"Tetap tidak boleh Dayah! Ustadz tidak mengizinkan kamu untuk pergi kemana-mana! Jadi tetaplah disini, sampai masa pengabdian kamu selesai! Kamu paham!" ujar Ibrahim, terdengar begitu tegas. Membuat Hidayah tidak berani untuk membantahnya lagi.
"Paham Ustadz," balas Hidayah, sambil menundukkan wajahnya.
"Bagus! Sekarang istirahatlah! Karena mulai besok kamu akan Ustadz tempatkan di Maung putih! Jadi persiapkanlah dirimu mulai sekarang!" ujar Ibrahim lagi, dan masih terdengar tegas.
Mendengar kata Maung putih, Hidayah langsung tersentak. Begitu juga dengan Syaidah, ia langsung menatap wajah suaminya, dan bermaksud ingin protes. Namun Ibrahim langsung bergegas pergi begitu saja. Melihat hal itu Syaidah bermaksud ingin mengejarnya. Namun seketika ia teringat pada Hidayah, dan akhirnya ia kembali menatap Hidayah.
"Eh! Kamu tidak apa-apakan Dayah?" tanyanya, dengan wajah yang terlihat ada kecemasan.
"Iya, Ana tidak papa Ustadzah," balas Hidayah terdengar lirih.
"Alhamdulillah.. ya sudah kalau kamu istirahat ya?"
"Na'am Ustadzah,"
"Ya sudah Ustadzah tinggal ya? Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatu,"
Setelah mendapatkan jawaban salamnya dari Hidayah, Syaidah langsung meninggalkan kamarnya Hidayah. Dan tinggallah Hidayah seorang diri di dalam kamar tersebut. Setelah pintu kamarnya tertutup, tiba-tiba ia merasa tubuhnya kembali melemah. Sehingga ia langsung terduduk di dipinggiran tempat tidurnya.
"Hah..! Kamu harus kuat Dayah! Kamu harus kuat! Kalau kamu melemah, bagaimana cara kamu untuk membalaskan dendam orang tua kamu! Maka dari itu, mulai sekarang kamu tidak boleh lemah lagi!" gumam Hidayah, untuk menyenangkan dirinya sendiri. Dan disaat bersamaan, tiba-tiba ia teringat pada perkataan Ustadznya tadi.
"Maung putih? Bukankah itu nama perguruan pencak silat, yang dipimpin oleh Ustadz sendiri? Tapi kenapa Ustadz menempatkan Ana kesana ya? Bukankah itu biasanya hanya untuk Santri putra saja? Dan untuk Santriwatinyakan biasanya di Sekar putih, yang dipimpin Ustadzah Fitriahkan?" gumam Hidayah, tampak jelas ia sedang kebingungan, memikirkan perkataan Ustadz Ibrahim tadi.
"Aah.. nggak taulah! Lihat saja besok! Tapi kalau benar aku di tempatkan di Maung putih. Maka ini kesempatan aku untuk mempelajari semua ilmu bela diri! Agar Ana bisa balas dendam, atas kematian keluargaku! Lihat saja, aku aku cari kemanapun pembunuh itu berada! Dan akan aku pastikan dia akan mati ditanganku!" gumam Hidayah, dengan tatapan mata yang terlihat begitu tajam, dan sudah dikuasai oleh api dendam yang sudah membara.
"Baiklah! Sesuai yang diperintahkan Ustadz, sebaiknya Aku istirahat dulu deh! Agar besok tubuhku kembali fit jadi aku bisa mengikuti pelatihan di Maung putih!" gumam Hidayah, seraya ia membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya. Dan tak berapa lama ia pun langsung memejamkan matanya.
...*•••••••••••⊰❁❁🦋❁❁⊱••••••••••••*...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys dukung author terus yaa, Syukron 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Mia Roses
Mampir thor
2023-08-15
0
Yani Hendayani
masih teka teki, lanjut thor
2023-05-16
1
Ainisha_Shanti
semangat Hidayah
2023-02-03
0