Benang kusut di pernikahanku
Selamat Membaca💫💫💫💫💫💫💫💫💫
"Dek, mungkin besok Mas gak bisa pulang lagi ada di Papua dan berangkat hari ini. Kamu gak apa-apa sendirian dirumah atau nanti minta temanin Ibu sama Shinta aja?." Ucap Mas Reza padaku ketika aku menyiapkan sarapan pagi untuknya.
"Berapa lama Mas?." Sambil kuletakkan segelas air putih dimeja makan.
"Makasih Dek." Mas Reza menunggak air putih itu sebelum menjawab pertanyaan ku
"Mungkin seminggu Dek. Kamu gak apa-apa kan sendiri?." Ulangnya sekali lagi.
Aku menggeleng "Gak apa-apa Mas." Ucapku tersenyum pada suami tampan ku itu.
"Ya udah Mas berangkat ya. Mas mau langsung ke pelabuhan." Pamitnya tak lupa mengecup kening ku sebagai tanda sayangnya padaku.
Aku bahagia dan senang bukan main memiliki suami yang romantis yang pengertian padaku.
"Iya Mas hati-hati. Mau aku anterin?." Tawarku karena biasanya aku selalu mengantar suamiku itu ke pelabuhan.
"Gak usah Dek. Kamu istirahat aja dirumah. Mas berangkat." Sambil menarik kopernya yang berisi beberapa pakaian miliknya.
"Iya Mas hati-hati." Aku mengantarnya sampai kedepan gerbang rumah sederhana kami. Dia memesan taksi online.
"Da da sayang." Sambil melambaikan tangan nya bersamaan dengan taksi itu yang membawanya menjauh pergi.
Namaku Senja. Namun yang bagus dan indah bukan. Kata Ayah aku lahir dikala senja menghilang diufuk timur sebab itulah sampai sekarang aku dipanggil dengan nama itu.
Aku sudah menikah diusia muda yaitu delapan belas tahun dengan seorang abdi Negara Tentara Angkatan Laut. Menjadi Ibu Persib adalah impianku. Sebab itu aku menikah diusia terbilang muda saat Mas Reza melamarku yaitu usia 18 tahun setelah aku lulus sekolah menengah atas.
Aku sudah menikah selama tujuh tahun dan sayangnya hingga kini aku belum dipercayakan menjadi Ibu oleh Tuhan. Ketika gadis aku pernah menjalani Kista Ovarium Sinistra, aku tidak tahu itu sejenis penyakit apa. Yang jelas penyakit itu berhasil memponisku tak bisa memiliki keturunan.
Dan untungnya Mas Reza menerimaku apa adanya. Kami bahagia tanpa anak. Dia mencintaiku dan aku mencintainya. Kebahagiaan kami cukup sederhana, ketika kami bisa saling menerima satu sama lain. Mas Reza sepuluh tahun lebih tua dariku. Dia adalah pria dewasa yang bisa menjadi Ayah sekaligus suami yang membuatku merasa beruntung dilahirkan menjadi wanita.
Meski pun aku tahu jika jauh didalam hati Mas Reza dia sangat ingin memiliki anak namun dia tak pernah mengungkit diriku yang tak bisa memberikan nya keturunan sebab itulah aku merasa benar-benar bahagia menjadi wanita.
Aku hanya lulusan sekolah menengah atas. Aku tidak memiliki keahlian didunia bisnis. Namun aku bekerja sebagai penulis novel online disebuah situs aplikasi. Dari penghasilan itulah yang membuat ku bisa membeli apa saja yang ku mau.
Mas Reza tidak pernah memberiku uang lebih, dia selalu mengatakan bahwa uang nya ditabung untuk masa depan kami berdua. Karena Mas Reza ingin membeli rumah yang sudah lama kami impikan sebab itulah dia hanya memberiku uang hanya cukup untuk kebutuhan hidup kami berdua. Aku tak pernah memperdebatkannya, aku mendukungnya dalam segala hal. Sebagai istri tentu aku ingin impian suamiku terwujud.
Dan dari awal pernikahan mertua dan adik iparku tidak pernah merestui hubungan kami. Selain aku yang hanya lulusan sekolah menengah aku juga tak memiliki Ayah sejak kecil. Ibu ku merupakan wanita simpanan yang menjual tubuhnya pada pria beristri hingga aku lahir didunia ini . Untungnya Ibu masih mau merawat ku hingga dewasa dan sekarang Ibu menikah lagi dengan seorang kuli bangunan dan dia mengikuti suaminya untuk bekerja.
Karena latar belakang keluarga ku yang tidak jelas kehadiran ku pun seperti menjadi bumerang bagi keluarga suamiku. Saat menikah kantor pun tak dihadiri oleh keluarga dekatnya hanya beberapa kerabat dan keluarga inti saja. Awalnya aku menolak menerima lamaran Mas Reza, namun dia berhasil menyakinkan ku bahwa semua akan baik-baik saja.
"Ini apa?." Keningku berkerut heran saat melihat sebuah amplop dilaci lemari pakaian suamiku.
Aku membolak-balik amplop itu dan penasaran dengan isinya. Siapa tahu isinya uang bisa buat belanja bulanan hehe. Sebab selama ini Mas Reza hanya memberi ku uang lima ratus ribu perbulan untuk kebutuhan hidup kami berdua. Untungnya aku pandai berhemat dan membagi uang bulanan kami. Sampai sekarang aku tidak tahu berapa gaji suamiku dalam sebulan? Kata temanku gaji suaminya lumayan bisa tergantung dari jabatan yang dia miliki.
"Apa ya?." Gumamku.
Aku memberanikan diri membuka isi amplop itu. Keningku semakin berkerut heran ketika melihat dua tiket pesawat penerbangan Pontianak-Jakarta.
"Ini tiket siapa?." Aku masih bergumam sendiri "Apa iya punya Mas Reza? Tapi mau ngapain dia ke Jakarta? Bukannya dia bilang dia mau dinas ke Papua selama seminggu?." Aku masih bermonolog sendiri. Suamiku ini Tentara Angkatan Laut tentu saja pekerjaan nya bersangkutan dengan kapal dan laut, lalu apa hubungannya dengan tiket pesawat?
Aku duduk dibibir ranjang sambil berpikir keras. Kira-kira ini tiket apa.
Aku mengambil ponsel ku dan meminta temanku untuk mengacek nomor tiket itu. Kebetulan aku memiliki beberapa relasi pertemanan yang bekerja dibagian penerbangan jadi aku dia tanya-tanya.
"Jadi gimana Len?." Tanya ku pada Lena sambil menatap dua tiket ditanganku.
"Itu tiket siapa Ja?." Bukannya menjawab ini anak malah bertanya balik?
"Kamu gak perlu tahu ini tiket siapa." Cetusku "Udah kamu cek belum?." Ulangku sekali lagi. Berkali-kali aku menatap nomor tiket itu. Jadwal penerbangan nya hari ini.
"Bentar bawel." Desih Lena. Aku terkekeh pelan, sahabat ku itu memang rewel
"Ja, itu penerbangan hari ini transit jam sepuluh Pontianak-Jakarta." Jelas Lena.
"Berarti sebentar lagi berangkat dong." Ujar ku
"Iya bentar lagi berangkat." Sahut Lena "Kenapa itu punya kamu?." Cerocos Lena. Suaminya juga seorang Tentara Angkatan Laut yang sama dengan Mas Reza.
"Bukan. Gak tahu tadi nemu dilaci nya Mas Reza." Sahutku menyimpan kembali tiket itu kedalam laci Mas Reza.
"Bukan punya Mas Reza?." Tanya Lena penasaran.
"Ya gak mungkin lah punya Mas Reza, dia itu bagian kapal bukan penerbangan kayak kamu. Lagian dia tadi baru berangkat dinas ke Papua." Sahutku sambil memperbaiki kuku-kuku jariku.
"Dinas ke Papua?." Terdengar suara Lena yang mendesah heran.
"Kenapa Len?." Tanya balikku.
"Gak. Tapi kenapa Mas Raswan gak ikut dinas. Mereka kan satu jalur." Tungkas Lena "Mas Reswan bilang bulan depan ke Papua bukan hari ini."
"Ahhh masa sihh Len, gak mungkin kan Mas Reza bohongin aku. Lagian dia bawa koper besar banget kayak seperti biasa dia pergi dinas." Kilahku mencoba menepis segala perangsangka buruk dari suamiku.
Bersambung....
Hai guys selamat datang di novel baruku ..
Kali ini kita gak bahas tentang CEO-CEO atau cowok kaya jatuh cinta sama cewek miskin hihi. Kita bakal kuras air mata lewat sakit hati yaaa. Kuatkan mental kalian.. wkwkw.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Wy Ky
keren
2024-04-21
0
Anonymous
keren
2024-04-16
0
🌞ѕҵяұд ꚍєҋԍԍєꙇдӎ✨
berawal dari 1 kebohongan akan muncul kebohongan lainnya dan mungkin ini adalah kebohongan Reza untuk kesekian kalinya pada senja.
2023-11-27
0