Selamat Membaca 💫💫💫💫💫💫💫💫💫
Bintang masih menggandeng tanganku dengan erat. Dia seperti ketakutan jika aku pergi atau menghilangkannya lagi.
Setelah memberi ucapan selamat kepada kedua mempelai yang aku tidak kenal siapa tapi hanya kenal nama karena terpampang nama mereka berdua dengan jelas. Kami semua turun dari pelaminan. Tatapan Betrand masih cemberut, kecil-kecil sudah tahu cemburu.
"Sekali lagi maafkan anak saya yang gak sopan sama kamu." Ucap pria itu merasa tak enak hati saat kami berjalan keluar.
Aku tak lagi melirik Mas Reza, biarlah. Nanti dirumah aku akan memborong nya dengan berbagai pertanyaan. Aku sudah menyiapkan mental sekuat mungkin untuk mendengar penjelasan Mas Reza.
"Gak apa-apa kok Pak." Aku tersenyum lebar. Sementara Lena dan Mas Raswan masih berbincang-bincang didalam.
"Jangan panggil Pak. Panggil aja Langit." Dia mengulurkan tangan sambil tersenyum kearah ku.
"Iya, saya panggil Mas Langit aja biar sopan. Saya Senja, Mas." Aku menyambut uluran tangannya.
"Makasih Senja. Sekali lagi saya minta maaf." Ucapnya masih merasa tak enak hati.
"Gak apa-apa Mas. Saya senang kok sama Bintang." Aku mengusap kepala Bintang dengan sayang.
"Bunda, Bunda ikut Bintang dan Ayah pulang kan?" Pinta pria kecil ini dengan penuh harap.
Aku terdiam bingung. Ikut pulang kemana? Aku saja sebenarnya tidak mengenal siapa Bintang dan Ayahnya. Lantas untuk apa aku ikut mereka, apalagi status ku masih bersuami.
"Nak, jangan begitu. Bunda punya rumah sendiri." Sergah Mas Langit pada putranya.
"Lho kenapa Ayah dan Bunda gak tinggal bareng kaya teman-teman Bintang?" Tanyanya polos dan ingin tahu. Anak dengan usia seperti ini memang rasa ingin tahunya besar.
Aku dan Mas Langit saling melihat bingung. Mau dijelaskan bagaimana pun, anak sekecil Bintang akan terus bertanya.
"Ja, ayo." Ajak Lena "Ehh Dokter Langit." Lena langsung membungkuk hormat.
"Bunda hiks hiks jangan tinggalin Bintang lagi. Bintang mau tinggal sama Bunda." Anak ini malah memelukku dengan erat.
"Bintang..." Mas Langit menghela nafas panjang.
"Sayang." Aku melepaskan pelukan Bintang lalu berjongkok dan menyamakan tinggi ku dengan pria kecil ini.
"Sayang, Bunda pamit pulang dulu ya Nak karena Bunda harus ambil pakaian Bunda dirumah. Nanti Bintang sama Ayah dulu pulangnya, Bunda akan susul." Rayuku. Semoga anak ini menurut. Sumpah aku ingin cepat pulang dan menangis ditempat tidur sambil meratapi nasibku.
"Bintang ikut...."
"No. No. Sayang, Bintang duluan aja sama Ayah ya. Bunda janji bakal nyusul nanti." Bujukku. Ahhh kenapa anak kecil ini membuatku ribet saja?
"Hiks tapi Bunda janji ya bakal datang nanti, Bintang tungguin Bunda ya?" Dia mengaitkan jari kelingking nya dengan jari kelingkingku.
Aku merasa bersalah telah membohongi anak kecil ini. Tapi apalagi yang bisa diperbuat selain merayu dan membujuk nya dengan hal-hal yang aneh seperti tadi.
"Iya sayang Bunda janji." Bintang kembali memelukku. Kasihan sekali dia. Semoga aku tak bertemu dia lagi, kasihan dia yang berharap aku adalah Bundanya.
Bersamaan dengan itu, Mas Reza dan wanita tadi pun keluar. Tatapan kami kembali bertemu. Entah lah, kenapa jantung ku terasa remuk dan sakit, apalagi melihat betapa posessif nya Mas Reza merangkul pinggang ramping wanita itu.
"Ya udah Senja terima kasih ya." Ucap Mas Langit sambil tersenyum dan merangkul bahu Bintang.
"Iya Mas sama-sama." Sahutku.
"Bunda, Bintang tunggu dirumah ya. Cup." Bintang memberikan kecupan hangat di pipiku. Entah kenapa hatiku seketika menghangat.
"Iya sayang sampai rumah langsung bobo ya Nak." Aku membalas ciuman Bintang di pucuk kepala pria kecil itu.
Aku menatap kosong kearah jendela kaca mobil. Tatapan ku sendu dan aku tak tahu bagaimana menggambarkan perasaan hancurku. Setelah menghilang selama empat hari, aku melihat suamiku bergandengan tangan dengan wanita lain.
"Ja." Lena mengusap lenganku "Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Lena kasihan. Sedangkan Betrand sudah tertidur dipangkuan Lena.
"Aku baik-baik aja kok Len." Sambil mengusap air mataku.
"Gak usah kamu pikirin dulu Ja. Ntar tunggu Reza balik kerumah kamu tanya dia benar-benar. Kalau sampai dia ketahuan nikah lagi dia pasti dikeluarin dari kesatuan." Jelas Mas Raswan yang memang tahu aturan dalam kesatuan itu.
"Iya Mas." Aku mengangguk. Aku tak berharap Mas Reza dikeluarkan, tapi aku ingin mendengar penjelasan suamiku itu.
"Ohhh ya Ja, kamu kenal sama Dokter Langit?" Tanya Lena mengalihkan pembicaraan. Tangannya mengusap kepala Betrand.
Aku menggeleng "Gak Len. Memangnya Mas Langit tadi Dokter?" Tanya balikku.
"Serius kamu gak kenal Dokter Langit Ja?" Sambung Mas Raswan.
"Iya Mas." Jawabku karena aku memang tidak kenal
"Dokter Langit itu direktur rumah sakit Koramil Husada, dia salah satu dokter terbaik disana dan rumah sakit itu juga miliknya." Jelas Lena "Tapi kok anaknya tadi manggil kamu Bunda? Kamu benaran gak kenal Ja?" Tanya Lena sekali lagi
Aku tetap menggeleng "Aku gak kenal Len. Lagian aku juga baru pertama kali ketemu. Aku juga terkejut saat Bintang panggil aku Bunda saat di toilet tadi padahal aku gak kenal sama dia." Jelasku "Emang Bunda nya Bintang kemana Len?" Tanyaku penasaran.
Lena menghela nafas panjang "Istri Dokter Langit itu udah meninggal sejak lahirin Bintang karena pendarahan hebat."
Bersambung.......
Makasih buat yang sudah ikutin love u love u love u.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Rosita
aku kok seneng bca nya krn bunda nya bintang udh meninggl... ayo senja semngt nanyain reza apa yg terjdi
2023-02-13
0
ria
nah dokter langit duda loo senja..
sabar menunggu ya dokter..
tunggu senja jadi janda🙊
2023-02-09
1
ria
nah bener ini..
2023-02-09
0