Selamat membaca💫💫💫💫💫💫💫💫, 💫
Langit POV
Kami makan malam bersama. Aku melirik Bintang yang makan dengan lahap. Baru kali ini dia makan sebanyak itu. Biasanya hanya sedikit itu pun harus pakai jurus rayu dan bujuk.
Mungkin karena Bintang disuapi Senja. Sehingga dia semangat untuk menambah nafsu makannya. Senja merayunya dengan jurus andalan jika tidak mau makan maka dia takkan datang kesini. Alhasil itu membuat Bintang mau makan setelah dibujuk dengan susah payah.
"Wahhh Bintang hebat, habis nasinya." Dia bersorak sambil bertepuk tangan girang.
Kami yang ada dimeja makan tersenyum gemes, senyum Bintang kali ini begitu cerah. Jika di kriteriakan mungkin ini senyum terbaik putraku itu. Senyum nya manis dan membuat hati merasa tenang. Aku begitu menyayangi putraku itu. Sangat malah. Dia adalah harta berharga yang ku miliki. Senyum nya adalah kekuatan dalam diriku yang menjadi orangtua tunggal ini.
"Bintang minum obat dulu ya Nak." Dia membuka bungkus obat dan mengeluarkan bulir-bulir obat dari dalam nya.
"Iya Bunda." Bintang mengangguk patuh.
Aku bersyukur ada Senja. Tadi Mama berusaha membujuk Bintang tapi dia tidak mau setelah kedatangan Senja dia baru makan dan minum obat.
"Ayah, Bunda. Malam ini tidur sama Bintang ya. Bintang pengen tidur dipeluk Ayah dan Bunda." Pintanya dengan mata berkaca-kaca.
Aku dan Senja saling melihat bingung.. Bagaimana mungkin aku tidur dengan istri orang? Apa kata dunia? Apa nanti aku akan dicap pembinor? Tapi kalau tidak dituruti Bintang bisa merenggek semalaman.
"Iya Son." Aku mengusap kepala Bintang.
Senja tampak bingung. Aku tahu dia juga sebenarnya tidak mau. Wanita sebaik dirinya tentu sangat menjaga diri.
"Kalian berdua temanin Bintang aja." Suruh Mama.
Mama sih itu yang dia mau. Apa Nama tahu jika Senja ini istri orang? Bisa-bisa aku di grebek masa. Tapi demi Bintang sekali pun gunung akan kudaki dan laut akan kusebrangi, apalagi hanya tidur dengan Senja. Okeh, aku akan lawan rasa tidak nyaman ini.
"Ja, kamu mandi dulu nanti ya. Mama udah siapin baju buat kamu. Kamu mandi dikamar tamu aja." Ucap Mama.
"I-iya Ma."
"Bintang sama Ayah dulu ya dikamar. Bunda mau mandi sama ganti baju dulu." Ucapnya sambil tersenyum lembut.
"Mau Bintang temanin?" Tawar putraku.
Kami semua mendelik mendengar ucapan Bintang. Putra ku ini ada-ada saja. Bicara seperti sudah diajarkan.
"Gak usah Sayang. Kan Bunda udah gede." Serunya sambil terkekeh pelan.
"Iya Bunda." Bintang lagi-lagi menurut.
Aku dan Bintang masuk kedalam kamar duluan. Kamar putraku ini memang besar dan dekorasi temanya adalah Batman, dia sangat menyukai superhero yang satu itu. Jadi meminta agar kamarnya pun didesain dengan gambar-gambar dan stiker Batman.
"Bintang." Panggil ku. Kami berdua sudah berbaring dikamar.
"Iya Ayah?" Matanya lucu sekali sambil menatapku. Dan ketahuilah, wajah Bintang benar-benar wajahku ketika masih kecil.
"Bintang sayang sama Bunda Senja?" Sambil aku mengusap kepalanya.
"Sayang. Sayang. Sayang. Sayang Bunda Ayah." Jawabnya dengan mata berbinar bahagia. Apa Bintang tahu jika Senja bukan Ibu nya?
"Apa Bintang tahu kalau Bunda Senja, bukan Bunda nya Bintang?" Tanyaku penasaran.
Bintang terdiam sejenak. Tampak berpikir. Eugh kenapa wajahnya benar-benar menggemaskan saat berpikir seperti itu?
"Tahu Ayah. Tapi Bintang sayang Bunda. Bintang ingin Bunda hidup baleng kita Ayah."
Aku terkejut saat Bintang mengatakan jika dia tahu kalau Senja bukan Ibu kandungnya. Lantas kenapa dia begitu menyanyangi wanita itu? Aku tak habis pikir.
"Kenapa Bintang ingin Bunda tinggal sama kita? Kan Bintang tahu kalau Bunda Senja bukan Bunda nya Bintang?" Ucapku sambil ku elus kepala putraku ini.
"Bintang sayang sama Bunda, Ayah karena Bunda sayang sama Bintang. Pas Bunda peluk Bintang rasanya hangat banget. Bintang pengen selalu di peluk Bunda. Bintang gak mau Bunda pelgi lagi."
Aku terdiam menatap wajah polos Bintang saat mengatakan tentang Senja. Tuhan, kenapa rasanya hatiku sakit sekali? Apakah Bintang benar-benar merindukan sosok Ibunya? Jika bisa aku ingin menggali kembali kuburan istriku yang telah usang itu. Agar Bintang tahu bahwa dia memiliki Ibu selain Senja.
"Mas. Bintang."
Obrolan kami berdua terhenti saat wanita itu masuk kedalam kamar. Kami berdua sama-sama menatap kearah Senja. Dan kenapa wanita ini terlihat cantik dengan piyama tidur bernama peace itu? Kontraks dengan warna kulitnya yang putih.
"Bunda." Seru Bintang kesenangan "Sini bobo, Bintang udah ngantuk. Tapi Bintang ingin dibacain dongeng sama Bunda." Sambil menyerahkan buku dongeng yang selalu aku bacakan untuk Bintang sebelum tidur.
"Iya Sayang." Dia mengambilnya dengan senyum "Mas saya boleh berbaring disamping Bintang?" Izinnya sedikit takut-takut.
Aku mengangguk. Aku hampir gagal fokus dengan wajah natural Senja. Ah kenapa dengan jantungku ini? Kenapa berdebar sekali? Apa ini efek aku tidak pernah dekat dengan wanita setelah istriku meninggal?
Dia naik keatas ranjang dan berbaring disamping Bintang. Kami bertiga satu selimut. Aku disebelah kiri Bintang dan dia disebelah kanan.
"Ohh ya Sayang, kita berdoa dulu yuk sebelum tidur." Dia mengulurkan tangan untuk membantu Bintang duduk.
"Memang halus beldoa ya Bunda?" Tanya Bintang. Aku tidak pernah mengajarkannya tentang doa.
"Iya Sayang." Sahutnya.
"Ayah ayo bangun, kita beldoa." Bintang menarik tanganku agar bangun dan ikut berdoa bersama mereka berdua.
"I-iya Son." Hem kenapa jantungku berdebar lagi dan kenapa juga bisa segugup ini?
"Sayang sini genggam tangan Bunda." Dia mengenggam tangan Bunda.
"Ayah, ayo genggam tangan Bunda Ayah." Bintang menarik tanganku dan menyatukan dengan tangannya.
Rasanya jantungku ingin berpindah tempat. Sedangkan Senja hanya tersenyum.
"Bintang boleh minta apa aja sama Tuhan ya." Ucapnya.
"Berdoa mulai."
"Tuhan Bintang pengen Ayah dan Bunda bisa belsama selamanya. Bintang ingin hidup sama Ayah dan Bunda. Kabulkanlah doa Bintang ya Tuhan. Amin."
Kami berdua saling melihat saat mendengar doa Bintang.
'Terlalu besar keinginan mu Nak. Itu mustahil. Ayah gak mungkin bersama dengan Bundamu. Bunda mu milik orang lain.' Batinku menatap putraku dengan Kasihan
Setelah berdoa. Dia membacakan dongeng untuk Bintang. Seperti nya bukan Bintang yang mengantuk tapi aku. Apalagi suaranya lembut dan empuk ditelingaku.
Aku tak lagi mendengar suaranya. Setelah ku intip ternyata dia terlelap dengan memeluk Bintang.
Aku tersenyum menatap kedua orang itu. Kenapa bayangan Senja menangis tadi masih terngiang dikepalaku? Kenapa hatiku sakit melihat Reza memperlakukan istrinya dengan tak berperikemanusiaan dan Senja adalah wanita yang sangat baik bahkan dia tak memiliki dendam sama sekali dengan suaminya.
'Semoga kamu menemukan kebahagiaan mu Senja. Kamu wanita baik kamu pantas mendapatkan yang terbaik.'
Aku menyelimuti kedua orang itu. Entah kenapa aku tak bisa menolak saat Bintang memintaku tidur dengan nya dan Senja.
**Bersambung.......
Maaf kemarin gak update.
Jangan lupa ikutin terus ya**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Modish Line
Amin🙏🙏
2023-05-18
0
inung
smg do'a bintang terkabul ya thor
2023-02-17
0
Warijah Warijah
Semoga Senja menemukan kebahagian 🙏
2023-02-17
0