Selamat Membaca 💫💫💫💫💫💫💫💫💫
Aku turun dari mobil dan diikuti oleh Senja. Dia tidak menangis lagi tapi wajahnya masih sendu dan matanya sedikit membengkak.
"Udah baikkan?" Tanyaku menatapnya dengan senyum.
"Udah Mas." Dia mengangguk
"Ya udah didepan Bintang harus tersenyum oke, ntar dia malah nanya yang aneh-aneh lagi." Aku terkekeh pelan. Andai saja Senja tahu jika setiap hari yang ditanyakan Bintang adalah dirinya.
Kadang aku sempat kesal pada Bintang, Ayah nya adalah aku tapi kenapa malah orang lain terus yang dia tanyakan?
"Tunggu sebentar Mas." Dia mengambil kaca kecil serta bedak padat didalam tasnya "Mas aku pake ini dulu gak apa-apa? Soalnya muka aku keliatan banget habis nangis." Ucapnya
Aku mengangguk sambil tersenyum. Kami masih berdiri didepan mobil.
"Udah Mas. Ayo." Dia ceria lagi. Seperti nya wanita ini memang tulus menyanyangi Bintang.
Kami berdua masuk. Semoga saja demam Bintang sudah turun.
"Kamu udah datang Lang?" Tanya Papa yang belum menyadari kehadiran Senja "Bintang dari tadi nangis mulu nyariin Bunda nya." Papa menghela nafas panjang
"Selamat malam Om." Sapanya tersenyum manis sambil menyalimi tangan Papa.
"Ehhh Selamat malam, kamu siapa ya?" Tanya Papa melirik Senja. Papa baru pertama kali bertemu dengannya.
"Saya_."
"Bunda." Bintang keluar dari kamar sambil berlari.
"Bintang jangan lari-lari Nak." Tegur Mama.
"Bintang." Dia berjongkok menyambut pelukkan Bintang.
"Bunda." Bintang pun berhambur memeluk nya sambil menangis bahagia.
Papa dan Mama hanya tercenggang melihat Bintang. Tak pernah Bintang bisa seakrab itu dengan orang baru kecuali keluarga. Bahkan putraku ini terkenal paling sombong di PAUD karena bulan kemarin Bintang baru masuk PAUD.
"Bunda hiks, kenapa Bunda ninggalin Bintang. Bunda bilang mau bobo sama Bintang tapi kenapa pas Bintang bangun Bunda udah gak ada." Ucap Bintang memeluk nya sambil menangis.
Dia mengelus punggung Bintang "Maafin Bunda ya Nak." Hanya itu ucapannya.
Aku tahu jika putraku ini sangat merindukan sosok kehadiran seorang Ibu. Sejak lahir dia tidak melihat bagaimana wajah Ibunya bahkan saat melihat dunia ini dia sudah harus kehilangan sosok wanita yang melahirkan nya itu. .
Tak ubahnya Papa dan Mama mendesak ku menikah lagi. Tapi aku belum berpikiran kesana. Aku takut wanita yang bersama ku nanti tidak bisa menerima kehadiran Bintang. Bintang ini keras kepala harus butuh orang yang memiliki kesabaran tinggi untuk bisa merayunya. Aku hanya tidak mau anakku kekurangan kasih sayang.
Aku pikir selama ini aku sudah memberikan segala yang terbaik untuk anak ku. Merawatnya tanpa tenaga baby sitter. Aku menjadi Ayah dan juga Ibu untuk putra ku agar dia merasa hidupnya lengkap. Namun tetap saja dia merindukan sosok Bundanya.
Senja, hanya wanita ini yang berhasil merebut hati Bintang. Aku tidak tahu entah magnet apa yang ada ditubuh Senja hingga Bintang bisa selengket ini padanya.
Senja melepaskan pelukan Bintang. Senyumnya mengembang. Aku cukup kagum dengan cara dia menyembunyikan kesedihan.
"Jangan nangis lagi ya Nak. Kan sekarang Bunda udah disini." Ucapnya.
Bintang seketika patuh "Tapi janji ya jangan pelgi lagi. Bunda halus tinggal sama Ayah dan Bintang. Bintang pengen bobo baleng Ayah dan Bunda." Ujar Bintang dengan tatapan sendunya.
Lagi-lagi aku menggeleng sambil menghela nafas panjang dengan permintaan aneh putraku ini. Bagaimana bisa tidur dengan aku dan Senja? Kami berbeda! Senja itu wanita masih bersuami meskipun suaminya menikah lagi tapi tetap saja status pernikahan nya masih sah
"Iya Nak." Senyumnya berdiri.
"Malam Tante." Sapanya ada Mama sambil mencium punggung tangan Mama.
"Malam juga." Mama sih senang-senang saja memang itu yang dia mau. Lihat saja nanti setelah Senja pulang aku akan diteror habis oleh Papa dan Mama.
"Bintang makan dulu yuk Nak. Setelah itu baru minum obat." Ajak Mama sambil mengulurkan tangannya hendak mengambil tangan Bintang
"Gak mau, Bintang mau nya sama Bunda." Tolaknya malah memeluk pinggang Senja.
"Iya Nak. Yuk sama Bunda aja." Sambil menggandeng tangan Bintang.
"Ya udah Naik, ayo bawa Bintang ke kamar nya tadi Mama udah siapin bubur buat dia." Ajak Mama ramah.
Aku memutar bola mata malas, Mama memang begitu. Apalagi dia sudah melirikku dengan tatapan menggoda.
"Iya Tante." Senja tersenyum halus.
"Gak usah panggil Tante panggil Mama aja ya." Dia merangkul bahu Senja dan membawa Senja menuju kamar Bintang.
"Oma jangan pegang-pegang Bunda, Bintang." Sergah Bintang. Bintang langsung berdiri ditengah-tengah antara Mama dan Senja.
"Nak gak boleh gitu sama Oma." Ucapnya.
"Maaf Bunda." Bintang menurut sambil menunduk malu "Bintang salah ya Bunda?" Matanya berkaca-kaca. Putraku ini memang sensitif anaknya.
"Gak kok sayang. Ayo Bintang pasti udah lapar."
Mereka bertiga masuk kedalam kamar Bintang. Bintang tetap berdiri ditengah-tengah takut kalau Mama akan merebut Bunda nya.
Aku dan Papa geleng-geleng kepala. Dari kecil saja sifat Bintang sudah terlihat. Bagaimana kalau dia besar nanti?
"Hem." Papa berdehem sambil duduk disoffa.
Aku ikut duduk disamping Papa sambil menghempaskan punggungku. Hari ini cukup lelah. Kebaktian sosial tadi cukup menguras tenaga.
"Siapa tuhh Lang?" Papa tersenyum menggoda.
"Senja." Jawabku malah.
"Hem, seperti nya sekarang Bintang udah punya calon Bunda ya?" Godanya terkekeh pelan.
"Gak usah ngadi-ngadi Pa, dia udah istri orang." Sahutku memijit-mijit pelipisku yang terasa berdenyut sakit.
"Astaga Lang, istri orang kamu bawa kerumah. Nanti kamu malah dituduh pembinor lagi." Pada geleng-geleng kepala "Gimana bisa Bintang panggil dia Bunda? Suaminya gak marah?" Tanya Papa penasaran.
Aku menghela nafas panjang "Ceritanya panjang Pa." Aku mengingat saat pertama kali bertemu Senja.
"Ya diceritain lah. Papa penasaran Lang." Desak Papa.
Aku menceritakan awal pertemuan ku dengan Senja. Bagaimana Bintang bisa memanggil Senja dengan panggilan Bunda hingga ke masalah rumah tangga Senja. Sebenarnya aku tak ingin ikut campur masalah rumah tangga orang lain tapi entah kenapa rasanya ini menjadi urusan.
"Jadi Senja itu istrinya Reza?" Papa cukup mengenal Reza karena salah satu anak didiknya sebelum dia pensiun.
Aku mengangguk dan mengiyakan pertanyaan Papa.
"Dia nikah siri sama Siska yang kayak cacing kepanasan itu?" Ucap Papa lagi. Siska juga Papa kenal salah satu perawat yang gayanya nyentrik
Aku lagi-lagi mengangguk. Meski aku tidak tahu sejauh mana keluarga Senja tapi sekilas aku kenal Reza.
Papa menggeleng "Kok bisa Senja di gituin sama suaminya?" Ujar Papa masih tidak percaya "Pak Hangga juga kenapa gak di urus anaknya?" Terdengar helaan nafas panjang dari mulut Papa. Hangga adalah Ayah nya Reza, teman seangkatan Papa sewaktu sekolah dulu.
"Kamu gak coba ngomong sama Senja untuk urus semuanya?" Seperti nya Papa ini tertarik dengan kehidupan Senja.
"Udah Pa. Tapi Senja malah gak mau." Jawabku.
"Kasihan sekali anak itu." Sahut Papa.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Elok Pratiwi
kok selalu ya pada seneng bikin cerita pemeran wanita nya tertindas lemah tdk mandiri bisa nya menangis menyedihkan tidak berani melawan tdk punya pendirian ... tp cerita model gini pada disenengi rating tinggi ... cerita buruk
2024-04-02
1
Jubed Edah
Semangat Senja..ceraikan saja tuh si Reza
2023-02-16
0
Maryanah
hayuk atuh up lg thor....
2023-02-15
0