Selamat Membaca 💫💫💫💫💫💫💫💫💫
"Siapa?" Mas Langit melirikku.
"Lena Mas." Aku memasukkan kembali benda pipih itu.
"Teman akrab? Kayaknya dia peduli banget sama kamu!"
"Teman SMA Mas, dia emang rewel dan cerewet." Aku terkekeh menceritakan sahabat somplak ku itu.
"Istri Raswan?" Tebaknya.
Aku mengangguk "Mas kenal?" Tanyaku penasaran.
"Mereka sering ikut saya berkumpul setiap akhir pekan. Cuma kamu aja yang saya gak kenal!" Dia terkekeh.
"Saya emang gak terkenal Mas." Celetukku.
"Kamu ini ada-ada aja." Dia geleng-geleng kepala.
Usia Mas Langit jika ku tebal memasuki angka empat puluhan. Orangnya memang terlihat dingin dan sedikit cuek, tapi jika sudah kenal dia malah sangat nyambung saat diajak bicara. Aku sama sekali tak ingin tahu tentang nya, tentang almarhum istrinya yang meninggal.
"Cuma kamu lho...."
"Cuma saya apa Mas?" Keningku berkerut heran.
"Yang gak nanya banyak tentang saya." Lalu dia ngakak.
Aku tersenyum "Lagian beban hidup saya udah banyak Mas, kalau tanya punya Mas ntar malah nambah lagi." Ujarku. Dia lagi-lagi ngakak
Keasyikan mengobrol satu sama lain, hingga tak terasa kalau sudah sampai dirumah kami.
"Lho kamu tinggal disini?" Tanya nya tampak memperhatikan cat rumah berwarna hijau yang tersusun rapih.
"Iya Mas. Suami saya tentara disini." Aku membuka sealbeat ditubuhku.
"Suami kamu Angkatan Laut juga?" Tanyanya lagi. Aku mengangguk "Siapa?" Sambungnya.
"Mas Reza, Mas." Aku membuka pintu mobil "Mas makasih ya?" Aku keluar dari mobil.
"Iya Ja. Sama-sama." Senyum nya "Saya pamit." Dia mengangguk untuk berpamitan.
"Hati-hati Mas." Aku melambaikan tangan ku.
Aku berbalik dan menghela nafas panjang. Tunggu, kenapa aku baru sadar jika pintu rumah ku sudah terbuka dan didepan rumah ada mobil. Mobil siapa?
Aku berjalan masuk dengan sejuta pertanyaan dibenakku. Mess tempat aku dan Mas Reza tinggal memang cukup besar karena sudah direnovasi beberapa tahun yang lalu, bagian halamannya diperbesar dan memiliki pagar. Rata-rata rumah dinas ini memiliki pagar dengan halaman yang sengaja diperbesar.
"M-mas." Aku terkejut ketika melihat Mas Reza duduk disoffa ruang tamu.
"Ja, kamu kemana aja? Mas nyariin kamu?" Dia berdiri hendak menghampiri ku. Sedangkan wajah istri keduanya itu tampak ditekuk kesal.
"Aku nginap dirumah Lena Mas!" Aku mundur satu langkah saat di hendak memegang tanganku. Entah kenapa aku jadi jijik padanya
"Mas itu mobil siapa?" Sambung ku.
"Ohh ya Ja, Mas lupa. Mulai hari ini Siska sama Queen akan tinggal disini bareng kita dan itu mobilnya, mobil yang baru Mas beli. Jadi Mas minta maaf uang tabungan kita Mas pake buat beli mobil supaya bisa bawa Siska dan Queen jalan-jalan, kalau kamu mau, kamu juga bisa ikut." Jelas Mas Reza dengan senyum sumringah tanpa dosa.
Deg
Tanganku terkepal kuat menahan rasa sakit yang menghantam dadaku. Tuhan kenapa rasanya sakit sekali?
"Maksud kamu apa Mas?" Aku menatap Mas Reza kecewa "Kamu tahu kan uang itu aku simpan buat bangun rumah baru kita?" Sambung ku, pipi panas menahan lelehan bening itu.
Mas Reza menghela nafas panjang. Dia memang pria yang bisa menguasai emosinya, pria lemah lembut yang bisa membuat hati seketika luluh. Oleh sebab itu lah aku tidak percaya jika Mas Reza berani menghianati cinta yang sudah kami bangun dengan susah payah.
"Kan tadi Mas udah jelasin Mbak. Lagian nanti kita bisa nabung lagi kan?" Ujarnya "Mas harap kamu bisa terima Siska sama Queen." Ucapnya enteng. Apakah Mas Reza tidak tahu apa yang dia katakan "Bisa kan Ja?" Dia menanti jawabanku.
Aku menyeka air mataku sambil memalingkan wajahku. Dadaku naik turun menahan beban yang tersedak disana.
Wanita bernama Siska itu ikut berjalan kearah kami. Dia langsung memeluk lengan suamiku dengan manja. Tuhan kenapa sakit sekali? Rasanya hatiku hancur berkeping-keping.
Bahkan Mas Reza tidak berusaha menjelaskan tentang pernikahan mereka dia seenak hati membawa Siska dan anaknya ke rumah kami. Memang ini rumahnya, tapi aku adalah istrinya dan aku juga berhak untuk menentukan siapa saja yang boleh tinggal disini.
"Ja, Siska ini seorang perawat jadi otomatis dia akan sibuk kerja kalau dinas malam. Kamu bisa kan jagain Queen dirumah."
Aku menggeleng tak percaya saat Mas Reza meminta ku menjaga dan merawat anak dengan istri keduanya. Tidakkah dia memikirkan bagaimana perasaan ku?
"Gimana Ja?"
Aku melengang pergi ke kamar dan tidak mau mengikuti permintaan aneh Mas Reza. Sakit. Luka. Patah. Perasaan ku bercampur aduk dan mungkin saja air mata ini sudah mengering karena terlalu banyak keluar sesukanya.
Dan aku kembali terkejut ketika tidak melihat barang-barang ku dikamar kami. Aku hanya melihat bayi munggil yang tertidur dengan nyaman disana. Bahkan meja kerja biasa aku menulis juga tidak ada disana. Kemana barang-barang ku siapa yang memindahkannya.
"Ja." Mas Reza masuk menyusulku.
"Mulai sekarang kamu tidur dikamar sebelah yaa. Soalnya Siska gak biasa tidur tanpa AC. Kamu gak apa-apa kan tidur dikamar sebelah? Tadi Mas udah pindahin barang-barang kamu."
Tega! Sungguh tega! Suamiku tega. Kulirik Siska yang tersenyum penuh kemenangan. Tak bisa kupungkiri dia memang cantik, kulitnya bersih dan terawat berbeda dengan ku yang lusuh seperti wanita kampung.
Lagi-lagi aku hanya bisa menghapus air mataku. Emosiku seolah membuncah ingin marah. Aku seolah tak berharga.
Aku melengang pergi lagi tanpa mengucapkan apapun. Ragaku lelah. Ku katakan pun dia takkan mengerti.
Ada yang terlihat rusuh setiap hari berakhir saling memeluk erat, seperti Mas Raswan dan Lena. Ada yang terlihat baik-baik saja, manis sekali diam-diam atur rencana dan perlahan menghilang tiba-tiba. Mungkin aku dan Mas Reza bagian keduanya.
Aku masuk kedalam kamar kecil ini. Kamar tamu, biasanya Santi sering menginap disini. Aku mengunci pintu dan bersandar di dinding pintu sambil terduduk dan menangis dengan hebat.
"Hiks hiks hiks hiks hiks."
Kamar ini seolah menjadi saksi bisu, tentang patah hatiku saat ini. Suamiku. Cinta pertamaku dan lelaki yang selalu aku ceritakan pada setiap novel-novel yang kutulis ternyata adalah serigala berbulu domba yang tampak lemah lembut namun didalamnya berubah menjadi iblis.
"Kenapa sakit sekali?" Aku memukul lagi dadaku berkali-kali.
Tubuhku belum benar-benar pulih karena hujan semalam. Bahkan Mas Reza sama sekali tidak khawatir dan menanyakan keadaanku yang diguyur hujan semalam.
Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya tapi bibirku seolah bungkam oleh rasa sakit yang menghantam tubuhku lalu menghempaskan nya hingga hancur lebur tak berbentuk.
"Bu, Ibu. Senja lelah Bu. Senja ingin dipeluk." Adu ku sambil memeluk kedua lutut ku.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Cornelia Titirloloby
suami biadab .
pisah saja tu
2024-03-31
0
Elok Pratiwi
kok suka nya pada bikin cerita pemeran wanita nya menyedihkan lemah bisa nya menangis tanpa berbuat apa2 mudah ditindas ... kok buruk sekali cerita dg pemeran wanita karakter nya seperti itu dan kok ya pada disukai cerita spt itu .... jatuh nya jadi lebayyy cerita nya ... cerita buruk
2024-03-28
2
Modish Line
knp engga minta cerai aja sih ? JANGAN bego dong jadi orang.... .Ngasih uang bulanan cuma 500.000 berani2 nya kawin lagi udh gitu anak & bininya sekarang dibawa pulang lagi🤬🤬🤬🤬
2023-05-18
0