Selamat Membaca 💫💫💫💫💫💫💫💫💫
Mobilku terparkir dirumah sederhana itu. Rumah mertua Senja yang artinya rumah Reza juga. Rumah ini tidak mewah dan tidak juga besar tapi tampak asih dan terawat. Seperti nya orang yang tinggal didalam sana memiliki tingkat kebersihan yang tinggi.
Aku turun dari mobil dengan sedikit ragu. Tapi aku yakin Senja masih disana. Sebab hanya selang beberapa menit saja aku meninggalkan rumah ini lagi.
Aku masuk kedalam pagar rumah, hendak mengetuk pintu rumah itu. Walau pintu depan terbuka tetap harus sopan untuk mengetuk dari luar.
Hingga langkah kakiku terhenti dan aku melihat Senja yang duduk disoffa dengan menunduk, melalui jendela kaca yang transparan dirumah itu. Ada apa dengannya?
Aku memasang telingaku baik-baik dan aku terkejut ketika mereka menyebut namaku.
"Apa benar kamu menggoda Dokter Langit?" Tanya pria paruh baya didekat Senja.
Mataku membulat sempurna. Sudah kuduga dari awal jika akan ada yang salah paham dengan kedekatan kami. Senja itu berbeda, boro-boro menggodaku tertarik padaku saja mungkin dia tidak.
Tanganku terkepal kuat aku tidak terima Senja dituduh begitu. Faktanya Senja tidak pernah menggoda ku. Aku tahu dia tulus menolong Bintang tanpa niat yang terselubung.
Aku hendak berbalik namun lagi-lagi aku terkejut mendengar ucapan mereka didalam sana yang memojokkan Senja.
"Jadi Reza menikah siri dengan Siska?" Gumamku. Karena perbincangan itu yang tertangkap ditelingaku.
Senja keluar sambil menyeka air mata nya. Kenapa dadaku sesak melihat air mata Senja? Ada apa ini?
"Mas Langit." Dia terkejut melihatku yang berdiri didepan pintu masuk.
Begitu juga dengan mereka yang berada didalam rumah itu termasuk Reza dan Siska yang kutahu namanya. Siska salah satu perawat yang bekerja dirumah sakit ku. Beberapa kali wanita itu pernah mencoba menggodaku dengan tubuhnya. Namun sayang walaupun aku pria normal. Aku sama sekali tidak tertarik dengan tubuhnya.
"Dokter Langit." Ucap Reza dan Siska pelan yang masih bisa didengar.
"Ja, ayo."
Aku langsung menggandeng tangannya keluar dari pagar rumah. Tak ada penolakkan dia hanya menunduk dengan air mata yang membasahi pipinya.
Senja masih sangat muda. Kemungkinan dia menikah muda. Mungkin jika dibandingkan dengan aku, usia kami akan terpaut sangat jauh.
Aku membuka pintu mobil "Masuk." Wanita itu menurut saja sambil menunduk.
Sejenak aku melihat Reza dan Siska yang berdiri didepan pintu sambil memandangi aku. Tak kusangka Reza yang seorang abdi Negara tega memperlakukan Senja seperti ini. Dan ini kenapa aku yang marah?
Aku masuk kedalam mobil dan melajukan mobilku meninggalkan kediaman keluarga Reza.
Wanita itu hanya terdiam sambil masih menunduk. Aku bisa lihat air mata yang menetes dipipi cantiknya. Dia memang cantik dan sederhana.
'Ck, sadar Langit.' Aku menggeleng menepis perasaan ku yang mengangguminya.
Aku menepikan mobilku disebuah taman dekat kota. Hari hampir menjelang malam. Aku sengaja membawa Senja kesini dulu. Tidak mungkin aku membawanya menemui Bintang dalam keadaan menangis seperti ini, bisa-bisa aku diserang oleh Bintang gara-gara dituduh menyakiti Bunda-nya.
"Turun Ja." Dia kembali menurut.
Aku berjalan duluan menuju kursi yang tidak terlalu jauh dari taman. Kalau di suasana sore seperti ini pasti banyak orang yang berlaku lalang menikmati sunset.
"Ini." Aku memberikan sapu tanganku padanya.
"Makasih Mas." Dia masih menangis sesenggukan.
Aku menunggu tangisnya reda. Aku tidak menyuruh nya berhenti menangis atau mengucapkan kata-kata penguat. Terkadang seseorang dalam keadaan rapuh begitu tidak perlu diceramahi dia hanya perlu ditemani dan didengarkan.
Wanita itu masih menangis. Mungkin hatinya begitu sakit. Aku paham. Siapapun takkan akan kuat jika melihat pasangan nya berselingkuh dengan orang lain. Rasa sakit itu pasti akan benar-benar menghantam dada.
Setelah aku lama menunggu akhirnya tangisnya mereka. Dia menyeka air matanya dengan sapu tanganku.
"Sudah menangisnya?" Tanya ku
Dia mengangguk "Maaf Mas." Dia menunduk. Senja ini memang wanita pemalu dan tidak banyak bicara.
"Gak apa-apa.'" aku tersenyum kearah nya "Kenapa kamu diam aja digituin sama mereka? Kenapa kamu gak cerita ke Kapten Zainal masalah pernikahan siri suami kamu?" Cecarku.
Dia hanya menggeleng "Aku kasihan sama Mas Reza, Mas. Dia akan kehilangan pekerjaan nya kalau sampai Kapten Zainal tahu. Aku gak mau Mas Reza sedih dan gak apa-apa aku disakiti." Ucapnya masih bisa tersenyum.
Aku ingin tahu terbuat dari apa hati wanita ini? Entah karena dia terlalu mencintai suaminya? Atau memang dia ini bodoh! Sudah disakiti dan diduakan beberapa kali tapi masih saja memikirkan perasaan suaminya! Dan ini lagi kenapa aku yang emosi? Rasanya aku ingin meremas wajah Reza dan Siska itu.
Aku juga geram dengan orangtua Reza yang membiarkan anaknya berpoligami. Ayah Reza itu mantan kepala sekolahku dulu tapi kenapa malah membiarkan anaknya menyakiti anak orang lain?
"Kamu masih mikirin perasaan suami kamu?" Tanyaku tak habis pikir. Aku penasaran seperti apa orang nya Senja ini?
Dia mengangguk "Aku wanita mandul Mas gak bisa kasih Mas Reza keturunan. Wajar aja kalau dia nikah lagi sama Mbak Siska." Saat dia mengatakannya sebenarnya dia sedang bercerita bahwa hatinya sakit dengan penghianatan suaminya ini.
Aku menghela nafas panjang "Senja come on, jangan bodoh. Kamu berhak bahagia sama hidup kamu sendiri. Kamu gak akan rugi kehilangan orang kayak Reza. Kamu malah bersyukur bisa lepas dari dia. Jangan mau dibodohi karena cinta. Kamu berharga Senja." Aku menatapnya serius. Percayalah Senja ini wanita yang unik dan aku tidak tahu kenapa aku bisa bicara begitu tadi?
Biarlah Senja beranggapan bagaimana tentang ucapan ku. Aku ingin dia terlepas dari suaminya yang tak memiliki perasaan itu. Entah kenapa aku tidak suka melihat Senja menangis.
"Saya bisa bantu kamu buat urus surat perceraian kamu." Ucapku serius dan menawarkan bantuan padanya
Wanita itu terdiam sambil menatapku dengan lelehan bening dipipinya. Sial kenapa hatiku berdenyut sakit saat melihat air mata Senja.
Tanpa kusadari tanganku malah terukur mengusap pipi wanita ini. Pipinya sangat lembut seperti kulit bayi.
"Jangan nangis lagi Senja. Air mata kamu bisa kering." Celetukku "Ya udah ayo, Bintang udah nungguin kamu." Aku berdiri dan berjalan duluan. Sebenarnya hanya peralihan karena jantungku berdegup saat menyentuh pipi mulus Senja.
"Jangan nangis lagi ya, ntar kalau Bintang liat kamu nangis gini. Dia malah salah paham lagi." Ucapku melirik nya.
"Maaf Mas." Dia memasukkan sapu tanganku kedalam tas kecilnya.
Sepanjang perjalanan tak ada obrolan diantara kami berdua. Dia menatap kosong kearah jendela mobil. Kasihan sekali wanita ini. Dia diperlakukan tak adil oleh suami dan keluarga suaminya.
Bersambung.......
Follow akun author
FB; Fitriani Yuri
IG ; fitrianiyurikwon_
Https://chat.whatsapp.com/GxLwqRbfDISHVcbATgsvpb
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Cornelia Titirloloby
pisah saja dhe dan nika ama dokter tu . 😘🥰😍
2024-03-31
0
Agus Lampito
semangat langit,, jadikan senja bundany bintang beneran
2023-02-25
0
ria
semangaat langit senja😙😙..
semoga kalian berjodoh..
2023-02-14
0