Setelah mengakhiri percakapannya..
"Kau benar-benar ingin bermain-main denganku Alex.. Baiklah jika ini yang kau inginkan" Fabian bergumam pada dirinya sendiri dangan tatapannya nyalang penuh dendam
**
POV Maira family
"Bagaimana keadaanmu mas" tanya maira pada sang kakak yang masih berbaring di brangkar tidur rumah sakit
Hasan tersenyum melihat kekhawatiran adiknya "Mas baik-baik saja may, tidak usah sekhawatir itu ah" sambil mengelus-elus kepala adiknya
tiba-tiba ada yg mengetuk pintu, dan masuklah sesosok gadis yg selama ini ada dalam doa-doa hasan, siapa lg klo bukan helna sahabat Maira di susul juga di belakang ada gandis, krn mereka berdualah sahabat terbaik Maira.
"Assalamualaikum" salam keduanya lalu di jawab serentak oleh hasan dan maira
Seperti biasa sepasang mata Hasan hanya melihat helna, membuat helna entah harus menatap kemana ketika mendapat tatapan seperti itu jujur membuatnya salah tingkah hingga senggolan Maira membuyarkan tatapan aneh kakaknya itu kepada sahabatnya, hasan hanya tersenyum kikuk mendapati adiknya yg tengah menatapnya dengan tatapan kode
Hasan yang mengerti maksud adiknya pun berusaha untuk bersikap biasa saja agar tak membuat helna tak nyaman
"bagaimana kabar Mas hasan" tanya gandis, yg hasan berharap pertanyaan itu di lontarkan oleh helna, sebelum menjawab pertanyaan itu hasan menatap sekilas helna yg masih menundukkan pandangannya, yg di kedua tangannya seperti membawa makanan.
"Alhamdulillah semakin membaik" jawab hasan seraya tersenyum kepada sahabat adiknya itu
"Oh iya may.. aku tadi masak, buat makan siang kalian berdua" Tutur helna seraya menyerahkan 2 kotak lunchbox itu pada maira
"Maa Syaa Allah Na, makasih ya, kamu tau aja kita belum makan & mas hasan itu gak mau makanan-makanan rumah sakit hehe.. dia pasti seneng banget tuh ada yg kirim makanan, terlebih yang kirim makanan ituu.." ucapan maira terhenti saat mendengar deheman kakaknya
"Orang ngasih makanan bukannya langsung dibuka, malah ngomongnya panjang lebar" Hasan sudah tak sabar ingin mencicipi hasil masakan dari wanita yg selalu ia sebut dalam hatinya sebagai calon istri itu wkwk
"Heeummm... iya iya sabaaarr" maira memutar bola matanya menghadapi kakaknya ketika berhadapan dg Helna
Kini Maira duduk di sebelah gandis dan membuka makananya sendiri, sementara Hasana yg menunggunya hanya geleng-geleng kepala, melihat itu Helna bingung, lalau maira menyadari kesalahannya...
"Yaa Allah mas may lupa, tapi lagi nanggung niih.. Na tolong suapi mas hasan ya.. hihi" Maira memasang wajah memelas kepada sahabatnya tersebut
Helna hanya tersenyum kikuk.. dan terpaksa menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan maira, sementara gandis tidak terlalu menggubris mereka krn sibuk dengan ponselnya
"Sebentar ya mas, helna naikkan dulu sedikit" tutur helna ragu-ragu ketika hendak menaikan tempat tidur hasan agar sedikit terduduk
"Apa sudah merasa nyaman?" suara helna yg lembut membuat hasan terpaku membayangkan ketika dia menjadi istrinya "Ya Allah" batin hasan
"Iya sudah cukup" jawab hasan yg detak jantungnya semakin tak karuan, sementara helna bersikap biasa saja dan mulai menyuapinya dari suapan pertama hingga kandas
Melihat pemandangan itu maira tersenyum... lalu berbisik pada gandis di sebelahnya "Mereka romantis banget ya"
"Pasti nih lg ngebayangjn sahabat jadi kaka ipar" balas gandis seraya mereka berdua tertawa yg terdengar oleh helna dan hasan lalu melirik ke arah mereka berdua, sontak keduanya menakupkan bibir mereka..
Setelah selesai menyuapi hasan dan memberikan hasa minum lalu minum obat, helna kini bergabung duduk bersama maira dan gandis seraya membicarakan tentang pekerjaan
Di tengah mereka berbincang tiba-tiba ada yg mengetok pintu, dan masuklah 2 laki-laki tinggi besar dan tampan, siapa lg kalau bukan fabian dan asisten pribadinya nickolas
saat mereka sudah masuk hampir mendekati brangkar Hasan, Maira saling pandang dengan fabian, dan Gandis tak kalah terkejut dengan kedatangan nickolas juga "Itu kan" gumannya menggantung..
"Assalamualaikum"
Serentak semua yg berada disana menjawab salam fabian
"Bagaimana keadaanmu San, maaf aku baru bisa menjengukmu"
Di tengah perbincangan 3 laki-laki yg berada di hadapan mereka gandis dan maira hanya terdiam menatap ketiganya seakrab itu, dan saling bergumam dengan batin mereka sendiri
Iya, memang Hasan dan Fabian saling mengenal sudah lama krn sering bertemu di saat orang tua mereka bertemu di segala tempat dan mereka berdua juga seumuran, sementara nickolas setelah ikut kerja dengan fabianlah nickolahs mengenal hasan, tak jarang mereka bertiga ngegym bareng.
"Alhamdulillah, keadaanku semakin membaik, tidak usah repot-repot jika kau sedang sibuk, aku tidak apa² kok"
"Oh iya aku lupa.. perkenalkan itu adikku Maira, yg tengah sahabatnya namanya gandis, dan bercadar itu helna, calon istriku" bisiknya pada fabian.. fabian hanya tersenyum
Hasan tidak mengetahui tentang perkenalan Maira dan Fabian, yg dia tau Maira akan di jodohkan dengan anak sahabat daddynya
Maira dan kedua sahabatnya hanya menakupkan kedua tangannya di depan dada
tiba-tiba fabian duduk di sofa yg kosong persis bersebelahan di mana maira sedang duduk "Terima kasih atas pertolonganmu malam itu" fabian tersenyum pada maira
Maira menjadi salah tingkah di buatnya "Iya sama-sama"
Semua orang disana mengerutkan dahinya bingung apa yg mereka perbincangkan
"Dan aku ingin memberi tahukan pada kalian semua bahwa aku dan Maira akan segera menikah" tutur fabian dengan santainya, membuat maira membolakan matanya terkejut.
"Apa maksudmu?" marah maira tak mengerti maksud laki-laki yg berada di hadapannya
"Jadi.. sepekan lalu kami bertemu dan makan malam bersama, orang tua kita sudah berniat menjodohkan kita berdua dan aku menerimanya" senyum semilir fabian membuat Maira tambah ilfeel
Hasan yg disana ikut terkejut, apa iya yg di maksudkan kedua orang tuanya saat itu adalah fabian, Hasan tak keberatan dimana fabian adalah laki-laki sempurna yg sudah pasti banyak di idam²kan wanita-wanita di luaran sana, selain tampan dan bertubuh atletis dia juga sangat kaya dan mandiri.
"Kamu jangan bicara sembarangan ya, aku tak mendengar soal itu dr kedua orang tuaku mereka tak mengatakan apapun juga padaku" sentak Maira
Fabian terlihat sangat santai dan sangat menyukai ketika Maira marah seperti itu, seperti sedang menggodanya..
Nick sang asisten membuka matanya lebar-lebar.. baru pertama kalinya dia melihat laki-laki dingin terhadap semua perempuan ternyata bisa menggoda Maira hingga maira emosi di buatnya.
Jangan di tanya ekspresi gandis dan helna seperti apa, gandis hanya menganga masih tak percaya, laki-laki tamvan nan rupawan itu calon suaminya Maira, dan masih tak percaya apakah betul maira akan segera menikah.. helnapun berperasaan yg sama seperti.
Ketika semua orang tengah kebingungan dan sedari tadi kedua orang tua Maira sudah mendengar semua perkataan fabian kemudian masuk dan mengiyakannya.
Maira tak henti-hentinya dibuat terkejut karna kedua orang tuanya tidka pernah mengatakan apapun masalah ini
"Iya may.. apa yg nak fabian katakan benar, dia akan segera menikahimu, biar ada yang menjagamu" mendengar penuturan calon mertuanya fabian tersenyum merasa sudah diberi lampu hijau
Jujur saja.. fabian sangat menyukai Maira dari awal pandangan pertama menatap mata birunya.
Kini fabian berdiri dan menyalami jason dan erna kemudian pamit hendak melanjutkan pekerjaannya di kantor.
"Assalamualaikum calon istriku.." pamit fabian khusus kepada maira dengan bibir yg melengkung membentuk senyuman termanisnya.
Maira hanya membelalakan matanya menatap pemandangan yg menyebalkan itu baginya "Iiiissshhh... gila"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments