Setelah kembali dr kediaman mension kedua orang tuanya Fabian tdk langsung kembali villanya melainkan bertemu dengan kliennya bersama nickolas..
Setelah membicarakan bagaimana mereka bekerja sama mereka menyempatkan untuk langsung makan malam
Maira dan Hasan pun memasuki resort yg sama dimana Fabian berada, Maira sejak keluar dr mesjid tadi tidak melepas maskernya sama sekali, saat membuka pintu dan saat yang sama Fabian melihat ke arahnya namun Maira tdk menyadari tatapan Fabian krn sedang berbincang dengan Hasan sang kaka..
"Bukankah itu Hasan?" Batin Fabian
sesaat sebelum Fabian berpaling Maira melihat ke arahnya, krn meja kosong berada di sebelah meja di mana Fabian duduk disana.. dan tak senagaja mrk saling tatap meski hanya sepersekian detik.
"Mas disini saja.." panggil Maira
"Iya sebentar mas ke toilet dulu, kamu pesenin makanan kesukaan mas ya"
"Mbaaak.. " maira melambaikan tangannya memanggil whiters
"Pesen apa nona?" tanya sang pelayan
"Saya mau ini dan ini, minumnya ini aja 2, makasih ya mbak" dengan senyum ramah dibalik maskernya
"Sama-sama nona, mohon di tunggu sebentar lg pesanan anda kami antar"
Maira hanya menganggukan kepalanya
Itupun tidak lepas dari tatapan Fabian, entah kenapa seperti ada keterikatan antara mereka, selalu bertemu tanpa di sengaja, dan mereka berdua menyadari itu namun hanya mengira sebuah sebuah kebetulan saja.
Akhirnya Fabian mengobrol ringan dg kliennya setelah sesaat menghabiskan makan malam mrk, yg kemudian kliennya pamit undur terlebih dulu, hanya meninggalkan Fabian dan Nickolas di meja itu.
Di meja maira
"Apa yang kamu rasakan sekarang, dan apa rencanamu selanjutnya may?"
Hasan tak menyadari sama sekali jika Fabian ada disana krn terlalu fokus pada adik satu-satunya itu (Hasan dan Fabian sahabat masa kecil)
Hasan menatap adiknya gamang, karena melihat mata sang adik sembab yg mungkin entah brp jama Maira menangis, mengutuk dirinya sendiri karna baru sadar betapa selama ini telah banyak mendurhakai Allah
Fabian akhirnya memberanikan diri menghampiri keduanya, sementara Nick mengikuti dari belakang "Apa kau tidak mengabariku setelah kembali dr luar kota?"
Hasan yang merasa kenal suara bariton Fabian pun mendongakan kepalanya kearah suara
"Fabian?" lalu Hasan berdiri...
"Heyy bro apa kabar? tanya Hasan seraya menyalami Fabian dan Nick, " "dan kau Nick bagaimana kabarmu?
"Seperti yang kau lihat"
melihat ketiga laki-laki yang tengah berbincang di hadapannya membuat Maira kurang nyaman.
"Oh iya.. perkenalkan ini Adikku Maira"
Hasan hanya tersenyum ke arah Maira dan Maira membalasnya dg anggukan
"Aku bahkan baru tau kau memiliki adik perempuan" tutur Fabian yg kini mereka duduk bertiga di meja berbeda dg tempat duduk Maira, Hasan sengaja membiarkan Maira sendiri agar nyaman memakan makananya
"Bagaimana kau akan tau tentang keluargaku sementara hidupmu kau habiskan di negri orang hehe"
Sesekali ujung mata Fabian melirik ke arah Maira menatao penuh kagum _Cantik_ batin Fabian ketika melihat mata Maira
"Baiklah.. aku tak bisa berlama-lama masih ada keperluan" pamit Fabian.
"Baiklah.. sepertinya kita harus bertemu di lain waktu"..
"Bisa di atur" sahut Fabian
Nick menatap kedua laki-laki di depannya penuh keheranan, sebab Fabian adalah seorang mantan Mafia, sementara Hasan adalah seorang polisi dan Hasan tidak pernah mengendus siapa Fabian di masa lalunya.
Akhinya merekapun berpisah saat itu, dan Hasan kembali menghampiri Maira yg sudah menghabiskan makanannya
"Maaf ya May, mas jd nyuekin kamu deh.."
"Gpp mas.. emang siapa dia?" tanya Maira
"Namanya Fabian, anaknya teman Daddy dulu waktu kecil kita suka main bareng, krn keluarga pindah ke kuar negri jd kita jaang ketemu paling sesekali melalui sosial media itupun jarang krn kami sama-sama sibuk"..
Maira hanya menganggukkan kepalanya.. "euumm gitu"
"lalu bagaimana perasaanmu sekarang?"
Alhamdulillah sudah lebih lega dan lebih baik mas
"Pa rencanamu selanjutnya?" tanya Hasan
"Aku akan mengundurkan diri dari perguruan TKD (taekwondo)ku lalu kembali le kantor daddy
Iya memang dulu saat kuliah Maira sdh berkecimpung di kantor deddy ya meskipun hanya paruh waktu krn harus kuliah juga
bekerja bukan krn butuh uang namun belajar bagaimana mengelola bisnis, krn keluarga besar Maira bergelut di peremasan berlian dll
"Wah bagus itu.. bagaimana pun anak daddy yg bisa di andalkan di kantor ya cuma kamu may, Mas sdh tdk mungkin lagi"
Maira mengangguk mengerti Maksud perkataan kakaknya itu
_______________________
Pagi Hari
"Sebelum pergi meninggalkan mension orang tuaku, apa kau lihat papa gimana keadaannya?" tanya Fabian kepada Nickolas krn memang td dia pergi ke rumah tuan besarnya.
"sy hanya melihat tuan beser sesekali batuk ringan saja tuan" jawab sang asisten
"Baiklah.. Antar aku pulang, setelah itu kau bisa pergi"
"Baik tuan"
Saat di perjalanan, yg kebetulan malam ini jalanan agak sedikit sepi Nickolas tak sengaja hampir menyerempet seorang wanita yg hendak menyebrang jalan...
"Chiiiiittttt..."
Rem mendadak yg membuat kepala Fabian hampir terbentur jok depan, krn Fabian sedang duduk dibelakang
"Maafkan sy tuan, tadi ada yg menyebrang tidak lihat-lihat"
"Coba kau lihat, apa dia kenapa-kenapa?"
"Baik tuan"
Akhirnya Nickolas pun keluar hendak bertanya kepada wanita yg ia tabrak tak sengaja, nampaknya baik-baik saja batin Nick, belum juga bertanya Nickolas sdh di marah-marahi habis-habisan oleh wanita itu karna kesal.
"Hey... kau ini tidak punya mata apa? apa kau tidak melihat ada manusia sedang menyebrang? atau jangan-jangan kau ini tidak bisa mengemudi yang baik dan benar? seharusnya manusia yg baru belajar mengemudi sepertimu tidak usah membawa mobil ke jalan raya, bahaya tau!"
"Dasar amatiran! lihat nih kue-kueku tumplek semua, apa kau mau menggantinya? haah?!! menyebalkan!"
"Kan kasian ibu capek-capek bikin jadi ya gak kejual" gumamnya
Nickolas berniat meminta maaf, namun hanya melongo menatap wanita itu yg terus menyerocos seperti knalpot bajaj yg tak henti²nya, dan tak memberikan Nick kesempatan untuk bertanya dan meminta maaf.
"Berapa kerugiannnya?"
Setelah Gandis menghitung keseluruhannya lalu dia menyebutkan nominalnya
"Ini semua 500rb!" jawabnya ketus
"Ini uang 500rb sekarang minggirlah"
"Dasar orang kaya sombong"
Nickolas meninggalkan wanita itu tanpa menoleh ke aranya lagi, sungguh kepala Nickolas sakit mendengar ocehan-ocehanya yg gak jelas
"Ada apa dengan wanita itu?"
"Dia membawa sekeranjang kue, karna kita menyerempetnya tak sengaja merusak kue²nya dan sy sudah menggantinya"
Fabian hanya mengangguk
________________________
"Pah.. ayo istirahat sdh malam"
"Mah, besok papa mau bertemu Jason, sepertinya untuk pertemuan kali ini bukan untuk gym atau olah raga bareng, tapi yg untuk hal lain" tutur Lukman
"Maksud papa apa?" tanya mama Sintia yg masih blm mengerti
"Mama masih ingat gak dulu saat kita ke rumah mereka, saat Hasan baru punya adik?" tanya papa Lukman berusaha mengingatkan istrinya
"oh jangan bilang, yang kita lihat bayi mereka yg bermata biru itu yaa"
"Naah iya itu, kemarin papa telponan dengannya dan kita nanti double couple dinner, gimana mah?" tanya papa Lukman
"Emm.. boleh juga, siapa tau anaknya belum menikah, dan mamah penasaran gimana penampakan anaknya saat dewasa, krn waktu bayinya bule banget pah"
"Gimana gak bule ya bapaknya bule, mamah ini hahaha..."
"Iya juga yaa" sahut sintia
"Ya sudah skrg sdh larut, papa harus banyak istirahat inget kata dokter paul tadi? klo papa sehat kan mama seneng biar cepet-cepet ketemu temen papa itu gak sabar ingin melihat putrinya"
Lukman melihat sintia seantusias itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
dia mulai lupa bahwa Fabian tidak akan menerima perjodohan lagi
**
triing trriiing..
tiba² ponsel Fabian berdering ada pesan masuk
_________________________
Siapakah yg mengirim pesan pada fabian
simak terus kisah Fabian dan Maira selanjutnya
jangan lupa untuk selalu dukung author, beri like, comment dan vote yaa
baarakallaahu fiikum ❤️💞
Fabian Alvaro Dirgantara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yeni Andriani
mantaaap thor fabian
2023-02-16
1