"Uhuuk uhuuk..." sura batuk papa Fabian
Sintia mendengar itu bangkit dr kursi di sebelah tempat tidur mereka seraya mengelus-elus tengkuk suaminya berharap batuk semakin mereda..
"Apa papa perlu sesuatu? biar mama ambilkan"
Menatap nanar sang istri yang begitu sangat mengkhawatirkannya lukman tidak tega melihat sang istri bersedih
”Papa baik-baik saja mah, hanya papa mau ponsel papa dimana ya?" sambil menengok kanan kiri yg rak kunjung melihat penampakan ponselnya
"Ada mama simpan, mama khawatir papa akan terus menerus di tlp oleh kolega-kolega papa itu, sementara papa harus istirahat sementara waktu" sahut sang istri yg kini menyandarkan kepala di pundaknya
"Mah, papa gak apa-apa kok, In Syaa Allah papa sudah semakin membaik dan lebih sehat, papa butuh ponsel papa sebentar saja, ya?"
berusaha membujuk sang istri agar memberikan segera ponselnya
tak menunggu lama mama Sintia pun memberikannya
"Tapi janji jgn lama-lama ya! karna papa harus istirahat.."
"Lagian kan pekan lalu sdh janji mau mengajakku dinner" memasang wajah cemberutnya mama Sintia bak anak muda yg sedang bermanja-manja pada sanga pujaan hatinya
melihat itu Lukman tak kuasa menahan senyumnya melihat tingkah sang istri.
"Iya tentu sayang, kita akan makan malam berdua, tapi papa perlu bicara dengan sahabat papa dulu sebentar"
"Baiklah.. ingat sebentar!" Tekan Sintia pada sang suami
"Iya sayaaag.. " lalu Sintia keluar dari kamarnya
________________________________
Tak terasa mobil hasan sudah terparkir di halaman rumah Helna yg sederhana namun bersih dan rapi
banyak bunga-bunga berjejer disana membuat terlena mata yg memandang
Mendengar ada suara mobil berhenti di depan rumahnya Helna segera keluar
"Mairaaa.. kamu tuh bikin aku khawatir tau gak, biasanya pake motor kok tumben bawa mobil, bukannya kamu gak suka macet-macetan ya?"
"Eheeheeuumm... " tiba-tiba suara deheman membuat Helna kaget dan mengehentikan celotehannya yg sedari tadi melayangkan pertanyaan bertubi-tubi pada sang sahabat.
"Kok kamu gak bilang kesini sama mas hasan?" tanya Helna bisik-bisik yg setengah terdengar oleh Hasan
Hanya di tanggapi cengiran oleh Maira
"Mas Hasan maksa aku buat dia antar, katanya sih khawatir pake pakaian gamis seperti ini naik motor, padahal kan udah biasa" dengan sengaja mengeraskan suaranya Maira sedikit meledek wkwk
"oh yaudah.. klo gitu ayo masuk, masuk mas" tawar Helna pada Hasan
Dijawab oleh Hasan dg anggukan dan senyum tampannya..
diruang tamu setelah Helna membawakan minum untuk mereka, Helna semakin gamang untuk bertanya & mengibrol dengan Maira bagaimana mengenai perjodohannya tadi, namun Hasan terus menatapnya membuat Helna mengurungkan niatnya bertanya lebih jauh
Karena di rundung rasa penasaran akhirnya setengah berbisik Helna memutuskan untuk menanyakannya
"Jadi gimana perjodohanmu dengan anak dari sahabat orang tuamu may?"
Maira mengangkat pundaknya sambil memiringkan bibirnya ekspresi tanda malas "Entahlah.. aku harap mereka faham klo aku menolaknya"
"Eumm gitu ya, tapi bunda dan daddymu gpp kan? atau mungkin dr pihak sebrang sana bermasalah?"
"Dari yang aku lihat sih mereka juga tdk memaksakan, tp aku tidak menyukai tatapan anaknya yg bernama Reza itu, seperti ingin menerkamku kau tau?!"
"Hahaha.. kau ini ada-ada saja may"
Cantik (batin hasan saat melihat helna tertawa)
"Karna sebentar lg memasuki waktu ashar sebaiknya kita berangkat sekarang ya, biar sekalian shalat di mesjid gimana?" ajak Helna kepada kaka beradik itu
"Setuju" di setujui Hasan yg membuat Maira dan Helna menatapnya berbarengan krn Hasan menjawab dengan semangat
Hasan yg melihat itu langsung berdiri menahan malunya krn setiap di depan Helna selalu salah tingkah.
tak banyak cerita lagi, akhirnya mereka berangkat 1 mobil, sementara Gandis masih dijalan menuju ke arah mereka dan bertemu di mesjid.
setelah sampai di parkiran mesjid merekapun berpisah, wanita di area belakang dan laki-laki di area depan
setelah melaksanakan shalat ashar di mulai lah ceramah rutin yg biasa di adakan disana, yg di hadiri ustadz lulusan Universitas madinah itu
tema hari ini (Wajibnya wanita muslimah menutup Aurat) sangat cocok untuk maira, krn selama ini dia masih memantapkan hatinya untuk berpakaian syar'i.
Di tengah² ceramah sang ustadz Maira mendengar sangat jelas penuturan sang ustadz yg mengatakan
"Wanita muslimah yg sudah baligh, lalu kemudian dia keluar rumah dg tidak menutup auratnya, setiap 1 langkah ia keluar 1 langkah pula ia menarik ayahnya dan saudara laki²nya menuju neraka"
jedddaaarr... hati maira merasa sangat tertampar mendengar itu.
ustadzpun melanjutnya ceramahnya.
"Wanita adalah aurat, setiap jengkal dan lekukan tubuhnya juga aurot dan kewajiban menutup aurot ini Allah yg perintahkan langsung dari Al-qur'an Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 59)
"Dan kenapa wanita sangat di tekankan menutup aurat, karena fitnah wanita itu luar biasa dahsyatnya, ada seorang pengahafal Al-Qur'an bisa melupakan hafalannya oleh kerena seorang wanita"
"Sampai Ummar ibnu Khattab seorang sahabat nabi, yg syaitan pun terbirit² jika melihatnya, seorang panglima besar dalam perang pernah mengatakan, Lebih baik berjalan di belakang singa daripada berjalan dibelakang wanita, saking besarnya fitnah wanita"
"Hendaknya para lelaki untuk mengingatkan ibu dan saudari2 perempuannya untuk menutup aurat, dan untuk para muslimah hendaknya meringankan beban ayahanda dan saudara² laki-lakinya dg menutup aurat secara sempurna"
"Baik materi hari ini kita cukupkan sampai disini, karna kita akan membuka sesi tanya jawab, mungkin ada sebagian yg belum faham dari materi yg saya sampaikan tafadhdhal (silahkan)
Maira tak tahan menahan tangisnya selama mendengarkan ceramah sang ustadz, hatinya merasa tertusuk²
Helna dan gandis yg menatap di sebelahnya pun memeluknya, Helna faham apa yg di rasakan Maira Gandis pun, dengan nangis tersedu² Maira berusaha membuka suara.
"Berarti aku selama ini, selama umurku 24tahun telah bermaksiat sm Allah hel, aku juga tanpa sengaja menarik daddy dan mas Hasan ke neraka, sementara mereka selalu mengingatkanku untuk menutup aurat hikss hiikss..." tangis Maira yg tak henti-hentinya, membuat yg di sekitarnya pun ikut terharu.
karena disana hanya Maira dan Gandis yg mengenakan masker wajah, sementara Helna dan lainnya menggunakan cadar
"Aku sudah memantapkan hatiku untuk hijrah" gumamnya...
___________________________
Bagaimana kisah hijrah maira selanjutnya...
jangan lupa baca, simak, like, comment dan vote dukung author terus agar selalu update setiap hari yaa...
jazaakumullaahu khayran para pembaca setiaku 💐❤️💞💖🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments