Bab 4 : pandangan pertama maira & fabian

"Ini bayaranmu.. cepat keluar!"

"Sabar, bukankah tadi kau sangat menikmatinya tuan"

Laki-laki yg hendak bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi setelah berperang ranjang dengan wanita bayarannya, memang seperti itulah Reza Atmaja.. si casanova yg sangat gemar bermain perempuan dan meminum² keras

"Aku sudah tak membutuhkanmu!"

"Heumm.. baiklah krn bayaranmu lebih dr cukup, aku pergi"

senyum mengembang wanita malam itu saat mengambil segepok uang berwarna merah, yg entah brp totalnya, hanya mereka yg tau.

 

"Iih... seru banget may, andai di dunia ini ada laki² seperti di drama tadi, duuh sepertinya aku akan menjadi wanita paling bahagia di dunia huuuaaa.. "

ocehan gandis ketika keluar dr bioskop menonton drama yg mereka sukai.

"Diis diis... kamu tuh ya, namanya juga drama, itu cuma akting kali, 1001 laki² yg begitu.. "

sahut Maira yg sedikit sebel krn sedari dalam bioskop Gandis paling berisik dg isak tangis, kemudian ketawa, banjir air mata dan drama² lainnya.. haha

"Jodoh itu sesuai cerminan kita dis, klo kita ingin jodoh yg baik, hendaknya juga memperbaiki diri" jawaban bijak Helna sembari mengembangkan senyumnya yg membuat Hasan semakin tertarik tak terasa ikut tersenyum.

"Eeumm Helnaaa.. " 2 sahabat itu memeluk Helna bersamaan krn mendengar kalimat bijak yg Helna lontarkan.

akhirnya mereka melanjutkan tujuannya yaitu makan makan malam

kemudian berpisah karna untuk pulang ke rumah masing² karna malam sudah larut.

Di dalam mobil Hasan menanyakan bbrp pertanyaan mengenai Helna kepada Maira, yg membuat Maira menebak² bahwa sang kaka menyukainya pada pandangan pertama.

"may.. '

"Iya kenapa mas?"

"Apa Helna sudah memiliki calon suami?"

"Setau may sih nggak, klo ada apa-apa Helna dan Gandis tuh selalu cerita padaku"

"jangan bilang mas naksir Helna, heum heum haayoo... hehe"

sambil menaik turunkan alisnya Maira menggoda sang kaka

"Sepertinya mas jatuh cinta pada pandangan pertama deh may"

Maira membelalakan matanya

"Mas serius naksir Helna niih?"

Hasan hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sang adik, yg membuat Maira menemukan jawaban bahwa sang kaka menyukai sahabatnya.

melanjutkan perjalanan Maira fokus dengan ponselnya dan Hasan fokus menyetir..

saat berhenti di lampu merah maira membuka jendela kaca mobilnya yg tak sengaja saat melihat ke arah kiri, ada mobil di sebelahnya yg sama2 membuka jendela kaca mobilnya juga, tak sengaja tatapan mereka bertemu.. beberapa detik hingga lampu hijau membuyarkan tatapan mrk.

"Bukankah wanita ituuu...?

Fabian bertanya pada dirinya sendiri

bagaimana tidak pernah lihat, krn saat Maira menabrak spionnya Maira pernah melirik mobil Fabian yg saat itu juga tatapan mereka bertemu, hanya saat itu Fabian berpikir bahwa pengendara motor itu seorang laki-laki

Maira bukan tidak ingin bertanggung jawab krn saat itu sedang darurat melarikan diri dr para buaya malam, yg mengharuskannya melaju kecepatan tinggi, saat Maira kembali ke lokasi itu bbrp menit kemudian mobil Fabian sdh tidak ada, akhirnya Maira putus asa tdk berusaha mencarinya lg krn hari sudah larut malam, sementara dia lupa tdk melihat flat mobil Fabian.

tiba-tiba ponsel Fabian berdering.. tercantum disana (Mama calling)

"Iya mah"

"Fabian.. kamu dimana sayang?"

"Abi lg di jalan pulang mah, ada apa?"

"Apa bisa malam ini kamu nginap di rumah? lagi pula besok kan weekend, bagaimana?"

Fabian tak langsung menjawab, karna tumben mamanya tiba2 menelponnya agar menginap di mansion mereka, ada apa gerangan

"Sepertinya Abi gak bisa nginap mah, Abi capek, mungkin besok pagi saja Abi ke rumah mamah"

"Heum.. baiklah, besok mama tunggu, jgn sampe tdk datang ya bii, mama rindu kamu nak, maafkan mama yg selama ini sibuk"

tiba² wanita paruh baya itu sendu setelah menyadari betapa mereka mengabaikan anak semata wayangnya itu yg tinggal di villannya sendiri

"Sudahlah mah, Abi juga sdh dewasa bisa mengurus diri abi sendiri, sampai kapanpun Abi selalu sayang sm mamah dan papah"

"Ya sudah hati2 dijalan, selamat istirahat nak"

"Iya mah.. bye"

tuut tut tuut... sambungannya pun di putus Fabian terlebih dahulu, entah mengapa setiap berbicara dg mamanya seperti ada benda tajam menghantam jantungnya.

tek terasa mobilnya sampai di pelataran parkiran villanya yg begitu luas, disana sudah ada security berjaga di pintu masuk rumahnya

"Selamat malam tuan" sapa security yg bernama Awaludin yg biasa disapa pak Awal

Fabian hanya menganggukkan kepalanya sambil berjalan pergi.

"Mas Ab.. apa tuan mau makan sesuatu?"

tanya bi Asih yg sudah sejak lama bekerja pada Fabian, bi Asih lah yg Fabian anggap sebagai ibunya di rumah itu, krn hanya bi Asihlah yg mengerti keadaannya, selalu menunggunya pulang meskipun larut malam, kecuali Fabian memberi tahunya terlebih dahulu untuk tidur tdk perlu menunggunya.

"Tidak usah bi, sy sdh makan"

"Baiklah, klo begitu bibi pamit ke belakang"

"heum" jawaban

kemudian Fabian menaiki anak tangganya, memasuki kamar dan kemudian membersihkan dirinya di kamar mendi sebelum dia tidur

di kamar mandi masih terbayang si mata berwarna biru yg menatapnya tadi.. siapa lg kalau bukan Maira

Fabian terus bergumam mengingat-ingat Maira yg tadi di lihatnya di persimpangan jalan saat lampu merah

setelah selesai melakukan ritual mandinya, Fabian keluar dengan mengenakan handuk berwarna putih di lilitkan di pinggangnya yg memperlihatkan dada bidang serta perut sixpacknya bak roti sobek yg di idam²kan para hawa di luaran sana.

 

Maira pun baru keluar dari kamar mandi di kamarnya, wanita itu hendak bersiap² untuk tidur tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk

"May apa kamu sdh tidur"

suara Hasan terdengar diluar pintu kamar, yg membuat maira bangkit membukakan pintu kamarnya

"Balum mas, knp? mau nanya² tentang Helna lagi?" sambil menduduki bokong di sofa di kamarnya

Hasan tersenyum lebar, tdk menampik apa yg di tanyakan Maira

"Sepertinya mas mau minta tolong kamu deh, dan mas yakin kamu bisa membuat mas dekat dg Helna"

Maira bahagia bahwa sang kaka tdk salah pilih, Helna adalah gadis shalihah yg sejak di bangku universitas sdh menutup aurat dan tdk pernah terlihat dekat dengan laki-laki terlebih pacaran

"In Syaa Allah bisa mas, mas yakin & gak akan mempermainkan Helna kan? bagaimana pun dia sahabatku dan aku mengenalnya juga keluarganya"

"Berarti kamu tau alamatnya helna kan may?"

"Heum.." respon Maira dg anggukan

Setelah mengobrol-ngobrol ringan di kamar adiknya

lalu mengecup pucuk kepala sang adik, Hasan pun pergi meninggalkan kamarnya, membiarkan maira untuk istirahat setelah berjalan² tadi.

 

ke esokan harinya :

Di meja makan sdh berkumpul keluarga, Erna, Jasson dan Hasan

Lalu Maira baru turun dati kamarnya di lantai 2

"Morniing... "

"Morniing sayang" jawab mereka bersamaan

sambil melanjutkan sarapan mereka, sebelum Maira berdiri dari kursinya setelah sarapam tiba-tiba daddy menghentikannya.

"May..."

"iya dad"

"Kamu masih ingetkan obrolan daddy kemarin, pak Hendra dan putranya akan berkunjung ke rumah kita?"

jujur maira lupa, dia ingat setelah barusan di ingatkan oleh daddynya

dengan membuang nafas lembut Maira akhirnya mengiyakan, mengiyakan bukan berarti menerima perjodohan namun menemani sang ayah menerima tamu hanya sekedar itu.

Hasan dan bunda yg disana setia menyimakpun akhirnya ikut bicara.

"Maira," panggil sang bunda

"Daddy tdk akan memaksamu atas kehendaknya, namun hanya sekedar berkenalan kan tdk ada salahnya"

Maira berusaha tetap sopan merespon ucapan ke2 orang tuanya.

"Iya bunda.. Maira mengerti" 🙂

 

Tiba di pekarangan rumah sang mama, Fabian berusaha keras membuang egonya sebelum turun dari mobil dan memasuki rumah orang tuanya.

Hayuuu dukung terus yuk novel perdana author niih.. hehe

baca, like, comment dan vote terus

maaciih untuk kalian yg sudah mampir ❤️❤️

Terpopuler

Comments

Yeni Andriani

Yeni Andriani

visualnya dong thor

2023-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Di Hadang
2 Bab 2 : perjodohan pertama
3 Bab 3 : pertemuan pertama hasan helna
4 Bab 4 : pandangan pertama maira & fabian
5 Bab 5 : Fabian dan papa baikan
6 Bab 6 : Penolakan halus maira
7 Bab 7 : Menusuk Hati
8 Bab 8 : Rencana maira
9 Bab 9 : Membrantas para penghianat
10 Bab 10 : Resmi Mengundurkan Diri
11 Bab 11 Dinner 2 keluarga
12 Bab 12 : Di kantor
13 Bab 13 Gengster Alex
14 Bab 14 : Fabian Menyetujui Perjodohan
15 Bab 15 : Kasus Penembakan
16 Bab 16 : Aku akan menikah Denganmu
17 Bab 17 : Butuh Waktu
18 Bab 18 : Menerima Lamaran
19 Bab 19 : Saaah...
20 Bab 20 : Jangan Sentuh!
21 Bab 21 : Kaca Mata
22 Bab 22 : Lakukan sesuka hatimu
23 Bab 23 : Menikah lagi
24 Bab 24 : Maafkan aku
25 Bab 25 : Kamu Cantik
26 Bab 26 : Ganti rugi dengan ini
27 Bab 27 : Apa aku bisa meminta hakku malam ini?
28 Bab 28 : Malam Pertama
29 Bab 29 : Lamaran Hasan
30 Bab 30 : Bunga mawar
31 Bab 31 : Ruangan Senjata Api
32 Bab 32 : Hutan
33 Bab 33 : Melakukan Perlawanan
34 Bab 34 : Berkumpul
35 Bab 35 : Tertusuk
36 Bab 36 : Di bayarin es balok
37 Bab 37 : Aku tak sepertimu
38 Bab 38 : Batal Lamaran
39 Bab 39 : SAAAAAAHHHHHHH.....
40 Bab 40 : Jantungku
41 Bab 41 : Jadi Bodyguardmu
42 Bab 42 : Hamil Simpatik
43 Bab 43 : USG
44 Bab 44 : Makan Rujak
45 Bab 45 : Suka yang gemoy gemoy
46 Bab 46 : Wanita Oh Wanita
47 Bab 47 : Butuh Amunisi
48 Bab 48 : Hanya aku yang akan menikahimu
49 Bab 49 : Ke Kantor
50 Bab 50 : Segera Halalkan
51 Bab 51 : Alexa
52 Bab 52 Keluargaku Dalam Bahaya
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 : Di Hadang
2
Bab 2 : perjodohan pertama
3
Bab 3 : pertemuan pertama hasan helna
4
Bab 4 : pandangan pertama maira & fabian
5
Bab 5 : Fabian dan papa baikan
6
Bab 6 : Penolakan halus maira
7
Bab 7 : Menusuk Hati
8
Bab 8 : Rencana maira
9
Bab 9 : Membrantas para penghianat
10
Bab 10 : Resmi Mengundurkan Diri
11
Bab 11 Dinner 2 keluarga
12
Bab 12 : Di kantor
13
Bab 13 Gengster Alex
14
Bab 14 : Fabian Menyetujui Perjodohan
15
Bab 15 : Kasus Penembakan
16
Bab 16 : Aku akan menikah Denganmu
17
Bab 17 : Butuh Waktu
18
Bab 18 : Menerima Lamaran
19
Bab 19 : Saaah...
20
Bab 20 : Jangan Sentuh!
21
Bab 21 : Kaca Mata
22
Bab 22 : Lakukan sesuka hatimu
23
Bab 23 : Menikah lagi
24
Bab 24 : Maafkan aku
25
Bab 25 : Kamu Cantik
26
Bab 26 : Ganti rugi dengan ini
27
Bab 27 : Apa aku bisa meminta hakku malam ini?
28
Bab 28 : Malam Pertama
29
Bab 29 : Lamaran Hasan
30
Bab 30 : Bunga mawar
31
Bab 31 : Ruangan Senjata Api
32
Bab 32 : Hutan
33
Bab 33 : Melakukan Perlawanan
34
Bab 34 : Berkumpul
35
Bab 35 : Tertusuk
36
Bab 36 : Di bayarin es balok
37
Bab 37 : Aku tak sepertimu
38
Bab 38 : Batal Lamaran
39
Bab 39 : SAAAAAAHHHHHHH.....
40
Bab 40 : Jantungku
41
Bab 41 : Jadi Bodyguardmu
42
Bab 42 : Hamil Simpatik
43
Bab 43 : USG
44
Bab 44 : Makan Rujak
45
Bab 45 : Suka yang gemoy gemoy
46
Bab 46 : Wanita Oh Wanita
47
Bab 47 : Butuh Amunisi
48
Bab 48 : Hanya aku yang akan menikahimu
49
Bab 49 : Ke Kantor
50
Bab 50 : Segera Halalkan
51
Bab 51 : Alexa
52
Bab 52 Keluargaku Dalam Bahaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!