POV Maira Family
Di meja makan saat sarapan "Menurutmu anaknya om Lukman bagaimana may?" tanya Daddy jason
"Maksud daddy bagaimana apanya?" maira menatap intens sang daddy
"Fabian itu di usia 28th sudah mendirikan perusahaan sendiri yang bergerak konveksi terbesar no 3 di kota kita"
"Ooh.. " sahut Maira sambil mengangguk-anggukkan kepalanya seraya melanjutkan sarapannya dia yg tertunda karna mendengarkan daddynya
"Kok oh aja sih may" sahut bunda
"Terus may harus ngomong apa bund? ya bagus lah sukses di masa muda..
"May juga akan berusaha kok mendesign berlian-berlian yg nantinya akan menjadi berlian termahal dan di incar para sulthan di dalam dan luar negri" sambil tangannya meraba-raba terbang ke atas membayangkan bahwa dia juga bisa sukses.
Melihat tingkahnya daddy dan bundanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mereka, saat menyadari jadi pusat perhatian 2 orang tuanya dan juga Hasan yang saat itu baru duduk Maira langsung memasang senyum yg memperlihatkan deretan gigi putihnya
"Bolehkan kita bermimpi setinggi mungkin" tutur Maira
"Boleh may tapi jan ketinggian tar klo gak kesampaian jatuhnya sakit hehe" ledek Hasan
"Heummm.. " Maira hanya mencebikan bibirnya "Aku akan buktikan pada mas Hasan klo aku bisa
"Iya iyaa Mas percaya”
"Oh iya dad, bund.. Misalnya Hasan ingin melamar seorang gadis yang sangat sederhana dari keluarga sederhana juga, apa daddy dan bunda akan merestuinya? tanya hasan ragu-ragu
Orang tua Hasan hanya saling menatap sambil menelisik menatap intens putra sulungnya, berbeda dengan Maira karna memang sudah mengetahui sejak awal bahwa Hasan menyukai Helna sejak pandangan pertama (eeaaak... hehe)
Hasan masih menunggu jawaban kedua orang tuanya masih penasaran
"Bagaimana bund, dad..?"
"Hahahahha..." kedua orang tuanya tiba-tiba tertawa terbahak
Hasan yang melihat pemandangan di depannya merasa aneh, kenapa orang tuanya malah tertawa terbahak-bahak seperti itu.
"Alhamdulillah akhirnya.. anak daddy normal juga ternyata"
Buuukkk... "Aduuh.. bunda apa-apan sih?! pekik Jason pada istrinya krn bahunya di pukul
"Lagian Mas nih.. memangnya Hasan gak normal apa? sembarangan aja" Jason diam kena semprot suaminya.
"Ya gap apa-apa nak, memangnya kenapa klo dia seseorang yg sederhana, bukankah yang harus bekerja keras dan kaya itu laki-laki? iya kan" tanya balik bunda
"Alhamdulillah jd bunda sm daddy setuju, jika sesegera mungkin mengantar Hasan ke rumah wanita itu?" kembali hasan bertanya
"Baik daddy akan antar.. siapa wanita itu, apa kami mengenalnya?"
Maira masih membeku karna pembicaraan cukup serius jadi dia tidak ingin memotong obrolan mereka menunggu jeda untuk menanyakannya langsung pada Hasan.
"Sepertinya daddy dan bunda mengenalnya deh"
"Oh betulkah itu? siapa dia?"
"Tanya saja maira, karna wanita itu sahabat dekatnya"
Maira to the point "Helna bund, itu loh yang selalu bunda idam-idamkan jadi menantu bunda mau jadi kenyataan" ucap Maira membuat Hasan penasaran
"Maksudnya apa may, apa iya bunda menyukai Helna?" tanya hasan krn penasaran, jika memang iya betapa bahagianya Hasan
Maira hanya mengangguk-angguk kepalanya "Tanya aja langsung ke bunda, maira mengarahkan wajahnya kepada sang bunda.
"Iya.. jauh sebelum kamu bertemu dengannya bunda sangat menyukainya, malah bunda gak sampai kepikiran kau juga akan menyukainya"
"Alhamdulillah Maa syaa Allah.. berarti saat akhir pekan nanti kita akan ke rumahnya" tutur hasan
"Oke.. jika punya hajat baik harus segera di laksanakan, lebih cepat lebih baik, betul bund?" tanya jason pada istrinya
Bunda Erna hanya mengangkat 2 jempolnya mengiyakan saran suaminya.
***
POV fabian
Tengah duduk di kursi kebesarannya sambil melihat-lihat dokumen yang menumpuk di mejanya untuk ia tanda tangani, di tengah-tengah kesibukannya Fabian di ingatkan oleh batinnya akan sosok Maira
"Wanita bermata biru itu namanya Maira ternyata.. pernah menabrak spion mobilku, dan dia juga membuat anak buahku babak belur"
Tok tok tok
Tiba-tiba pintu ruangannya ada yg mengetok berkali-kali
"Masuk" teriak Fabian
"Ada yang ingin bertemu anda tuan"
"Halloo my brother..." Fabian di kejutkan dengan sosok sahabat SMAnya dulu
"Kapan kembali ke Indonesia, bukankah kau masih menimba ilmu dan mengurus perusahaan keluargamu disana?"
Kini mereka duduk di sofa di ruangan Fabian
"Aku tak sehebat dirimu, sudahlah aku datang kemari bukan untuk membahas bisnis, tapi entar malam kau harus ikut denganku untuk bersenang-senang"
"Aku tidak janji bisa datang" jawab fabian
"Ayolah... gerald dan yang lainnya pun ikut, anggap saja ini party menyambut kedatanganku setelah bertahun-tahun di luar negeri, dan aku yang akan mentraktir kalian semua, bagaimana?" tutur reza si Casanova
"Menyambut kembalinya sang Casanova, begitu maksudmu?!" sahut Fabian yang memang tak pernah seserver dengan temannya yang satu ini.
"Ayolah bro.. setelah kau mencicipinya sekali aku yakin kau akan terus ketagihan"
Meskipun Fabian bukan orang yg faham agama, namun dia tak pernah melakukan yg Reza lakukan terhadap minuman-minuman keras terlebih yang berurusan dengan wanita malam
"Seberapa keras kau mengajakku ke neraka itu aku tak akan pernah tertarik"..
"Bro bro... wait, ini tuh bukan neraka bro, tapi surga dunia, atau jangan-jangan lo tidak normal sehingga takut untuk melakukannya?"
Fabian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kawannya itu
"Oke Za.. seperti yang kau lihat dimeja kerjaku, sungguh aku sedang sibuk, jadi lebih baik kau keluar"
"Haddduuuh.. baru duduk bbrp menit sudah di usir aja, oke baiklah... ingat tar malam kau harus datang!"
"Aku tak janjiii" teriak Fabian agar terdengar oleh kawan lamanya itu.
Fabian membuang nafasnya kasar, entah kenapa manusia itu kembali lagi ke dunianya setelah dia merasa tenang dan melupakan kejadian saat duduk di bangku SMA dimana cinta pertamanya kepergok telah berselingkuh dengannya.
denan proses yang sangat panjang akhirnya Fabian memaafkan mereka berdua, namun untuk kembali pada sang mantan kekasihnya saat itu fabian tidak
"Huuufftt..!! fabian berusaha membuat kondisi moodnya kembali baik karna masih banyak pekerjaan yang harus ia kerjaan, lalau ia menekan tombol sekretarisnya "Buatkan aku kopi"
"Baik tuan" sahut sekretarisnya di sebrang telpon
Selang berapa menit Nickolas masuk dengan membawa kopi pesanan bosnya itu
"Setelah makan siang kita ada rapat, untuk penggarapan design pakaian yg akan kita kirim ke luar negri" tutur Nickolas
"Heum.. " sahut Fabian di tengah-tengah sibuknya membuka dokumen-dokumennya
***
kini Maira sudah aktif bekerja di kantor perusahaan berlian Jason
Disana di temani Ghulia sebagai asisten pribadinya sekarang
"Baik Bu Maira.. jadwal hari ini adalah jadwal meeting untuk pengeluaran design-design baru kita"
Jason kali ini datang ke kantor hanya sesekali jika di butuhkan Maira, bagaimanapun Maira masih belum mengusai statusnya sebagai pimpinan menggantikan Jason
"Haii Mairaaa..."
Sontak Maira dan Daddynya membalikkan badannya melihat ke arah suara yang memanggil nama Maira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments