.
"Eerrrrgghh.. orang belum selesai ngomong di tinggal, dasar laki-laki sombong!" gemas gandis pada Nickolas
Menyebalkan! semoga aku tak melihatnya lagi, setiap melihatnya entah kenapa selalu saja sial, "Astaghfirullah... jaga lisan gandiiss" gandis menyesali perkataan kasarnya sambil menepuk-nepuk bibirnya sendiri
***
"Apa yang kau lakukan, di dalam sana" tanya Fabian kepada Nick krn memang tadi lumayan lama.
"Maafkan saya Tuan tadi ada sedikit masalah" sahut Nick karna memang tidak tau harus menjelaskan apa kepada atasannya.
"Antarkan aku ke kediaman orang tuaku, malam ini kau boleh pulang lebih awal"
"Baik tuan"
Di dalam mobil 2 manusia yang sama-sama seperti Es dari kutub utara itu diam tanpa adanya obrolan, nickolas fokus menyetir & Fabian hanya melihat ponselnya yg ada beberapa panggilan dari wanita yang bernama Elena
lalu mengalihkan pandangannya melihat ke jalanan yang sore hari itu nampak ramai karna orang-orang baru keluar dari kantor dan pekerjaannya masing-masing.
tak terasa mobil yang mereka tumpangi kini sudah terparkir di halaman mension orang tuanya, Fabian harus terus memasang wajah ramahnya.. bagaimanapun juga dia sedang berada di rumah orang tuanya, beda saat dia diluar
"Assalamualaikum"
Saat Fabian memasuki rumah itu hening tanpa ada seorangpun, tiba-tiba ada Bi Sum datang menghampiri Fabian "Den Abi sudah di tunggu sm Mama & Papanya den di ruang keluarga"
"Oh iya Bi saya kesana.. makasih ya"
"Sama-sama den Abi"
**
"Ma Pa..." panggil Fabian kedua orang tuanya pun langsung menoleh padanya
"Eeh.. sudah datang ya, abis shalat Maghrib kita berangkat ya, biar gak kemalaman Mama mau shoping-shoping dulu" tutur sintia sembari tersenyum pada Putra tunggalnya itu
"Iya Ma.. "
"Apa kau akan pergi dengan pakai itu?" tanya Mama sintia krn memang Fabian mengenakan pakaian kantor karna dari kantor langsung ke mension orang tuanya.
"Ngga kok Ma" Fabian lantas membuka jasnya dan hanya mengenakkan kemeja putih, yang jelas terlihat otot lengannya besar jika para wanita melihatnya sungguh Fabian akan menjadi idola para wanita, namun jarang sekali laki-laki itu mengenakan pakaian santai saat keluar rumah.
Waktu Pun begitu cepat berlalu, hingga sampailah mereka di salah satu Mall tempat dimana mereka akan makan malam, setelah berkeliling beberapa saat tiba-tiba
"Jasoon..." Jason yang merasanya namanya di panggil pun melirik ke arah suara
"Heyy Lukman... Maa Syaa Allah lama kita tak jumpa" merekapun berpelukan
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya lukman
"Aku sedang mengajak bidadari-bidadariku berbelanja ya selanjutnya kami akan makan malam.
"Bagaimana denganmu?"
"Ya.. kurang lebih sama sepertimu aku mengajak istri dan putraku dinner" tutur Lukman
"Oh iya.. bagaimana kabarmu Fabian, kau memang persis papamu sang laki-laki pekerja keras dan sukses di usia muda" puji jason kepada Fabian
"Bisa saja om, tapi tak sehebat om" saat Fabian menyalami jason
"Hallo Sintia, Jason menakupkan kedua tangannya, begitupun dengan sintia
"Hallo juga mas Jason" sintia melipat tangan di depan dadanya
"Ya sudah Mas aku masuk dulu ya ada yg ingin aku beli, barang kali saja aku bertemu Mba Erna dan Maira di dalam"
Sintia pun meninggalkan 3 lelaki itu di depan toko aksesories
mereka berbincang-bincang entah sedang membahas apa hanya merekalah yang tahu..
Di dalam mama Sintia berusaha mencari keberadaan Erna, karna memang mereka sudah ada janji bertemu disana, jadi pertemuan ini bukanlah sebuah kebetulan melainkan sudah di rencanakan dari beberapa hari lalu.
"Mba Ernaaa.." teriak Sintia ketika melihat calon besannya sedang memilih milih aksesories di sana
"Maa Syaa Allah Sintia, kau ada disini?" pura-pura Erna karna di sana ada Maira, supaya tidak menimbulkan kecurigaan anak-anaknya terpaksa 2 pasang orang tua itu berpura-pura seakan semuanya serba kebetulan
"Apa kabarnya mba Er?" tanya sintia
"Alhamdulillah aku baik-baik saja, perkenalkan ini putriku Maira"
Maira yang berdiri disana pun langsung menyodorkan tangan menyalami Sintia
"Maira.. tante"
"Maira.. kita dulu pernah ketemu, tapi duluuu banget saat kamu masih bayi, tapi tante tau dan kenal kamu dari mata birumu itu loh, tante juga gak nyangka sekarang kamu memakai cadar Maa Syaa Allah"
"Maa syaa Allah.. Iya tante Alhamdulillaah semua atas izin & hidayah dari Allah" sahut Maira
"Karna kita kebetulan bertemu disini bagaimana kalau kita makan bersama mba Er, aku bersama suami dan juga Fabian putraku"
"Betul itu sintia, kita sulit jika sengaja-sengaja membuat janji temu, ini kesempatan baik aku setuju.."
"Maira tidak apa-apa kan kalau tante sekeluarga bergabung dengan kalian?"
"Oh iya Tante tak masalah.. Maira ikut senang bunda ada temannya selain Maira" senyum maira di balik cadarnya
ketiga wanita itupun berjalan beriringan setelah melewati kasir membayar belanjaan mereka, dsn di depan sana para lelaki masih setia menunggunya dan saat maira keluar di buat kaget begitupun Fabian, mereka seperti sebuah kebetulan sering sekali bertemu dan bertatapan entah di manapun itu.
"Laki-laki ituu? bukannya dia temennya Mas Hasan yg waktu itu bertemu di resort ya" gumam Maira
Fabian belum menyadari keberadaan Maira krn sedari tadi mengalihkan pendangannya ke orang-orang yang lalu lalang disana.
*
"Sudah belanjanya" tanya jason kepada istri dan anaknya
"Sudah mas" sahut Erna, karna Maira tak menjawab pertanyaan Daddynya krn melamun
"Oh iya Maira.. ini adalah sahabat Daddy namanya om Lukman, apa kau sudah berkenalan dg tante Sintia?"
"Salam kenal om, iya Dad sudah tadi di dalam" sahut Maira
"Nah kalau yang ini namanya Fabian, putra tunggal
dari Om Lukman dan tante sintia"
Fabian melihat ke arah Maira, dia baru menyadari bahwa itu si wanita bermata biru, Fabian menyunggingkan senyumnya kilat ketika melihat yg bersamanya Maira & keluarganya
"Apa kalian sudah saling mengenal?"
"Kami pernah bertemu saat di resort bersama Mas Hasan" sahut Maira
Maira hanya melipat kedua tangannya di depan dada sambil menganggukkan kepalanya, begitupun yang di lakukan Fabian.
2 jam telah berlalu
kini mereka sudah selesai makan malam, dan sedang berbincang-bincang ringan antar orang tua, sementara Maira hanya terdiam seribu bahasa dan menundukkan kepalanya mengingat ada laki-laki persis berhadapan dengannya membuatnya tak bisa bergerak
Sementara Fabian dia dengan santai memainkan ponselnya di atas meja sesekali melirik Maira, yg terus menerus menunduk "Apa yang dia cari di bawah sana? gadis aneh, dan aoa sebenarnya yg ia kenakan di wajahnya itu?" gumamnya lirih
"Apa yang dia ucapkan barusan? dia pikir aku tak mendengarnya!" gerutu maira dalam hatinya
"Bagiamana Maira.. Fabian?" tiba-tiba suara papa Lukman mengejutkan keduanya, karna jujur mereka berdua tidak mendengar perbincangan kedua orang tua mereka
"Maksud Papa bagaimana jika lain kali kita makan malam bersama tapi di suasana rumah, biar lebih kekeluargaan" jelas Papa lukman kepada putranya krn dia tau Fabian adalah laki-laki gila kerja
"In syaa Allah pa, Abi harus lihat jadwal-jadwal Abi dulu baru bisa memutuskan"
"Bagaimana denganmu Maira?"
"Eeuhh.. Maira terserah Bunda & Daddy saja, Krn Maira juga sibuk di kantor" tutur Maira, krn memang dia sudah mulai masuk ke perusahaan Daddy Jason.
**
Mendengar kalimat Maira, Fabian memicingkan matanya menelisik, apa iya wanita terlihat seperti anak manja itu bisa bekerja..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Novita Ningrum
jgn laama2 up nya thor.. keburu lupa alur ceritanya
2023-02-03
2