Maira hanya membelalakan matanya menatap pemandangan yg menyebalkan itu baginya "Iiiissshhh... gila" gumamnya yg hanya di dengar oleh dirinya sendiri.
Gandis justru sebaliknya, melihat pemandangan itu soswit banget "Ya Allaah.. andai dia calon suamiku" lirihnya.. "Ambil sana" sahut Maira melihat gandis yg meliuk² gak jelas
"Maa syaa Allah manisnya calon menantu kita ya mas" tutur bunda Erna setelah kepergian Fabian keluar kamar hasan
"May.. sepertinya ada yg perlu kamu jelasin ke kita, tenang apa yg kita lihat" desak gandis dan helna.
"Sebelum kalian meminta penjelasanku, aku akan meminta penjelasan dari sepasang suami istri yg ada disana" yg Maira maksud adalah kedua orang tuanya yg masih berdiri
"Ow ow oww... sabar sabar, yuk duduk dulu yuk"
"Maira, krn inti pembahasan sudah kamu ketahui langsung dr fabian, Fabian adalah laki-laki yg sangat tampan dan baik, seorang pengusaha muda, jika kamu menolak reza bunda dan daddy tak keberatan, tapi Fabian Maa Syaa Allah nak, kamu bisa tanya daddy dan Mas Hasan mrk mengenal kepribadian fabian yg sangat baik" penjelasan panjang lebar bunda erna membuat Maira tak bisa berkutik..
"Tapi daddy dan bunda tidak bisa seperti ini, Maira sudah dewasa untuk permasalahan yg mengarah untuk rumah tangga maira, kebahagiaan Maira, bunda seharusnya tanya Maira dulu, bukankah seperti itu lebih elok?" protes Maira
Jason dan Erna hanya saling pandang, krn memang tidak salah apa yang di ucapkan Maira, namun mereka sdh tak sabar ingin melihat anaknya menikah dan ada yg menjaganya.
"Sayang.. daddy yakin pilihan kali ini tidak akan salah, kamu boleh shalat istikharah dulu sebelum mengambil keputusan, krn dengan cara ini juga reza tak akan berani mengganggumu lg kan?"
Maira sempat berpikir "iya juga ya" gumamnya dalam hati yang pasti
Bunda erna yg mendengar itu menyetujui ucapan suaminya, "Betul itu.. dan bunda mau reza tak mengetahui tentang perjodohanmu kali ini, anggaplah dia mengetahuinya memang kalian saling menyukai satu sama lain" Tutur bunda erna
Hasan dan kedua sahabat Maira hanya menyimak di tempat mereka masing-masing, krn ini pembahasan terlalu pribadi tak ada hak ikut campur
"Tapi keputusan Bunda dan Daddy tak di benarkan dr sisi manapun, bukankah sebelum mengiyakan perjodohan harus melalui maira dulu setuju atau tidak, mau atau tidak"
"Bunda dan daddy minta maaf ya sayang, tapi bunda yakin bahwa fabian adalah laki-laki yang tepat untukmu" tutur bunda erna meyakinkan maira
"Iya may, mas setuju dengan bunda, mas ke al fabian, mas yakin dia takkan mengecewakanmu"
"Iya, klk dia takkan mengecewakanku berarti akulah yg akan mengecewakannya" sahut maira lalu pergi meninggalkan mereka yg di susul oleh gandis dan helna
"Tante, om biar gandis susul maira ya.."
"Tante dan om tidak usah khawatir, helna akan mencoba memberikan penjelasan pada maira, semoga maira faham, mungkin dia hanya butuh sendiri dan berpikir saja" akhirnya gandis dan helna keluar ruangan ini
"Bagaiman jika maira betul-betul menolak perjodohan ini mas"
"Kamu tak usah khawatir, rezeki, jodoh dan maut di tangan Allah.. kita hanya sedang berikhtiar, hasilnya kita serahkan pada Sang Sekenario kehidupan kita"
"betul bund, kita serahkan semuanya sm Allah aja, bunda gak usah banyak berpikir terlalu keras lagi pula wajar jika maira merespon spt itu krn ia terkejut"
***
Pov Fabian
Selama keluar dari rumah sakit fabian tak henti-hentinya menyunggingkan bibirnya membentuk senyuman, nickolas yang melihat itu sedikit merinding krn wajah bosnya yg biasa menampakan aura dingin kini menjadi semanis itu "Hiiih..." gumam nick
"Apa yang sedang kau lihat?" tiba-tiba suara bariton fabian membuatnya terkejut
"Ti tidak tuan" sahut nick gelagapan
"Apa menurutmu aku sudah pantas memiliki istri?" tanya fabian kepada asisten pribadinya
"Oh jelas sudah seharusnya tuan, anda tampan dan kaya takkan ada wanita yang menolak anda" sahut nick
"Kau bilang takkan ada wanita yg menolakku, bagaimana dengan wanita yg di jodohkan denganku tadi, dia sepertinya tak menyukaiku" jelas fabian
"Wanita memang seperti itu tuan, tapi ketika kita sudah memilikinya mereka justru tak mau jauh-jauh dari pasangannya, terlebih wanita bercadar yg hendak di jodohkan dengan tuan pasti dia aneh, krn kebanyakan dr mereka cita-citanya di nikahi seorang Alim, Ustadz dan semacamnya lah"
"apa iya seperti itu?" tanya fabian
"Itu hanya opini saya saja tuan hehe"
Fabian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya
**
setelah sesampainya di kantor fabian langsung memasuki ruangannya.. di sepanjang jalan menuju lift semua karyawan menatapnya dan saling berbisik "Yaa Allah.. kok ada ya manusia gantengnya gak ketulungan deh" ucap salah satu karyawati disana "Suuuutt... nnt kedengeran orangnya bisa habis kita, ganteng juga percuma klo dia gak suka sm kita" sahut yg satunya dan di respon ketawa ngikik oleh kawan-kawannya yg lain
"Ini bukan tempat bergosip.. klo sudah bosan kerja ikut ke ruangan saya" sura nick membuat mereka terkejut dan kembali duduk di kursi mereka masing-masing
Setelah kepergian 2 beruang kutub itu "Bos sama asisten sama saja dinginnya, galaknya gantengnya juga beda tipis hihihi.." 2 orang karyawati yg meja berdekatan itu msh saling berbisik
**
"Maay... tunggu maay" maira tak mengindahkan kedua sahabatnya yabg sedari tadi memanggil-manggil namanya hingga sampailah mrk di parkiran rumah sakit
"Kita harus bicara may" ucap helna
"Na, kamu liat sendiri kan skrg bunda dan daddy hendak menjodohkanku dengan laki-laki pilihan mereka tanpa meminta persetujuanku terlebih dulu, sampai-sampai aku mendengar dan mengetahui itu dr laki-laki itu sendiri bukan dari kedua orang tuaku" jelas maira pada 2 sahabatnya
"Iya may, kita ngerti kok apa yg kamu rasain, cuma aku menjelaskan sesuatu padamu, om jason dan tante erna itu orang tua kamu, dan feeling orang tua itu jarang yg mleset may, mereka yakin fabian adalah laki-laki yg baik dan terbaik untukmu"
"Aku juga melihat laki-laki itu seperti bukan laki-laki sembarangan may, aku jg yakin suatu hari nanti kamu akan menyukainya, suka & cinta itu datang setelah kamu terbiasa dengannya setelah menikah nanti" tutur gandis
"Betul may.. laki-laki itu di lihat dari janji & tanggung jawabnya.. laki-laki itu tak mengajakmu pacaran loh, dia terang-terangan mengumumkan pada kita dia akan menikahimu berarti dia serius kan?"
Maira terdiam mendengarkan kedua sahabatnya tersebut, seraya berpikir apa iya dia terlalu berlebihan, Maira adalah anak yg tak pernah ingin membuat orang tuanya bersedih kecuali mengenai perjodohan dr dulu memang wanita ini sangat anti di jodoh-jodohkan, terlebih fabian bukanlah kriteria laki-laki yg di inginkannya, persisi seperti yg di ucapkan nickolas pada fabian
maira sangat berharap dia di lamar seorang yg faham agama, krn dia juga baru belajar jd ingin punya pemimpin rumah tangga yg lebih mengenal Robbnya agar dia merasa terbimbing.
tapi jika Allah memang mengirim fabian untuk jadi suaminya, semoga Allah memberinya hidayah istiqomah agar bisa membuat laki-laki itu seperti kebutuhannya, dan tak lupa juga dia senantiasa memperbaiki diri untuk menjadi wanita & istri yang shalihah kelak ketika sudah di peristri.
"Syukran jazaakunnallahu khayran sahabat-sahabatku tersayaaang,, aku akan pikirkan lagi, aku pergi dulu yaa.. aku butuh waktu untuk sendiri saat ini"
Gandis dan helna hanya saling pandang melihat maira hendak memasuki mobilnya "Tapi may" ucapan gandis menggantung begitu saja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments