Bab 9 : Membrantas para penghianat

 

Seelah mendengar dering ponselnya Fabian langsung membaca isi pesan

"Bi.. apa bisa besok malam kita makan bersama di resort favorit kita? kita pergi bertiga dengan mama, gimana?"

Fabian tersenyum sebelum merespon pesan sang papa

"Abi usahakan bisa pah, apa papa betul-betul sudah sehat?

Jujur saja Fabian masih sangat khawatir dengan kondisi papanya, tak lama mereka saling mengirim pesan akhirnya Fabian menelpon papa lukman, merasa tak leluasa jika hanya bertukar pesan.

"Papa baik-baik saja bi, papa ingin quality time bersama kamu dan mama, sdh sangat lama kita tdk keluar dan makan bersama"

"Abi akan selalu usahakan ada waktu untuk papa & mama, asal kalian bahagia, Abi juga bahagia, untuk yg lalu Abi sangat minta maaf pada papa karna buat papa kecewa"

papa tak bisa membendung tangis harunya di sebrang telpon sana, lalu mengendalikan dirinya.

"Papa juga minta maaf bi, papa terlalu memaksakan kehendak papa tanpa memikirkan perasaanmu, sekarang kita mulai lagi dari awal, papa akan serahkan semuanya padamu"

"Apapun yg membuat papa dan mama bahagia, Abi usahakan bisa melakukannya"

"Terima kasih nak atas pengertianmu pada kami"

"Ya sudah ini sudah larut papa istirahat ya"

"Iya, assalamu'alaikum "

"Waalaikumussalam " sahut Abi mengakhiri perbincangannya

 ____________________________

"Apa kau sudah menemukan siapa yg melakukan penggelapan uang di perusahaan kita"

"Sudah tuan, mereka sudah kami bawa ke markaz" sahut seseorang yg berada di sebrang tlp sana.

"Tahan jgn sampai mrk kabur, hingga aku datang besok pagi"

"Siap tuan"

tutt tut tuut...

sambungan tlp berakhir

entah siapa yg fabian telpon, dan yg di maksud dg orang2 yg menggelapkan uang perusahaan.

 __________________________________

"Emangnya kita mau kemana sih bun besok malem, kok kayaknya bunda happy banget" tanya Maira penuh rasa penasaran atas ajakan bundanya untuk dinner

"Kita kan sudah lama tidak pergi bersama nak, apa kamu tidak merindukan masa-masa kecilmu yang selalu minta ke mall, sekarang saja susaah sekali di ajak keluar"

"Bukan gitu bund, may hanya penasaran aja, bukan berarti may menolak"

"Ya sudah skrg kamu istirahat yaa.. I love honey bunny sweety bunda muaaach.. "

Maira menatap nyalang sang mama dg perilakunya yg sedikit berlebihan

_Bukannya bahagia, kok aku sedikit ngeri ya melihat kelakuan bunda atau jangan-jangan itu bukan bunda lagi hiiih... gumam Maira seorang diri, sambil clingak clinguk memegangi tengkuknya yg merinding

Setelah memasuki kamarnya, Maira membuka paper bag dr toko buku, krn setelah mengikuti kajian sore tadi Maira langsung pergi ke toko buku bersama Hasan, mencari buku-buku islami bagi pemula yg baru hijrah.. buku tentang tauhid dsb...

Maira buka 1 buku yg isi di dalamnya khusus ilmu-ilmu untuk wanita muslimah, dari mulai bab wajibnya menutup aurat bagi wanita muslimah yg telah baligh, bab pernikahan, bab haid dsb.. Maira berusaha membuka dan mencari sesuai kebutuhannya yaitu perkara menutup aurat.

setelah berjam-jam baca buku hingga larut malam, air matanya tak terasa jatuh dr tempatnya, ketika membaca Kalam-kalam Allah, hadits Nabi, Nasehat-nasehat para Ulama yg banyak memberi nasehat kepada wanita muslimah yg maira baru ketahui.

"Yaa Allah.. yaa Rahman.. yaa Rahiim, ampunillah segala dosa-dosa hamba yg telah lalu, yg hamba ketahui maupun yg tidak hamba ketahui, berikanlah hamba hidayah dan istiqomah di atasnya, Yaa Allah hanya Engkau yg mampu membolak balikan hati manusia, condongkanlah hatiku senantiasa di atas agama-Mu, di atas jalan-Mu, Rabbana aatina fii dunya hasanah wa fil'akhirati hasanah wa kina adza bannar, Aamiin"

Selipan doanya setelah melakukan shalat Taubat.

Maira sudah memantapkan hati akan menutup auratnya secara sempurna, pakaian muslimahpun dia sdh mengumpulkannya sejak lama namun saat itu hidayah belum ia jemput, dan atas izin Allah saat ini dia berusaha meyakinkan bahwa inilah yg terbaik, jalan yg Allah pilih untuknya.

Rasa kantuk pun datang menghampirinya, tak terasa jarum jam sudah menunjukkan puku 2:15 dini hari, jadi maira menangis sepanjang malam meratapi kesalahannya yg lalu.

 __________________

ke keesokan paginya markaz Fabian.

Setelah memarkirkan mobilnya, di parkiran dia sdh di sambut oleh ke2 laki-laki bertubuh tinggi besar dan memakai pakaian hitam lengkap dengan jas dan kacamata hitam yg bertengger di atas hidung mereka.

"Selamat pagi tuan"

1 orang membukakan pintu mobil, keluarlah Fabian dr sana dan berlalu pergi menuju tempat dimana mereka menahan para penghianat yg mereka maksud saat semalam dalam perbincangannya di tlp bersama Nick

"Gebraaaak..." Fabian menendang pintu dimana di tahannya 2 orang yg melakukan penggelapan uang

Dengan tatapan mata elangnya seperti ingin menerkam para penghianat itu, Fabian pun buka suara dengan duduk di kursi besi yg ada disana sementara 2 orang penghianat itu berlutut di hadapannya dg tangan yg sudah terborgol.

Fabian hanya menatap mereka, merekapun faham dan menjelaskannya

"Tu tu tuuaaan... maafkan kami tuan, ka kami khilaf tuan"

"Khiilaaaf... baiklah " ketenangan fabian justru membuat orang-orang yg ada di hadapannya semakin takut, krn mereka tau sepak terjang siapa Fabian sebetulnya, tapi naasnya mereka malah melakukan kesalahan fatal yg membangunkan singa yg sedang tertidur lelap.

"Aaaaaaarrggghh... hhuh huuhuhu..."

Tanpa banyak kata Fabian menggoreskan pisau di dahi salah satu di antara mereka..

"Joniii...! lepaskan borgolnya"

Joni adalah anak buah Fabian yg berada di sampingnya

Lalu melepaskan borgol 1 orang lg yg belum, dia masih melihat rekannya penuh rasa takut

"Berikan tanganmu yg kau buat untuk mengambil uang perusahaan ku"

Dengan wajah memelas Iwan mantan bagian keuangan Fabian memohon ampun agar di bebaskan dan lebih baik di penjara daripada di siksa seperti ini.

"Letakan tangan kananmu disana!!" menunjuk ke arah meja yg ada di sampingnya, tanpa pikir panjang tiba-tiba

"Taaaakkk..."

Satu pukulan sembilah pisau tajam untuk memotong daging itu sukses memisahkan beberapa jari Iwan dari tangannya ..

"Aaargghhhhh... huh huuh huh.." pekik Iwan yang tak kuasa menahan sakit ketika jari jemarinya telah putus, keringat dan air mata kini bercucuran, sementara 1 rekannya masih melihat pemandangan yg terjadi di hadapannya penuh dengan rasa takut semakin menggrogoti dirinya

Lalu Fabian melakukan itu pada mantan staf yang satunya

Kemudian Fabian berdiri dan mengibaskan tangannya yg terkena darah, lalu mencucinya di wastafel yg ada disana.

"Bereskan mereka berdua dan asingkan, kasih uang tunjangan kepada keluarganya"

"Baik tuan" sahutnya dengan sigap

 _______________

yuk simak terus cerita dan kisah Maira Fabian selengkapnya

jangan lupa like, komen, vote dan dukung author terus ya..

jazaakumullaahu khayran 💖❤️💞💐

Episodes
1 Bab 1 : Di Hadang
2 Bab 2 : perjodohan pertama
3 Bab 3 : pertemuan pertama hasan helna
4 Bab 4 : pandangan pertama maira & fabian
5 Bab 5 : Fabian dan papa baikan
6 Bab 6 : Penolakan halus maira
7 Bab 7 : Menusuk Hati
8 Bab 8 : Rencana maira
9 Bab 9 : Membrantas para penghianat
10 Bab 10 : Resmi Mengundurkan Diri
11 Bab 11 Dinner 2 keluarga
12 Bab 12 : Di kantor
13 Bab 13 Gengster Alex
14 Bab 14 : Fabian Menyetujui Perjodohan
15 Bab 15 : Kasus Penembakan
16 Bab 16 : Aku akan menikah Denganmu
17 Bab 17 : Butuh Waktu
18 Bab 18 : Menerima Lamaran
19 Bab 19 : Saaah...
20 Bab 20 : Jangan Sentuh!
21 Bab 21 : Kaca Mata
22 Bab 22 : Lakukan sesuka hatimu
23 Bab 23 : Menikah lagi
24 Bab 24 : Maafkan aku
25 Bab 25 : Kamu Cantik
26 Bab 26 : Ganti rugi dengan ini
27 Bab 27 : Apa aku bisa meminta hakku malam ini?
28 Bab 28 : Malam Pertama
29 Bab 29 : Lamaran Hasan
30 Bab 30 : Bunga mawar
31 Bab 31 : Ruangan Senjata Api
32 Bab 32 : Hutan
33 Bab 33 : Melakukan Perlawanan
34 Bab 34 : Berkumpul
35 Bab 35 : Tertusuk
36 Bab 36 : Di bayarin es balok
37 Bab 37 : Aku tak sepertimu
38 Bab 38 : Batal Lamaran
39 Bab 39 : SAAAAAAHHHHHHH.....
40 Bab 40 : Jantungku
41 Bab 41 : Jadi Bodyguardmu
42 Bab 42 : Hamil Simpatik
43 Bab 43 : USG
44 Bab 44 : Makan Rujak
45 Bab 45 : Suka yang gemoy gemoy
46 Bab 46 : Wanita Oh Wanita
47 Bab 47 : Butuh Amunisi
48 Bab 48 : Hanya aku yang akan menikahimu
49 Bab 49 : Ke Kantor
50 Bab 50 : Segera Halalkan
51 Bab 51 : Alexa
52 Bab 52 Keluargaku Dalam Bahaya
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 : Di Hadang
2
Bab 2 : perjodohan pertama
3
Bab 3 : pertemuan pertama hasan helna
4
Bab 4 : pandangan pertama maira & fabian
5
Bab 5 : Fabian dan papa baikan
6
Bab 6 : Penolakan halus maira
7
Bab 7 : Menusuk Hati
8
Bab 8 : Rencana maira
9
Bab 9 : Membrantas para penghianat
10
Bab 10 : Resmi Mengundurkan Diri
11
Bab 11 Dinner 2 keluarga
12
Bab 12 : Di kantor
13
Bab 13 Gengster Alex
14
Bab 14 : Fabian Menyetujui Perjodohan
15
Bab 15 : Kasus Penembakan
16
Bab 16 : Aku akan menikah Denganmu
17
Bab 17 : Butuh Waktu
18
Bab 18 : Menerima Lamaran
19
Bab 19 : Saaah...
20
Bab 20 : Jangan Sentuh!
21
Bab 21 : Kaca Mata
22
Bab 22 : Lakukan sesuka hatimu
23
Bab 23 : Menikah lagi
24
Bab 24 : Maafkan aku
25
Bab 25 : Kamu Cantik
26
Bab 26 : Ganti rugi dengan ini
27
Bab 27 : Apa aku bisa meminta hakku malam ini?
28
Bab 28 : Malam Pertama
29
Bab 29 : Lamaran Hasan
30
Bab 30 : Bunga mawar
31
Bab 31 : Ruangan Senjata Api
32
Bab 32 : Hutan
33
Bab 33 : Melakukan Perlawanan
34
Bab 34 : Berkumpul
35
Bab 35 : Tertusuk
36
Bab 36 : Di bayarin es balok
37
Bab 37 : Aku tak sepertimu
38
Bab 38 : Batal Lamaran
39
Bab 39 : SAAAAAAHHHHHHH.....
40
Bab 40 : Jantungku
41
Bab 41 : Jadi Bodyguardmu
42
Bab 42 : Hamil Simpatik
43
Bab 43 : USG
44
Bab 44 : Makan Rujak
45
Bab 45 : Suka yang gemoy gemoy
46
Bab 46 : Wanita Oh Wanita
47
Bab 47 : Butuh Amunisi
48
Bab 48 : Hanya aku yang akan menikahimu
49
Bab 49 : Ke Kantor
50
Bab 50 : Segera Halalkan
51
Bab 51 : Alexa
52
Bab 52 Keluargaku Dalam Bahaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!