.
.
Fabian keluar dari markaznya santai seperti tidak terjadi apapun, kemudian melajukan mobilnya menuju ke kantor.
yang dimana disana Nickolas sdh menunggu karna sebentar lagi akan ada meeting
Sesampainya di halaman gedung-gedung tinggi pencakar langit Fabian sdh di sambut asisten pribadinya
kemudian masuk ke ruang meeting, yg berlangsung kurang lebih 3 jam, karna mendengar desas desus bahwa perusahaan Fabian ada yg menggelapkan uang perusahaan & ada bbrp penanam saham ingin menariknya, namun setelah mendengar penuturan Fabian akhirnya aman.
Kembali ke ruangannya dengan badan lunglai, Nickolas pun membuka suara.
"Apa anda membutuhkan sesuatu tuan?"
"Buatkan aku kopi"
"Baik tuan"
Nickolas hendak pergi dan sudah menekan gagang pintu namun di hentikan oleh pertanyaan fa6bian.
"Setelah ini apa jadwalku?"
"Tidak ada tuan, hanya perlu anda tanda tangani dokumen-dokumen yang berada di atas meja itu"
Fabian hanya menganggukkan kepalanya.
Akhirnya nickolas keluar untuk memanggil sang OB untuk membuatkan kopi untuk atasannya.
**
Di lain tempat
Maira berusaha menyiapkan dirinya untuk berangkat ke pedepokan bela dirinya untuk mengundurkan diri dari perguruan itu.
namun sudah sampai depan gerbangpun Maira blm berani masuk, krn pasti para penghuni pedepokan akan terheran-heran melihat perubahannya yg kontras dari biasanya.
Dengan mantap setelah mengatur nafasnya dari tidak beraturan akhirnya maira memaksakan diri memasuki pekarangan pedepokannya yg disana ada bbrp murid yg menatap ke arahnya seperti menatap orang asing.
"Assalamu'alaikum anak-anak" sapa maira
Namun bukannya menjawab anak-anak itu malah berlarian ke dalam membuat maira semakin ragu untuk masuk.
tak selang berapa lama sabeum chiko gurunya maira keluar karena panggilan dari anak-anak yang berlarian tadi yang mengatakan ada orang asing memasuki pekarangan mereka.
"Selamat siang sabeum, saya Maira" karna Maira pikir kapan lagi jika tidak dipaksakan sekarang untuk mengatakan yang sejujurnya
"Oh Maira.. apa itu kamu?"
Tanya sabeum chiko yang sedikit dengan tatapan aneh melihat maira yang hanya terlihat kedua bola matanya yang biru
"Iya sabeum ini Maira, apa kita bisa bicara sebentar?"
"Baiklah.. mari ke ruangan saya"
Setelah mereka berada di salah satu ruangan yg cukup luas, akhirnya Maira leluasa untuk mengatakan pengunduran dirinya.
"Saya ingin mengundurkan diri dari perguruan sabeum"
"Sebentar Maira, tapi kenapa? apa yang sebetulnya terjadi padamu?"
.
"Mulai dari penampilanmu & tiba-tiba kau pun mengundurkan diri, sementara kami masih sangat membutuhkanmu disini untuk melatih anak-anak.
"Maafkan saya sabeum karna satu dan lain hal yang mengharuskan saya keluar dari sini, sekali lagi saya minta maaf dan titipkan salam saya kepada teman-teman & murud-murid saya"
"Saya harus membantu Daddy saya di perusahaan" lanjutnya
tiba-tiba pintu ruangan ada yg mengetok, masuklah Robi yang papasan dengan maira yang hendak keluar, namun kali ini Maira menundukkan pandangannya tidak seakrab biasanya.
"Itu siapa beum?" tanya Robi
"Maira" jawab sabeum chiko
"Ma Maira? maksud sabeum Maira kita? Maira Ghilbert?
"Iya, seperti yang kamu lihat bagaimana penampilannya, bukan hanya itu dia mengundurkan diri dari perguruan kita, saya belum yakin ada yang bisa menggantikan posisinya atau tidak, sementara anak-anak sangat senang dilatih olehnya"
*Ada apa dengan maira?* batin Robi
"Eumm.. seperti itu, saya datang kemari mengantarkan alat-alat yang baru datang beum, kalau begitu saya pamit beum"
Robi berniat ingin mengejar Maira ke parkiran, hendak meminta penjelasan apa yang terjadi padanya & kenapa mengundurkan diri, sayangnya Maira sudah tidak ada disana, Robi membuang nafas kasar dan frustasi seraya mengacak-acak rambutnya.
"Hai Rob, kamu kenapa?"
Robi hanya melirik sesaat
"Tak ada, aku gak apa-apa, aku duluan ya" pamit Robi pada sinta
"Ada apa dengannya seperti terlihat sedang banyak masalah, apa gara-gara si wanita bule itu gak masuk kali ya, heeumm.. pengacau!" sinta terus menerus meracau pada dirinya sendiri, betapa sangat dia membenci Maira, selain karena cantik Maira juga selalu terpilih saat ada tanding atau tournament² di beberapa kota & negara.
karena merasa haus Maira memarkirkan motornya di pinggir jalan yang disana ada penjual cendol dawet
"Pak cendolnya 1 yaa.. "
dengan mendaratkan bokongnya di kursi plastik yg ada disana Maira merasa sangat lega sekarang karena sudah menyelesaikan rencananya 1 step..
"Siap neng, di tunggu sebentar" sahut bapak tukang cendol
Tak berapa lama kemudian si bapak cendol memberikan pesanan Maira, "Ini neng, semoga bisa meredakan hausnya"
"Makasih pak"
"Sama-sama" sahut kang cendol
*Rencanaku selanjutnya adalah mempelajari bagaimana supaya bisa menghandle perusahaan daddy, biar daddy bisa istirahat* gumamnya lirih sambil menyedot cendolnya hingga kandas.
Maira mengetahui kemampuannya di bidang bisnis, karena memang saat duduk dibangku universitas Maira mengambil jurusan itu, karena ilmu yang di dapat tidak ia gunakan akhirnya seperti orang yang masih awwam, hanya bisa menerawang secara teori.
"Astaghfirullaah.. hampir saja aku lupa, malam ini ada janji makan malam sm bunda & daddy" menepuk jidat sendiri Maira baru ingat perkataan sang bunda yang mengajaknya makan malam, meskipun masih siang mumpung dia ingat akhirnya dia langsung pulang setelah membayar cendolnya
"Makasih ya pak, Assalamu'alaikum" pamit maira.
"Waalaikumussalam neng, hati-hati"
Buusshhh... Maira menunggangi kuda besinya untuk pulang.
*
*
"Bu ini kuenya yaa..."
"Iya nak Gandis, sepertinya porsinya harus di tambah, karna kemarin masih pagi sdh habis loh" sahut pemilik toko yang bernama Bu Wati dimana tempat gandis menitipkan kue-kue buatan ibunya.
"Nanti Gandis sampein ke ibu di rumah ya bu, mudah-mudahan beliau masih mampu nambah porsi lagi, gandis permisi duli Bu Aassalamu'alaikum"
"Waalaikumussalam.. hati-hati nak gandis"
"Iya bu" sahut gandis sembari tersenyum pada Bu Wati.
"Anak itu ya selain cantik, pintar gak malu setiap hari antar-antar kue sebelum berangkat ke kantornya
Saat berjalan cepat hendak menaiki sepedanya, tiba-tiba "Buukkk..!!"
tak sengaja ia menabrak seseorang, sambil membereskan keranjang kosong bekas kuenya
"Maaf maaf.. saya tidak sengaja"
Karna orang yang iya tabrak masih berdiri di depannya, Gandis pun berdiri dan menoleh ternyata orang yang dia tabrak adalah orang yg waktu itu menyerempetnya.
"Kamu..." sambil mengangkat telunjuknya berusaha mengingat-ingat orang di depannya tiba-tiba nickolas memotong perkataannya.
."Sy Nickolas, kita pernah bertemu saat sy tidak sengaja menabrakmu di jalan"
Merasa di ingatkan Gandis langsung memicingkan kedua matanya menatap pria dingin yg ada di hadapannya.
"Oh iyaa kamu, manusia yang sombong itu kan.. yang abis nyerempet bukannya minta maaf tp cuma ganti rugi kue-kueku yang hancur"
Nick hanya melihat penampilannya sepertinya ia seorang karyawan di perusahaan xx
Masih dengan mimik wajah yang kesal, Nickolas pergi meninggalkannya karena pasti urusannya akan semakin panjang jika meladeni gadis itu
sementara Nickolas masih banyak urusan
"Eereegghh.. orang belum selesai ngomong di tinggal, dasar laki-laki sombong!" gemas gandis pada nickolas
*
*
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Jangan lupa like, komen, dan dukung author terus ya shalihah-shalihahku..
jazaakumullaahu khayran 💞💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
heary Abdullah
semangat thor
2023-09-04
1