"Berikan sentuhan make up yg senatural mungkin, lagi pula wajahnya kan tertutup cadar, siapa yg akan melihatnya? kecuali aku nanti malam" bisiknya di telinga Maira, yang membuat maira merinding mendengar kalimat itu...
"Tau apa dia tentang make up, laki-laki aneh" gumamnya.. jelas tak terdengar fabian karna dia sudah berlaku pergi setelah berganti pakaian dan menunaikan shalat, kini giliran maira
Fabian memasuki kamar kedua orang tuanya "Loh ini pengantin laki-laki kenapa ada disini?"
Fabian yg kini sudah duduk di sofa yg berada dikamar hotel orang tuanya sedikit merebahkan tubuhnya.. "Numpang istirahat sebebtar mah"
"Memangnya kenapa klo istirahat disana?" tanya mama sintia
"Sepertinya maira belum terbiasa dengan keberadaanku" fabian mengatakan itu sambil mengulum senyum
"Awas.. jangan paksa apapun jika pasanganmu belum siap ya"
bukannya merespon fabian berlalu pergi, "Kebawah dulu ya mah, temen-teman abi pasti sedang menunggu krn tadi mereka belum sempat berfoto"
"Heumm.." sahut mama sambil memoles² wajahnya di depan cermin
**
"Duuh... mbak Maira ini loh badan seperti model, wajahnya juga bule laki-laki mana yang tak tertarik ketika melihat mbak maira" ucap seorang mua yg sedang menggantikan maira gaun
"Makanya mbak maira ini menutup wajahnya untuk menghindari fitnah laki-laki yg bukan mahromnya" sahut mua yg sedang merias wajah maira, sepertinya dia sangat lebih faham dari temannya
Maira hanya tersenyum mendengar celotehan 2 wanita yg kira-kira berumur 30an itu
"Mbak-mbak ini terlalu berlebihan, semua wanita itu cantik pada porsinya masing-masing, dan kecantikan ini akan luntur pada masanya nanti, Dan Allah tidak melihat rupa & harya kita melainkan ketaqwaan kita" tutur maira membuat 2 wanita itu membeku kemudian mengangguk-anggukan kepalanya
**
"Wiiiisss... pengantin kita baru keluar dari kamarnya bro" ucap gerald kepada Aldo
"Mata istrimu seperti memanah jantung hatiku hahaha" ucap Aldo
Mendengar itu Fabian langsung menatap Aldo nyalang, dia tak menyukai ucapannya itu terhadap istrinya
tiba-tiba reza datang kehadapan mereka yg sedang duduk di kursi tamu undangan "Aku sudah pernah melihat semuanya, dia memang saaangat cantik dan seharusnya yg berdiri disana di sebelah maira itu aku" tutur Reza dengan bangganya..
Fabian mengeraskan rahangnya, sungguh reza sudah kelewat batas atas ucapan-ucapannya barusan "Buuukkk!!!" Fabian memberikan hantaman ke wajah reza yg sepontan membuat reza terhuyung kebelakang dan terjatuh
"Maira bukanlah maya! jangan pernah membuatku menghabisimu"
Reza yang kini tengah berdiri sembari memegangi hidung dan ujung bibirnya yg mengeluarkan darah segar bukannya merasa bersalah atau kesakitan melainkan tertawa puas melihat kemarahan fabian
Pata tamu undangan yg berada disana pun terkejut melihat pemandangan yg terjadi barusan di hadapan mereka, "Tolong amankan laki-laki ini" ketika ada security yg menghampiri mereka
"Siap tuan" sahutnya
Fabian mengibas-ngibaskan tangannya krn jijik ketika mengingat bahwa reza pernah berhubungan dengan kekasih pertamanya dulu, fabian takkan membiarkan dia mengulangi perbuatannya terhadap istrinya.. "Aku akan menghabisimu jika berani merendahkan istriku"
"Sabar bi... ini acara gak boleh lo kotorin cuma gara-gara mulut sampah si reza sialan itu" tutur gerald
**
terlihat acara akan segera di mulai lagi dan kini Maira sudah memasuki gedung dan Fabian melihat ke arahnya, betapa memang sangat cantik istrinya, Maira yg di tatap intens seperti itupun semakin gugup, dan kegugupan itu menciptakan seukir senyum di wajah fabian
Kini fabian mengulurkan tangannya hendak menyambut Maira untuk menaiki panggung bersama, Maira yg terlihat ragu-ragu pun akhir menerima uluran tangan fabian krn mereka sedang di tatap oleh kedua orang tuanya
Maira hanya fokus menatap kedepan, sementara fabian tak memalingkan wajahnya sedikitpun dari wajah maira yg tertutup cadar, fabian tak henti-hentinya mengucap syukur dalam hati dan senyum terus terukir di wajahnya sampai akhirnya mereka duduk di pelaminan
"Apa kau sudah makan" tanya fabian
Maira hanya mengangguk ringan yg penting tidak terus-terusan ditanya
"Makan apa dan dimana?" tanyanya lagi
"Dikamar" sahut maira singkat
Fabian hanya mengangguk-anggukan kepalanya "Baiklah
***
"Sialaaan aaaarrrghhh... kau telah menghinaku dihadapan banyak orang fabian, aku takkan membiarkanmu memiliki maira, dia seharusnya menjadi milikku hanya aku!" reza murka dan terus menggrutu pada dirinya sendiri
"Chiiittt..."
tiba-tiba ada mobil berhenti tepat di hadapannya di parkiran hotel "Apa kau tamu undangan di acara pernikahan fabian?" tanya seorang laki-laki yg berjas dan berkaca mata hitam itu
"Sebaiknya kau tak usah kesana, acara sampah!" reza bukannya menjawab dia malah berlalu pergi
"Sepertinya memang berada di hotel ini tuan" seorang laki-laki yang duduk gagah di kursi penumpang itu pun hanya menganggukkan kepalanya, siapa lg klo bukan alexander
"Acaranya di jaga ketat oleh beberapa anak buahnya tuan, kita sepertinya tidak bisa memasuki area itu" salah satu dr mereka yg sudah mencoba dan turun melihat kedalam lokasi
"Baiklah.. kita bisa menemui dan menghancurkannya kapan saja"
Akhirnya alex & anak buahnya kembali dalam keadaan marah
Alex memang punya orang suruhan yg di khususkan untuk selalu mengikuti fabian dr mulai villa sampai kantor, kecuali rumah barunya yg sudah selesai ia bangun, tak ada satupun dr mereka yg tau.
**
Di gedung pernikahan :
Kini giliran teman-teman dan guru di pedepokannya yg mengucapkan selamat dan doa untuk maira di atas panggung, kemudian mereka melakukan foto bersama
"Selamat ya may atas pernikahanmu, semoga bahagian terus dan segera di berikan momongan" kurang lebih semua doa mereka sama
Hanya sinta lah yg tatapannya tetap sinis pada Maira, namun maira tetap bersikap ramah pada siapapun" Kenapa dia selalu beruntung dari pada aku" gumam sinta dalam hatinya yg pasti
"Terima kasih karna kalian semua sudah berkenan hadir di acara pernikahanku" tutur maira sebelum mereka pamit turun dr panggung.
**
hari semakin larut kini jam sudah menunjukan pukul 23 : 00 maira sudah mulai pegal kakinya, tamu undangan sudah mulai kosong hanya tim WO yang sedang merapikan beberapa tempat, kini maira dan fabian pun berlalu hendak memasuki kamar, tiba-tiba dia berhenti di depan pintu sebelum memasukinya.
Melihat istrinya tiba-tiba berhenti Fabian mengerutkan dahinya " Ada apa?" tanya fabian
Maira membalikan badannya "Apa kau akan tidur di kamarku malam ini?"
"Kamar kita sayaaaang.." fabian sungguh gemas pada istrinya yg benar-benar polos
Saat fabian hendak meraih tangan maira untuk memasuki kamar hotel, maira kini menangkisnya lagi "Jangan sentuh"
Fabian lagi-lagi terkekeh melihat tingkah maira, "Kalau aku tak boleh menyentuhmu, lalu apa yg akan aku lakukan di malam pernikahan kita" fabian mengedipkan sebelah matanya
Melihat suaminya yg aneh membuat maira bergidik ngeri.. "kenapa tatapannya horor gitu sih, hiiiihhh"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
sari emilia
maira lebai...ms sdh hijrah msh tolol...kn paham tatanan n aturan agama spt apa....kl ga ngerti n bkn terdidik itu wajar...tp krn terdidik n pham jd nya maira itu krg ajar...tingkah nya menjengkelkn
2023-06-30
1