***
iya hallo.. Assalamu'alaikum... apa?.. Maira terkejut mendengar perkataan seseorang yang ada di sebrang telponnya.
.
.
"iya saya akan kesana sekarang.."
Setelah melakukan perjalanan yg penuh dengan kepanikan, bagaimana mungkin Maira bisa menyelamatkan orang lain sementara kini Hasan yang tak lain adalah kakaknya dalam keadaan bahaya.
Sesampainya di sebuah rumah sakit kepolisian Maira berjalan setengah berlari agar sampai di ruangan di mana hasan yg sedang dalam perawatan medis krn tertembak di bagian dadanya.
Ya, beberapa jam lalu Maira mengantarkan Hasan bertugas untuk menangkap para penyusup barang-barang haram di salah satu bandara.
Setelah di rasa aman oleh pihak bandara hasan dan kawan² kepolisian lainnya merasa tak puas seperti ada yg di tutup-tutupi, akhirnya mereka mengikuti mobil box berwarna putih yg di curigainya
Namun naas saat sedang menghentikan mobil itu untuk melakukan penggeledahan ditengah perjalanan, tiba-tiba mereka di kepung oleh bbrp mobil yang turun dari dalamnya beberapa orang yg memakai jas hitam bersenjata api membuat hasan dan kawan-kawan kewalahan, karna jumlah mrk lumayan banyak, setelah hasan dan kawan-kawannya terkapar tak berdaya karna mendapati beberapa tembakan pas di dadanya..
Merasa situasi dan kondisi sudah aman, akhirnya para penyusup bebas pergi dan kembali melanjutkan perjalanan..
pihak kepala polisi mengutus anggotanya yang berada di kantor untuk memeriksa anggotanya yg lain yg sedang dalam bahaya itu, menuju ke lokasi dimana mereka mendapati kawan-kawannya sudah tak berdaya dan melarikan mereka ke rumah sakit terdekat.
karena disana sangat gelap yg membuat mereka kesulitan mencari jejak para pelaku.
akhirnya mereka mengutamakan keselamatan anggota-anggotanya terlebih dulu.
***
POV MAIRA
"Yaa Allah.. berikan keselamatan kepada kakakku, sembuhkan Yaa Allah.. sembuhkan tanpa meninggalkan sakit di tubuhnya"
Maira terus memohon pada Robbnya sambil terus menerus mondar mandir dengan derai air mata, sementara itu kini kedua orang tuanya dalam perjalanan menuju ke rumah sakit dimana hasan di rawat.
Tak selang berapa lama tiba-tiba dokter keluar dari ruangan ICU itu "Bagaimana keadaan kakak saya dok?"
Belum dokter itu menjawab dia melihat 2 orang sepasang paruh baya setengah berlari ke arahnya yg terengah-engah
"Bagaiman dok keadaan putra kami?" tanya jason
Dokter itu membuang nafasnya perlahan, "Alhamdulillah.. 2 peluru yg bersarang di dadanya dan 1 di punggung sudah kita keluarkan, krn memang masuknya sangat dalam jadi kita melakukan pembiusan total, kini pasien dalam keadaan belum sadar, mungkin ini jika di perlukan untuk pihak kepolisian nanti" dokter itu memberikan pouch kantong kecih yg berisi 3 peluru yg lumayan besar, lalu di terima Maira krn kedua orang tuanya masih syok.
"Apa ini ada sangkut pautnya dengan kejadian mas fabian tadi?" gumamnya
Jason dan erna masih saling merangkul, dimana erna yg menangis dan jason yg berusaha menenangkan, berbeda dengan Maira, kekhawatirannya berkurang krn mendapati sang kaka berhasil melakukan oprasi kecilnya.
kini yang maira pikirkan adalah, bagaimana caranya menangkap pelaku agar segera di amankan oleh pihak berwajib, namun maira juga sadar bahwa yang sedang di hadapinya bukanlah orang sembarangan.
***
Setelah mendapati kabar bahwa anak sahabatnya mendapat musibah lukman dan sintia yg saat itu siap-siap untuk tidur setelah mengabari bahwa Fabian menerima dan menyutujui perjodohan mereka, tiba-tiba ponsel Erna berbunyi panggilan dari Maira, sontak semua keluarga terkejut yang akhirnya mereka mengakhiri obrolannya dan bergegas menuju rumah sakit.
"Bagaimana keadaan putramu Hasan mba Er? tanya sintia
"Alhamdulillah semuanya lancar, Hasan masih kondisi belum sadar sin, mohon doanya" tangisnya pecah dan kini erna bersandar di bahu sintia seraya memeluknya.
.
Di kursi lain Jason dan Lukman tengah berbincang
"Ini sebetulnya yang aku tidak inginkan hasan menjadi polisi" tutur jason
"Qodarullah... setiap profesi yang kita ambil pasti memiliki resiko" sahut lukman
"Kau tau sendiri.. aku dari dulu menginginkan hasan menggantikanku di perusahaan, setelah kejadian ini aku tak akan membiarkan dia melanjutkan lagi cita-citanya"
"Apa kau yakin jika hasan akan menyetujuinya?"
"Mau tidak mau, kau tau betapa aku sangat terpukul ketika kakaknya dulu meninggalkan kami semua oleh sebab yg sama?" jason mengingatkan lukman pada anak pertamanya yg meninggal krn berhadapan dengan mafia, yg hasan hadapi tak jauh berbeda
Lukman hanya mengangguk-anggukan kepalanya "Aku sangat mengerti perasaanmu"
Hasan memang memiliki kaka yang bernama Hatim berprofesi sama dengannya, yg 5th laku telah wafat, ketika di tugaskan untuk menyerang gudang obat-obatan terlarang, dan saat hendak menolong temannya yg terkena luka tembak di kakinya, naas Hatim mendapati seseorang menembakkan peluru tepat di kepalanya yang membuatnya tewas di tempat saat itu juga.
*
Kini Maira bangkit dari tempat duduknya hendak keluar untuk mencari tau, dia akan pergi ke lokasi yg dimana dia menolong fabian tadi untuk mencari tau, apakah pelaku penembakan adalah orang yang sama?
"Bun, dad.. May mau keluar sebentar"
Yang di angguki oleh kedua orang tuanya.. "Apa perlu tante temani maira?" tanya sintia
"Tidak usah tante terima kasih, hanya ke depan saja kok" senyum maira, terlihat betapa wajahnya cantiknya di penuhi rasa lelah dan sedih
*
Tidak banyak membuang waktu, Maira pun langsung melajukan mobilnya ke titik lokasi dimana mobil fabian masih terparkir disana, lalu ia mencari peluru tembakan yg beberapa kali mendarat di mobil fabian.
"Bagaimana aku bisa mengambilnya pintu mobilnya terkunci" lirihnya
Tak lama Maira melihat ada 1 peluru di bawah mobil fabian, yg maira ambil menggunakan sarung tangan.. Maira terkejut karna peluru yg mereka gunakan sama persis "Aku sangat hapal pemilik senjata ini bukan orang sembarangan"
Iya bagaimana tidak, Maira belajar banyak tentang senjata api dari kakaknya, dari senjata yg biasa di gunakan kepolisian atau abdi-abdi negara lainnya, dari peluru biasa sampai peluru mematikan dalam sekali tembakan.
"Apa aku harus menemui mas fabian? aah tidak tidak.. aku seorang muslimah bagaimana mungkin menemui laki-laki yang bukan mahromku? tapi aku butuh informasi ini, pasti mas fabian tau siapa mereka" gumannya pada diri sendiri
"Apa aku harus mencari taunya sendiri, atau aku memanggil teman-teman lelakiku?" aaaaahhh... " frutasi Maira
Masa iya yg sudah hijrah akan kembali pada sahabat-sahabat masa lalunya.. "Sebaiknya aku ke kantor Mas hasan saja menemui kepala kepolisian disana agar kasus ini di usut tuntas"
Ya.. menurut maira memang itu lah yg terbaik
***
pov Fabian
"Apa kau menemukan informasi kejadian tadi?" tanya fabian oada nickolas yg sudah mengerahkan anak-anak buahnya
"Iya tuan, anak buahnya Alex sudah menguntit tuan semenjak kita menuju ke arah rumah tuan besar"
"Apa lg yg mereka inginkan dariku?" kesal Fabian
"Mereka merasa anda telah memutus kontrak secara sepihak, makanya mereka merasa tidak bersahabat dengan itu, lalu berusaha menyerang anda tuan" tutur nick
"Apa kau mengetahui markaznya Alex"
"Sedang dalam pemantauan tuan, saya pastikan pagi nanti mendapatkan infonya untuk anda" ucap nick yang tak pernah mengecewakan bosnya dalam tugas
...
Setelah mengakhiri percakapannya..
"Kau benar-benar ingin bermain-main denganku Alex.. Baiklah jika ini yang kau inginkan" Fabian bergumam pada dirinya sendiri dangan tatapannya nyalang penuh dendam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments