Caca dan Gusti tiba di Rumah Sakit bersamaan dengan Nick mengantar Sonia atas permintaan Oma Marisa sebagai rasa sopan santun terlebih ucapan Nick sebelumnya dianggap Oma Marisa tidak sopan pada Sonia.
"Daddy!" Caca melihat Nick berjalan bersama Sonia di Lobby Rumah Sakit seketika langsung berlari memeluk sang ayah.
"Sayang, sudah pulang sekolah kok ga ganti baju dulu di rumah." Nick menggendong Caca yang biasanya Caca sudah tidak mau digendong kini malah sengaja minta digendong oleh Daddynya.
"Iya, Caca rindu Oma dan Daddy!" Caca tak menyapa Sonia cenderung memasang wajah tidak suka pada Sonia.
"Halo cantik. Siapa namanya?" Sonia menyapa Caca namun Caca enggan menjawab.
"Sayang, ditanya oleh Aunty." Meskipun Nick cuek namun ia selalu mengajarkan putrinya sopan santun terlebih kepada orang yang lebih tua.
"Nama Aunty Sonia." Sonia mengulurkan tangannya mengajak Caca bersalaman.
"Caca, kesayangannya Daddy!" Caca menanggapi uluran tangan Sonia meski tidak terlalu welcome.
"Caca, Aunty pamit dulu ya. Lain waktu kita main sama-sama. Nick aku pamit." Sonia meninggalkan Rumah Sakit tak lupa kacamata branded menangkring cantik dihidung mancung si pemiliknya.
"Daddy siapa Aunty itu?" Tatapan galak penuh selidik Caca pada Nick.
"Loh tadi kan sudah kenalan. Itu Aunty Sonia rekan bisnis Daddy." Nick tahu kalau putrinya kembali mengeluarkan jurus-jurus penolakan.
"Aunty tadi bukan pacar Daddy kan?" Caca masih dengan mode siaga 1.
"Astaga Sayang, Kamu tahu pacar dari mana? Bukan lah! Dia hanya rekan bisnis Daddy." Nick mencubit pelan pucuk hidung putrinya yang posesif.
"Are you sure?" Caca menegaskan.
"Tentu saja Sayang." Nick mengangkat dua jarinya.
"Daddy, turunkan Caca. Caca sudah besar ga mau digendong!"
Nick menurunkan Caca dari gendongannya.
"Temui Oma. Dad dan Om Gusti ada yang mau dibicarakan dulu." Nick mengusap kepala Caca sebelum sang putri sudah berlari menuju ryang rawat Oma Marisa.
"Om Gusti, makasi ya, tadi Caca di traktir Ice Cream."
"Sama-sama Nona." Gusti tersenyum melihat tingkah Caca.
Nick tentu saja tak terima putrinya beramah tamah dengan Gusti dengan senyuman manisnya sementara saat tiba Nick kena marah Caca akibat keberadaan Sonia.
"Sudah senyumnya? Kau seperti orang gila senyum-senyum begitu Gus!"
Gusti tak banyak cingcong memilih memasang kembali wajah serupa dengan Nick yang layak dianugrahkan nominasi pria Es Balok of the years.
"Bagaimana acara penyambutan pegawai baru? Apakah pegawai yang terpilih sesuai standar perusahaan kita?" Nick yang seharusnya memberikan kata-kata sambutan dan melihat langsung siapa saja yang terpilih menjadi bagian dari keluarga besar NBC.
"Mereka sudah ditempatkan sesuai posisi dan kualifikasi yang kita butuhkan. Jadi seharusnya aman Boss." Gusti sambil membentuk tanda OK.
"Minta para kepala departemen memberikan hasil pantauan selama 2 minggu dan masa training. Jika ada yang melanggar aturan perusahaan segera kick saja. Kamu tidak lupa kan memberitahukan pesan Ku kepada seluruh pegawai baru mengenai prinsip dan motto perusahaan kita?"
"Sudah Boss."
"Bagus!"
"Bantu Mommy berkemas karena hari ini sudah boleh pulang."
"Siap Boss!"
"Siang Nyonya Oma. Bagaimana kondisi Nyonya Oma hari ini?" Sapa Gusti pada Marisa.
"Alhamdulillah Saya sudah boleh pulang."
"Syukurlah Nyonya Oma. Mari Saya bantu membereskan barang-barang Nyonya Oma yang akan dibawa pulang."
"Disana sudah dibereskan oleh perawat. Kamu bawa saja langsung ke mobil. Sekalian urus administrasi ya Gus."
"Baik Nyonya Oma. Boss Saya urus semuanya dulu. Permisi."
Gusti pamit menyelesaikan tugasnya sementara Oma Marisa, Nick dan Caca ada di dalam kamar rawat Marisa.
"Oma bener sudah sehat?"
"Alhamdulillah Sayang. Kamu ga kangen memang kalau Oma lama-lama di Rumah Sakit?"
"Caca kangen banget sama Oma. Tapi Caca seneng Om Gusti jagaian Caca. Terus tadi pagi Om Gusti bikinin sarapan dan Bekel buat Caca."
"Duh manjanya Cucu Oma. Omanya sakit tapi ada yang happy banget ditinggal sama Om Gusti ya?" Ledek Oma Marisa.
"Nasi goreng Om Gusti enak loh Oma. Daddy aja kalah, Om Gusti jago masak Oma!" Caca memuji Gusti di depan Nick.
"Siapa bilang Daddy tidak bisa masak. Dad hanya sibuk. Lagi pula di rumah ada Bibi yang memasak. Dad tidak mau mengambil pekerjaan Bibi saja."
Like Father Like Daughter! Bener kan Author bilang Bapak sama Anak sama-sama gengsian. Ga mau kalah!
"Oma tadi teman Daddy jenguk Oma ya?"
Oma Marisa menatap cucunya terlihat ada ekspresi tidak suka di wajah Caca.
"Caca ga suka dengan Aunty itu Oma! Pokoknya Aunty itu ga boleh deket-deket dengan Daddy!" Caca seakan memberikan keputusan harga mati.
"Loh kok begitu Sayang. Lagi pula kenapa memang kalau Aunty Sonia dekat dengan Daddy?" Pancing Oma Marisa.
"Pokoknya Caca ga suka sama Aunty itu! Lebih baik Daddy sama Tante Cantik saja Oma. Baik orangnya!"
"Sayang, kenapa? Kok jadi rewel begini sih? Cantiknya Daddy kalo lagi ngomel-ngomel gini, jadi gemesin deh!"
Nick mendusel-dusel putrinya yang kini sedang merajuk.
"Daddy geli, Daddy, oke, oke ampun."
Caca tertawa kegelian dikelitiki oleh Nick.
"Daddy, benar kan Daddy ga pacaran dengan Aunty tadi?"
Nick menatap wajah memelas putrinya tentu saja kebahagiaan Caca adalah segala-galanya bagi Nick.
"Tentu saja tidak Sayang. Lagi pula kan Caca sudah ada Oma. Dan kita masih sering jenguk Mommy." Nick selalu saja teringat Aurel kala memandang wajah Caca.
"Daddy!"
Nick menerima pelukan Caca di dadanya.
Hangat. Nyaman dan menetramkan.
"Sayang, Daddy tidak akan berhubungan dengan siapapun tanpa restu putri Daddy yang paling cantik ini."
"Caca sayang Daddy!" Caca mengerafkan pelukannya pada Nick.
Pemandangan mengharu biru antara Caca dan Nick tentu saja membuat sejumlah netra yang memandang mengembun dan menganak sungai disudut mata.
Sikap posesif Caca terhadap Nick dan rasa keterikatan Nick dengan Caca seakan saling mengisi kekosongan sosok Aurel yang telah tenang di Syurga.
Oma Marisi memalingkan wajahnya.
Tak kuat menyaksikan anak dan cucunya yang seakan membutuhkan sosok pendamping selain kehadiran dirinya sebagai Oma dan Ibu.
Gusti tak kuasa melihat pemandangan dimana seorang ayah dan anak perempuan saling menguatkan dan memberikan cinta yang seakan menutupi kekosongan sosok istri dan ibu bagi keduanya.
"Ayo kita pulang. Oma sudah rindu rumah." Oma Marisa memecah keharuan mengalihkannya agar suasana tidak semakin mendung kelabu.
"Ayo Oma. Caca juga kangen dirumah ada Oma."
"Boss Saya kebawah, siapkan mobil. Nyonya Oma Saya permisi dulu."
"Daddy kenapa sih galak banget sama Om Gusti? Padahal Om Gusti itu kan baik?"
Sepeninggal Gusti Nick membalas beberapa pesan di ponselnya sebelum celoteh Caca mengusik konsentrasi Nick.
"Om Gusti itu memang harus Daddy galaki, agar kerjanya semangat!" Kilah Nick.
"Padahal Om Gusti itu baik Oma. Semalam saja waktu Caca ga mau makan, Om Gusti yang suapin Caca. Terus Om Gusti juga bacakan Caca dongeng sebelum tidur."
" Daddy juga bacakan Caca dongeng sebelum tidur." Nick tak mau putrinya memuji pria lain selain dirinya.
Senyum Oma Marisa menghiasi bibirnya melihat Nick dan Caca sifat dan karakternya bagai pinang dibelah dua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
jngn sampe Caca suka sama Gusti
2023-06-20
1
Kenyang
lnjut😂🤭💞💞
2023-06-12
1
Bzaa
duhhhh kasian banget ya liatnya
2023-06-06
1