Rumah Sakit

Nick dan Caca sudah kembali ke rumah.

"Assalamualaikum."

Caca sambil tetap menggandeng tangan Nick masuk mengucap salam.

"Waalaikumsalam Nona Caca, Tuan Nick." Sapa pelayan rumah.

"Mommy dimana Bi?"

Nick tidak melihat keberadaan Ibunya yang biasanya selalu menyambut dengan senyuman saat Nick sampai dirumah.

"Tadi Nyonya Oma habis makan dan minum obat ingin istirahat di kamar Tuan. Tapi sudah 3 jam belum keluar. Bibi mau masuk takut mengganggu istirahat Nyonya Oma."

"Terima kasih Bi. Biar Saya yang lihat. Yuk Sayang kita ke kamar Oma."

"Yuk Dad!"

Caca dan Nick bergegas menuju kamar Oma Marisa.

Setelah mengetuk pintu dan tak ada jawaban Nick dan Caca memutuskan masuk.

Ceklek!

Tampak Oma Marisa tertidur di ranjang tanpa terganggu padahal suara Caca langsung memanggilnya.

Tentu saja pikiran Nick macam-macam tak karuan.

"Mom, Mommy!" Nick mengguncang-guncang lengan Oma Marisa.

Tak ada respon atau gerakan dari Oma Marisa.

"Daddy sebaiknya kita bawa Oma ke RS. Caca takut Oma pingsan." Caca melihat tak ada reaksi dari Oma Marisa menangis takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

Benar yang dikatakan Caca berkali Nick mencoba membangunkan Oma Marisa namun tidak berhasil.

Nick panik segera ia meminta pegawai dirumahnya untuk menyiapkan mobil dan membawa Oma Marisa ke Rumah Sakit.

Caca yang memaksa ikut akhirnya diperbolehkan oleh Nick.

Di dalam mobil Nick memeluk Ibunya yang tak sadarkan diri.

"Ya Allah jangan dulu kau ambil Ibuku. Bagaimana dengan Aku dan Caca yang masih sangat membutuhkan beliau!"

Nick tanpa sadar matanya memerah terlihat airmata mulai menganak sungai disudut manik biru miliknya.

"Oma, bangun. Caca ga mau ditinggal Oma!" Nick melihat wajah bingung sekaligus panik. Caca menangis membayangkan hal yang paling ia takuti yaitu kehilangan Omanya.

Oma Marisa segera di bawa ke ruang IGD.

"Silahkan Tuan menunggu di luar, kami akan memeriksa kondisi ibu Marisa." Salah seorang Dokter menghampiri Nick.

Siapa yang tak kenal Nicholas Bryan.

Terlebih Rumah Sakit yang ia datangi ini juga sebagian sahamnya adalah milik dirinya.

"Bagaimana keadaan Ibu Saya dok?" Nick bangkit begitu melihat dokter yang menangani Oma Marisa keluar ruang IGD.

"Tekanan darah Nyonya Marisa sangat tinggi. Untung saja Nyonya Marisa dalam posisi berbaring, kalau sampai jatuh bisa terjadi stroke. Untuk saat ini Kami menyarankan Nyonya Marisa dirawat intensif di Rumah Sakit agar Kami bisa memantau." Dokter menjelaskan keadaan Oma Marisa.

"Lakukan yang terbaik. Saya hanya menginginkan kesembuhan Ibu Saya."

"Kami akan berusaha seoptimal mungkin Tuan. Tuan Nick jangan terlalu risau bantu kami dalam doa."

Nick mengusap wajahnya sambil memeluk Caca yang masih menangis.

"Tuan kalau begitu Kami permisi dulu."

Anggukan Nick sebagai jawaban atas kepergian dokter.

"Dad apa Oma akan sembuh? Caca ga mau kehilangan Oma."

Tangis Caca kembali menyeruak sambil memeluk Nick erat.

"Malam Boss, bagaimana keadaan Nyonya Oma."

Gusti yang mendapat telpon dari Nick segera meluncur ke Rumah Sakit.

Nick menjelaskan singkat kondisi Marisa pada Gusti.

"Sayang, Kamu pulang dulu ya diantar oleh Om Gusti. Besok kan harus sekolah. Daddy masih harus disini menjaga Oma?" Nick membelai rambut Caca yang menutup dahinya.

"Caca juga mau jaga Oma Dad." Caca merajuk enggan pulang.

"Sayang, Oma pasti ga suka kalau Caca ga sekolah. Caca Sayang Oma kan?" bujuk Nick.

"Iya Dad. Caca sayang Oma. Caca takut Oma pergi ninggalin Caca seperti Mommy!" Caca kembali menangis memeluk erat Nick kini ia menenggelamkan wajahnya dalam dada Nick.

Sungguh pertahan Nick sebagai pria hampir jebol.

Kondisi Oma Marisa ditambah tangis putrinya mampu meluruhkan ketangguhan dan kekuatan Nick.

Betapa kedua wanita berbeda generasi dalam hidup Nick adalah hal terpenting yang sangat Nick cintai dan miliki saat ini.

"Sayang, sekarang Caca pulang dulu diantar Om Gusti. Besok sekolah berangkat dan pulang juga diantar dan dijemput oleh Om Gusti lalu kalau Caca mau kesini jenguk Oma Daddy izinkan. Bagaimana?" Nick membuat penawaran agar Caca mau pulang untuk beristirahat.

"Gusti, Saya minta tolong kamu malam ini menginap di rumah Saya. Meskipun ada pegawai dirumah Saya tapi Saya mau ada yang menjaga Caca. Kamu bisa tidur di kamar tamu. Saya ingin kamu jaga Caca selama Saya tidak ada dirumah. Untuk besok antar dan jemput Caca ke sekolah. Urusan di kantor tolong kamu handle. Saya akan tetap disini sampai Mom siuman." Nick memberikan mandat pada Gusti selaku tangan kanannya.

"Siap Boss. Perlu Saya bawakan pakaian ganti?"

"Besok saja sekalian kamu mengantar Caca ke sekolah kamu bawakan pakaian ganti untuk Saya. Minta tolong Bibi menyiapkan segala keperluan Saya."

"Baik Bos. Kalau begitu Saya pamit."

"Ingat jaga Caca dengan baik. Jangan sampai terjadi sesuatu padanya, atau kamu tahu sendiri akibatnya!" Nick kembali dengan sikap over protektifnya.

"Ya ampun Boss, keadaan darurat masih aja penuh intimidasi." Batin Gusti.

"Ehem, Gusti kamu dengar ucapan Saya?"

"Siap Boss. Saya akan jaga Nona Caca dengan segenap hidup Saya!"

"Ck, lebay!"

"Apa Boss?" Gusti salah dengar masa ia si Boss jadi alay dadakan.

"Tidak! Cepat ini sudah malam kasihan Caca besok sekolah!"

"Sayang, kamu pulang diantar Om Gusti ya. Jangan nakal selama Dad tidak ada. Doakan Oma agar lekas sehat." Pesan Nick sebelum Caca pamit.

"Caca akan selalu doakan Oma Dad. Dad juga, Daddy jangan lupa shalat doakan Oma. Kalau begitu Caca pamit Dad. Oma Caca pulang dulu ya. Cepat sembuh Oma. Assalamualaikum."

Caca pamit pada Nick dan Oma Marisa mencium tangan keduanya.

"Boss kami permisi. Malam."

Bukan mendapat jawaban salam Gusti justru mendapat hadiah mata melotot Nick.

"Princess jangan menangis dong. Nanti cantiknya hilang." Bujuk Gusti sambil menuntun Caca.

"Caca sedih Om, Oma sakit. Nanti siapa yang akan menemani Caca. Daddy sibuk!"

"Kan ada Om Gusti."

"Uhh,, Om Gusti kan selalu sama Dad. Sama aja!" Keluh Caca.

Gusti tertawa melihat Caca cemberut.

Tiba-tiba saja Caca melepas genggaman tangan Gusti berlari menuju seseorang yang dikenalnya.

"Nona Caca! Tunggu! Jangan lari!"

Gusti panik takut terjadi apa-apa dengan putri Big Boss nya.

"Assalamualaikum Tante Cantik!" Sapa Caca saat melihat Kanaya di Farmasi.

"Waalaikumsalam. Eh, kamu ..." Kanaya mencoba mengingat.

"Caca Tante Cantik. Yang waktu di Toilet Mall?" Caca tersenyum.

"Masya Allah. Iya. Kamu gadis cantik yang ditoilet waktu itu ya. Maafkan Tante sempat tidak ingat." Kanaya tersenyum pada Caca.

Caca reflek mencium tangan Kanaya tentu saja membuat Kanaya terkejut.

"Tante sedang apa disini? Tante sakit?" Caca melihat Kanaya memegang bungkus obat ditangannya.

"Oh tidak. Tante tidak sakit. Ibu Tante yang sakit." Kanaya yang memang sedang mengambil obat untuk Ibu panti yang sedang di rawat di Rumah Sakit.

Caca manggut-manggut mendengarkan jawaban Kanaya.

"Kamu sendiri sedang apa?" Kanaya melihat saat Gusti datang menghampiri Caca.

"Nona Caca, kenapa lari. Om Gusti takut Nona kenapa-napa?" Gusti menetralkan nafasnya yang masih tersengal.

"Om ini Tante Cantik yang waktu itu Caca ceritakan."

Kanaya dan Gusti saling menganggukan kepala.

"Aku tidak sakit Tante, tapi Oma Caca yang sedang sakit. Oma dirawat disini." Seketika wajah Caca berubah sedih dan kembali hampir menangis.

Entah apa yang mendorong Kanaya hingga ia reflek memeluk Caca membawanya dalam dekapan.

"Sayang, jangan menangis. Caca harus doakan Oma agar Oma Caca lekas sembuh. Karena yang saat ini Oma perlukan hanya doa."

Kata-kata Kanaya dan usapan lembutnya dipunggung dan kepala Caca seolah menenangkan Caca.

"Makasi Tante. Caca akan selalu doakan Oma. Caca juga akan doakan agar Ibu Tante segera sembuh."

"Terima kasih ya Sayang. Kamu anak yang cantik dan baik. Kalau begitu Tante permisi dulu ya. Assalamualaikum."

Caca mengambil tangan Kanaya mencium tangan Kanaya.

"Waalaikumsalam. Bye Tante."

Caca memberikan lambaian tangan pada Kanaya yang semakin lama hilang setelah Kanaya berbelok.

"Ya Allah! Kenapa Caca lupa!" Caca tiba-tiba menepuk dahinya.

"Lupa apa Nona Caca?" Gusti harus siap dengan sikap random Boss kecilnya.

"Caca lupa tanya nama Tante Cantik!"

Gusti tak berkomentar apa-apa hanya mengerutkan dahinya.

Terpopuler

Comments

Mur Wati

Mur Wati

aku baca lagi karna suka ceritanya 😬😬😬

2023-09-25

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

saking bahagia nya Caca ketemu Kanaya sampe lupa nanya namanya 😅😅😅😅

2023-06-20

1

Kenyang

Kenyang

pertemuan yg memikat hati😂🤭💞💞💞

2023-06-12

1

lihat semua
Episodes
1 Aurelia Titania
2 Kanaya Larasati
3 Clarisa Aurora Bryan
4 Tante Cantik
5 Nicholas Bryan
6 Sonia Hofman
7 Wawancara
8 Caca Ngambek
9 Bisik-Bisik Tetangga
10 Mengunjungi Pusara Mommy Aurel
11 Rumah Sakit
12 Masa Lalu Kanaya
13 Calon Bunda Caca
14 Permintaan Oma Marisa
15 Nicholas Bryan Corporate (NBC)
16 Kesayangan Caca
17 Menjemput Oma Marisa
18 Sisi Lain I Gusti Ngurah Rai
19 Terpesona
20 Salah Menjawab
21 Chat Mantan Suami
22 Kenangan Bersama Almarhumah Aurel
23 Dufan (Dunia Fantasi)
24 Gengsi Nicholas Bryan
25 Adegan Romantis
26 Makan Siang
27 Kediaman Nicholas Bryan CEO NBC
28 Tugas Baru Kanaya
29 Jadi Guru Privat Caca
30 Salman Al Farisi
31 Idola Kaum Hawa
32 Itu, Ustadz Salman?
33 Geng Heboh Oma Marisa
34 Gara-gara Ustadz Viral
35 Gede Gengsi? Iri, Bilang Boss!
36 Main Bersama
37 Mantan Suami?
38 Caca Masuk RS
39 Canggung
40 Ustadz Salman Menjenguk Caca
41 Hareudang, Panas, Panas, Panas!
42 Cari Perhatian
43 Masuk Infotainment
44 Persiapan
45 Sahabat Lama
46 Tak Terduga
47 Siasat Nick
48 Alvin Datang
49 Pegawai Nakal
50 Ada Apa Dengan Dira
51 Kejutan
52 Gengsi
53 Misi Rahasia
54 Sepakat
55 Gelisah
56 Mencurigakan
57 Max Weber
58 Sepertinya
59 Siasat Oma Marisa
60 Boss Killer VS Ustadz Viral
61 Salah Paham
62 Uring - Uringan
63 Putriku
64 Nick Sakit
65 Kasih Ibu Sepanjang Masa
66 Menata Hati
67 Masa Lalu Tante Amelia
68 Bertemu
69 Ikhlas Itu Sulit
70 Tiba di Pesantren
71 Khalisa Humairah
72 Maukah Kamu Menikah Denganku?
73 Jawaban
74 Ziarah Ke Makam
75 Calon Mantan Duda
76 Mantan Mertua VS Calon Mertua
77 Hari Ibu
78 H-1
79 SAH
80 Resepsi
81 Malam Pertama
82 Masih Malam Pertama
83 Pagi Pertama
84 Pengantin Baru
85 Bulan Madu
86 Bulan Madu Part 2
87 Bulan Madu Part 3
88 Bulan Madu Last Part
89 Pulang Bulan Madu
90 Ke kantor Berstatus Istri
91 Nick Squad
92 Menjenguk Tuan Baskoro
93 Aku Mencintaimu Karena Allah
94 Pengantin Dadakan
95 Panggil Sayang
96 Pilih Mana Sayang?
97 Kenalan Dulu
98 35 Cm
99 Hasilnya?
100 Tips dari Adik Ipar
101 Siap Tempur
102 Konferensi Pers
103 Resepsi Ustadz Salman dan Dira
104 Yang Tertunda
105 Menggoda Pengantin Baru
106 Sekalian Saja
107 Cita-Cita
108 Daftar Kuliah
109 Kumpul Keluarga
110 Dunia Fantasi
111 Tes Masuk
112 Ziarah
113 Kulkas 2 Pintu
114 Kuliah Perdana
115 Pakaian Dinas
116 Dosen
117 Menjemput Istri
118 Deep Talk
119 Kontraksi
120 Kebahagian
121 Tasyakuran
122 Si Kembar
123 Silahturahmi
124 Dira Ngidam
125 Kakak dan Dede
126 Kelulusan Caca
127 Kelahiran Baby Triplet
128 Aqiqah Triplet (End)
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Aurelia Titania
2
Kanaya Larasati
3
Clarisa Aurora Bryan
4
Tante Cantik
5
Nicholas Bryan
6
Sonia Hofman
7
Wawancara
8
Caca Ngambek
9
Bisik-Bisik Tetangga
10
Mengunjungi Pusara Mommy Aurel
11
Rumah Sakit
12
Masa Lalu Kanaya
13
Calon Bunda Caca
14
Permintaan Oma Marisa
15
Nicholas Bryan Corporate (NBC)
16
Kesayangan Caca
17
Menjemput Oma Marisa
18
Sisi Lain I Gusti Ngurah Rai
19
Terpesona
20
Salah Menjawab
21
Chat Mantan Suami
22
Kenangan Bersama Almarhumah Aurel
23
Dufan (Dunia Fantasi)
24
Gengsi Nicholas Bryan
25
Adegan Romantis
26
Makan Siang
27
Kediaman Nicholas Bryan CEO NBC
28
Tugas Baru Kanaya
29
Jadi Guru Privat Caca
30
Salman Al Farisi
31
Idola Kaum Hawa
32
Itu, Ustadz Salman?
33
Geng Heboh Oma Marisa
34
Gara-gara Ustadz Viral
35
Gede Gengsi? Iri, Bilang Boss!
36
Main Bersama
37
Mantan Suami?
38
Caca Masuk RS
39
Canggung
40
Ustadz Salman Menjenguk Caca
41
Hareudang, Panas, Panas, Panas!
42
Cari Perhatian
43
Masuk Infotainment
44
Persiapan
45
Sahabat Lama
46
Tak Terduga
47
Siasat Nick
48
Alvin Datang
49
Pegawai Nakal
50
Ada Apa Dengan Dira
51
Kejutan
52
Gengsi
53
Misi Rahasia
54
Sepakat
55
Gelisah
56
Mencurigakan
57
Max Weber
58
Sepertinya
59
Siasat Oma Marisa
60
Boss Killer VS Ustadz Viral
61
Salah Paham
62
Uring - Uringan
63
Putriku
64
Nick Sakit
65
Kasih Ibu Sepanjang Masa
66
Menata Hati
67
Masa Lalu Tante Amelia
68
Bertemu
69
Ikhlas Itu Sulit
70
Tiba di Pesantren
71
Khalisa Humairah
72
Maukah Kamu Menikah Denganku?
73
Jawaban
74
Ziarah Ke Makam
75
Calon Mantan Duda
76
Mantan Mertua VS Calon Mertua
77
Hari Ibu
78
H-1
79
SAH
80
Resepsi
81
Malam Pertama
82
Masih Malam Pertama
83
Pagi Pertama
84
Pengantin Baru
85
Bulan Madu
86
Bulan Madu Part 2
87
Bulan Madu Part 3
88
Bulan Madu Last Part
89
Pulang Bulan Madu
90
Ke kantor Berstatus Istri
91
Nick Squad
92
Menjenguk Tuan Baskoro
93
Aku Mencintaimu Karena Allah
94
Pengantin Dadakan
95
Panggil Sayang
96
Pilih Mana Sayang?
97
Kenalan Dulu
98
35 Cm
99
Hasilnya?
100
Tips dari Adik Ipar
101
Siap Tempur
102
Konferensi Pers
103
Resepsi Ustadz Salman dan Dira
104
Yang Tertunda
105
Menggoda Pengantin Baru
106
Sekalian Saja
107
Cita-Cita
108
Daftar Kuliah
109
Kumpul Keluarga
110
Dunia Fantasi
111
Tes Masuk
112
Ziarah
113
Kulkas 2 Pintu
114
Kuliah Perdana
115
Pakaian Dinas
116
Dosen
117
Menjemput Istri
118
Deep Talk
119
Kontraksi
120
Kebahagian
121
Tasyakuran
122
Si Kembar
123
Silahturahmi
124
Dira Ngidam
125
Kakak dan Dede
126
Kelulusan Caca
127
Kelahiran Baby Triplet
128
Aqiqah Triplet (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!